Sabtu, Januari 18, 2025

Subhanallah Disdik Jawa Barat

Oleh : Dudung Nurullah Koswara
(Ketua Pengurus Besar PGRI)

Tiga kata untuk Disdik Jawa Barat. Love Disdik Jabar! Mengapa? Karena sejumlah kebijakan sangat-sangat pro guru. Baru saja ribuan guru mendapat pengakuan dan tunjangan kesejahteraan dari Disdik Jabar, kini ada yang cukup menarik dan beda. Apa ? Terkait seleksi bakal calon kepala sekolah.

Beberapa kali Saya tulis aspirasi guru di koran Pikiran Rakyat, Radar Jawa Pos, Sinar Pagi News dan beritadisdik.com serta sejumlah media online lainnya. Diantara pesan yang sering Saya tulis adalah : 1) sejahterakan guru honorer di Jawa Barat, 2) perbaiki rekrutmen kepala sekolah berbasis prestasi/juara, 3) angkat para kepala sekolah dan pengawas dimulai dari umur yang paling mendekati kadaluarsa, 4) utamakan bantuan pada sekolah-sekolah pinggiran dan sejumlah aspirasi kontekstual lainnya.

Sungguh indah jeritan guru yang sempat Saya suarakan di sejumlah media diterima sebagai landasan seleksi bakal calon kepala sekolah tahun ini. Apa yang dijadikan masukan? Pertama terkait pentingnya guru prestasi diutamakan, terutama yang juara nasional dan tingkat provinsi (buku panduan hal. 31). Kedua tentang syarat bakal calon tidak harus dari wakil kepala sekolah, substansinya adalah manajerial (buku panduan hal. 19 dan 20).

Dalam pedoman pengusulan dan seleksi administrasi bakal calon kepala sekolah SMA, SMK, dan SLB negeri tahun 2020, jelas tertulis sangat afirmatif pada guru berprestasi. Luar biasa buku pedoman ini, makin membaik syarat dan administrasi seleksi bakal calon kepala sekolah SMA/SMK/SLB di Disdik Provinsi jawa Barat. Tanda-tanda Jabar Juara Lahir Batin nampak jelas dalam buku panduan tahun ini.

Disdik Provinsi Jawa Barat memberi peluang kepada semua guru yang memenuhi syarat untuk menjadi bakal calon kepala sekolah. Menjadi bakal calon kepala sekolah tidak identik lagi dengan harus pernah menjadi wakasek. Faktanya di sekolah tertentu untuk menjadi wakasek ada kultur yang tak memungkinkan bergiliran. Menjadi kepala perpusatakaan, kepala laboran, ketua MGMP dan jenis pengalaman manajerial lainnya. Ini sangat melentur dan afirmatif.

Hal yang paling wow dan subhanalah adalah terkait guru berprestasi. Ini sangat oke. Mengapa ? Karena bila menjadi guru berprestasi tingkat provinsi dan nasional dianggap sangat menentukan kelulusan. Ini sangat-sangat positif. Bisa jadi Disdik Jabar Juara Lahir Batin akan makin cepat tercapai. Mengapa? Karena ada “imbalan” karir. Siapa saja guru yang bisa juara 1 dan juara nasional diafirmasi dalam seleksi calon kepala sekolah.

Cocok sekali bila hadiah bagi guru berprestasi, berdedikasi dan punya inovasi jenjang provinsi dan nasional adalah “jaminan” menjadi kepala sekolah. Saya pikir ini tidak berlebihan. Bahkan jangan sampai ada guru tak punya prestasi namun karena “KKN” dan karena “relasi” lolos dan ditempatkan menjadi kepala sekolah. Sementara guru berprestasi/berdedikasi/ inovator pendidikan jenjang provinsi dan nasional terpinggirkan. Ini dosa besar layanan birokrasi pendidikan.

Salut pada Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dedi Supandi. Nampaknya Dedi Supandi memahami lapangan dan dinamika aspirasi guru di Jawa Barat. Selamat berjuang para bakal calon kepala sekolah SMA/SMK/SLB. Saatnya membuktikan bahwa para bakal calon kepala sekolah hasil seleksi tahun 2019/2020 adalah terbaik ke dua setelah angkatan 2019. Angkatan diklat kepala sekolah tahun 2019 adalah gelombang pertama para CKS era Ridawan Kamil.

Sukses sebuah bangsa, rakyat dan negara terkait bawaan pemimpinnya. Sosok Gubernur Jawa Barat adalah sosok yang wow. Bila kita berkeliling ke luar Jawa Barat maka nama Gubernur Jawa Barat yang terkenal dengan Kang Emil atau RK sungguh sangat populer. Bawaan juaranya semoga menebar pada entitas guru Jawa Barat. Bukankah Ridwan Kamil adalah juara dalam bidang arsitek beberapa kali bahkan sampai tingkat dunia ?.

Related Articles

Media Sosial

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
Google search engine

Berita Terbaru