Pewarta : Agus Lukman
Koran SINAR PAGI, Kab.Garut,- Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Republik Indonesia bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia, Jum’at (09/10/2020), menggelar acara Focus Group Discussion (FGD) Pemetaan Potensi Usaha Perempuan dan Kampung Koperasi Menuju Modernisasi Koperasi, di Hotel Harmoni, Jalan Raya Cipanas Baru, Tarogong Kaler, Kabupaten Garut.
Hadir dalam acara, Menteri PPPA RI, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Sekretaris Menteri Koperasi dan UKM RI, Prof.Dr.H.Rully Indrawan,MSi, Wakil Bupati Garut, dr.Helmi Budiman, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Garut, Ir.Suhartono, Komisaris PT MDM, Abianti Riana, Dirut PT MDM, Epit Dwi Anggoro, Pimpinan Cabang PNM Garut, Gema Arief Pramuji, Asisten Deputi Tata Laksana Koperasi dan UKM, M Hanafiah, Kasubid Sistem Akuntabilitas Usaha Khaerul Bariyah, Officer PKU dan JML PNM cabang Garut, Billy Nur Akbar Paramita,
Sekretaris Menteri Koperasi dan UKM RI, Rully Indrawan mengatakan, kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mentradisikan sinergi antar kementerian dan lembaga, dalam hal ini Permodalan Nasional Madani (PNM), Bank Jabar dan pemerintah daerah.
“Ini untuk menghadapi satu fenomena yang kita ketahui, bagaimana potensi ekonomi di kalangan wanita ini sudah terbukti dan diharapkan kedepan lebih besar lagi dengan adanya sinergi, ini harapannya,” tutur Rully.
Secara makro, eksisting perekonomian global di masa pandemi ini sudah terbuka luas, dunia mengalami kontraksi ekonomi yang luar biasa. Namun di Indonesia, sambung dia, walaupun ada penurunan kontraksi ekonomi, tetapi pada tingkat yang cukup toleran dan negatifnya semakin kecil.
“Kemarin pun di kwartal kedua, kita tahu bahwa kontraksi ini sampai negatif lima, tapi Singapore 11%, Amerika malah minus 33% dan kita hanya minus 5%, di kwartal ketiga ini semakin baik. Yang kita prioritaskan untuk kelompok wanita ini ada tiga, yakni fashion, kuliner dan industri rumahan lainnya,” jelas Rully.
Sementara, Menteri PPPA RI, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, mengatakan, saat ini Kementerian Koperasi dan UKM di era digitalisasi ini sudah memberikan ruang seluas-luasnya untuk perempuan, baik di bidang koperasinya maupun pelaku-pelaku UMKM.
“Selaku Menteri Pemberdayaan Perempuan sangat memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya, bahwa kami di kementerian tidak akan bisa bekerja maksimal memberdayakan setengah populasi penduduk Indonesia, tanpa kolaborasi dan sinergi dengan kementerian lembaga terkait, baik pusat maupun daerah, dan juga lembaga masyarakat, dunia usaha termasuk media,” papar Gusti Ayu.
Kontribusi dari pemberdayaan perempuan ini, lanjut Gusti Ayu, kalau melihat salah satu contoh saja di UMKM, itu 50% adalah perempuan. Namun, pihaknya akan mencari benang merahnya, karena di satu sisi potensi populasi penduduk, ini setara.
“Kalau dari segi peran, kita lihat UMKM 50% dimiliki oleh perempuan. Tetapi ketika kita melihat dari Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) dan lain sebagainya PR besar bagi kita perempuan. Kalau kita seperti sekarang ini, KUKM menggandeng kami dengan mendorong perempuan, kedepannya saya yakin dan optimis, dan strateginya adalah sinergi dan kolaborasi, intinya seperti itu kekuatan kami,” tandasnya.
Wakil Bupati Garut dr. Helmi Budiman, menyebutkan, bahwa di Kabupaten Garut dengan jumlah 442 desa dan kelurahan di 42 kecamatan, memiliki potensi yang sangat besar. Ada kurang lebih 1500 koperasi dan sebanyak 890 koperasi aktif.
“Untuk UMKM-nya alhamdulillah, biasanya kalau kita mendata hanya 51 ribu, tetapi sekarang meningkat menjadi 130 ribu, dan ini peningkatan yang sangat tajam, apakah ini dampak Covid-19, orang lebih banyak melakukan usahanya di rumah,” jelas Helmi.
Dimasa Covid-19 ini peran perempuan sangat luar biasa. Biasanya ibu-ibu hanya membantu suami, sekarang ini malah berbalik karena suami yang biasa bekerja di luar, menjadi membantu istri dalam pengembangan usahanya di rumah.
“Sekarang ini bukan hambatan lagi untuk bekerja di rumah, saat ini ada pemasaran online, virtual dan sebagainya, bahkan sekarang sudah banyak dan tentu ini yang sudah terlihat karena banyak ibu-ibu, ini di sektor kuliner,” kata Helmi.