Oleh : Dudung Nurullah Koswara
(Ketua Pengurus Besar PGRI)
Sebagai Ketua Pengurus Besar PGRI turut bangga seorang guru SD masih muda dan milenialis terpilih menjadi sekretaris PGRI Kabupaten Subang. Para pengurus PGRI yang merintis karir di organisasi sejak dari ranting tidaklah mudah. Jenal Aripin sosok yang dipercaya anggota untuk menjadi pengurus penting di PGRI Kabupaten Subang.
Dalam Usia 34 tahun sudah bisa jadi sekretaris PGRI tingkat kabupaten. Puluhan tahun ke depan Ia akan menyaksikan beragam dinamika dan warna perjuangan PGRI. PGRI masih identik dengan organisasi profesi yang belum milenial. Sosok-sosok potensial seperti Jenal Aripin harus terus dihimpun dalam organisasi PGRI.
Satu lagi kader muda membanggakan yakni Muhammad Syafi’I terpilih menjadi Ketua PGRI Provinsi Riau. Ia adalah dosen muda yang milenialis dan enerjik. Gagasan inovatif dan kreatif banyak muncul dari pemikirannya. Ia adalah doktor muda yang memahami ilmu lingkungan. Seorang guru dan dosen muda milenialis sangat dibutuhkan di PGRI.
Mengapa PGRI membutuhkan guru dan dosen milenial ? Setidaknya ada beberapa harapan. Pertama dengan adanya guru dan dosen milenial dalam kepengurusan, maka suatu saat mereka akan dapat menjadi senior yang matang. Hadirnya para pengurus PGRI yang dedikatif merambat dari bawah sangat penting. Bukan pengurus yang “mendadak dangdut” karena insiden atau karena kepentingan pragmatis.
Kedua hadirnya guru dan dosen milenial menjadi pengurus akan menjadi daya tarik khususnya bagi anggota guru milenial lainnya. Potensi guru dan dosen milenial yang mengurus PGRI dari bawah sangat dibutuhkan oleh organisasi saat ini. Kelebihannya adalah kemampuan IT, tenaga dan sesuai tuntutan zaman. Era disrupsi dan era revolusi industry 4.0 sangat membutuhkan guru-guru muda.
Ketiga PGRI akan kuat bila kolaboratif proporsional, terutama kolaborasi yang menghimpun potensi generasi milenialis di internal PGRI. Muhammad Syafi’i dan Jenal Aripin dengan usia di bawah 40 tahun sungguh wow. Ini akan menjadi harapan masa depan PGRI lebih baik. Sehebat apa pun seseorang bila usia sudah menua maka akan banyak risiko yang dihadapi secara fisik.
Sebaliknya walau pun guru dan dosen muda punya keterbatasan namun karena mereka merambat dari bawah mengurus PGRI maka akan banyak pengalaman dan ilmu yang didapat. Biasanya senior matang penuh ilmu tapi usia menua tak dapat ditolak. Bisasanya yang muda masih banyak kekurangan tapi usia masih panjang. Ia masih punya banyak waktu untuk memperbaiki diri. Demi waktu! Siapa yang punya waktu panjang itulah yang memiliki kesempatan belajar lebih baik.
Semoga sosok-sosok Jenal Aripin dan Muhammad Syafi’i akan terus bertambah hadir memenuhi organisasi PGRI yang dianggap sebagian orang sebagai organisasi yang terlihat tua. PGRI akan terlihat muda dan segar dengan hadirnya pengurus milenial. Pengurus milenial belajar pada senior dan senior menjadi penasehat terbaik bagi para juniornya.
Banyaknya (puluhan) organisasi profesi selain PGRI yang diundang Kemdikbud adalah sebuah fakta adanya sejumlah keragaman dinamika dan aspirasi dikalangan para guru. Hadirnya sosok seperti Jenal Aripin dan Muhammad Syafi’i akan memberi warna indah dalam tubuh internal kepengurusan PGRI.
Hidup Guru ! Hidup PGRI! Milenial Yes !