Sekolah, Ormas Dan Preman!

  • Whatsapp
banner 768x98

Oleh : Dudung Nurullah Koswara
(Ketua Pengurus Besar PGRI)

Sejumlah aspirasi dan curhatan adanya oknum ormas dan preman yang nyatroni sekolahan hampir terjadi disemua jenjang sekolahan. Ini hal yang tak elok, apalagi sikap dan tindakan mereka tidak santun dan jauh dari menghormati martabat dan kedauatan sekolah. Mereka harus mengerti bahwa sekolah bukanlah lembaga yang harus melayani ormas dan preman.

Dalam UURI No 20 Tahun 2003 dan UURI No 14 Tahun 2005 di jelaskan bahwa sekolah adalah layanan pendidikan. Sekolah adalah penyelenggara pendidikan, bukan pelayan ormas atau pun preman. Apalagi bila kedatangan ormas dan preman ke sekolah itu ujung-ujungnya adalah meminta jatah.

Kepala sekolah, guru dan warga sekolah yang bersatu bahu-membahu menjaga kedaulatan sekolah dari gangguan oknum ormas dan preman yang tak bertanggung jawab sungguh mulia. Kepala sekolah, guru dan warga sekolah harus kompak menjaga martabat sekolah. Bahkan sebaiknya kolaborasi dengan organisasi profesi guru (PGRI), dewan pendidikan dan birokrasi terkait. Sekolah harus zero dari intimidasi dan perilaku lebay para oknum ormas dan preman.

Sebaiknya para pimpinan ormas dan preman memahami kebatinan guru dan sekolahan. Bukankah oknum ormas dan preman dahulu pernah sekolah? Anggap saja setiap guru dan kepala sekolah yang dijumpainya adalah guru dan kepala sekolah yang dahulu pernah memberi ilmu ijazah dan mendidikan kita. Kecuali mereka tak pernah sekolah.

Adanya ormas dan preman nyatroni sekolahan tidaklah elok. Ormas sebaiknya lebih banyak menertibkan tempat parkir, mall, terminal dan pasar. Biarkanlah sekolah urusan lembaga dan birokrasi terkait pendidikan saja. Saya sendiri punya pengalaman 10 (sepuluh) tahun yang lalu di sebuah daerah. Begitu arogan anggota ormas masuk sekolah.

Ada ormas saat PPDB langganan memaksa menitipkan siswa baru. Saat ada anak didik bermasalah pun ikut campur bela anak bermasalah. Saat mereka ada acara, malah minta dana ke sekolahan. Ini menjadi lucu dan menarik didalami. Sekolah sebaiknya terhindar dari oknum ormas dan preman yang merugikan dunia layanan pendidikan kita.

Sebaiknya ormas dan preman tidak cari makan di sekolahan. Saat PPDB mencari nafkah dari orangtua siswa. Orangtua dimintai sejumlah uang dan mereka memberi jaminan akan masuk sekolah yang diinginkan. Ini anomali dunia pendidikan kita. Sejumlah ormas pun sama menjadikan sekolahan sebagai bagian dari target. Bahkan saat menjelang hari raya banyak yang minta THR ke sekolahan. Ini aneh.

Sebaiknya ormas dan siapa pun menghargai sekolah sebagai “Rumah Ibadah Pendidikan” yang harus dibantu bukan disatroni. Ratusan anak dengan latar belakang sosial ekonomi berbeda ada di setiap sekolahan. Ratusan anak dengan masalahnya sendiri-sendiri. Sebaiknya pihak eksternal sekolahan ormas/preman mengurangi beban sekolah, bukan malah menambah beban.

Semoga oknum ormas non pendidikan dan preman yang suka masuk ke sekolahan sadar diri bahwa beban sekolah tidak ringan dalam melayani anak bangsa. Tugas sekolah adalah mencerdaskan kehidupan bangsa melalui layanan bermutu pada setiap anak didik walau dengan segala keragaman potensi dan keterbatasan.

Sebaiknya ormas non pendidikan memahami bahwa dunia sekolahan adalah bagian yang harus dibantu bersama-sama agar setiap anak bangsa bisa mendapatkan layanan terbaik di sekolahan. Bukan malah disatroni!

Sekolahan sebaiknya bersih dari oknum-oknum tertentu yang langganan “bermodus”. Mengapa ? Karena beban sekolah tidak ringan dan butuh kontribusi dari semua pihak. Bukan malah ada ormas dan oknum menambah beban dengan meminta kontribusi. Lucu kan ? Mengurangi beban pihak lain adalah ibadah. Menambah beban adalah dosa!

banner 728x90

Pos terkait

banner 728x90