Pewarta: Dwi-Dila
Koran SINAR PAGI (Banyumas)-, Dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 Hijriah santri PP Miftahul Ulum menggelar acara shalawatan dan pembacaan maulid simtuddoror pada Rabu (19/8/2020) pukul 19.30 WIB di Masjid Ibnu Sina, Kecamatan Ajibarang. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh santri dan Dewan Asatidz dan para Banser yang membantu dalam penjagaan keamanan. Kegiatan berjalan lancar dan meriah diiringi oleh Group Hadroh Nurunnabi dari Cikembulan yang dipimpin oleh Gus Chazim Inta Ma’rufa (Gus Aim) dari Cikembulan dan di pandu oleh Ustadz Abdul Aziz.
Pengasuh PP Miftahul Ulum Ustadz Abu Bakar Jury, Lc., M.H mengatakan bahwa sejarah Tahun Hijriyah berdasar pada peristiwa besar yaitu hijrahnya Rasulullah SAW dari kota Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Perhitungan Tahun Baru Islam bermula di masa Umar bin Khattab R.A. tepatnya 6 tahun pasca wafatnya Nabi Muhammad SAW. Umar bin Khatab bermusyawarah dengan para sahabat dan bersepakat untuk menjadikan momentum dimana terjadi peristiwa hijrah sebagai awal mulai perhitungan tahun dalam Islam.
Di bulan Muharram, terdapat beberapa peristiwa penting, pertama hari Asyura yang jatuh pada 10 Muharram yang diyakini hari kebebasan Musa dari kejaran Firaun, dan kita disunnahkan berpuasa pada tanggal tersebut. Yang kedua adalah peristiwa gugurnya Husein bin Ali, cucu Rasulullah SAW di tanah Karbala. Selain itu ada beberapa peristiwa penting lainnya.
Adapun terkait amalan di bulan Muharram yaitu memperbanyak puasa sunah. Allah menciptakan 12 bulan, namun ada 4 bulan yang dimuliakan Allah yaitu Rajab, Dzulqaidah, Dzulhijah, Rajab dan Muharram. Seperti dalam firman Allah SWT: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu.” (At Taubah/9:36)
“Dari sekian hari di bulan Muharram, yang lebih afdol adalah puasa hari ‘Asyura, yaitu pada 10 Muharram. Puasa Asyura 10 Muharram memiliki keutamaan yang tinggi karena dapat menghapus dosa setahun lalu. Puasa Tasu’a 9 Muharram. Selain itu ada amalan lainnya yaitu memperbanyak sedekah, mengerjakan amalan sunah, memperbanyak puasa dan lainnya.” sambungnya.
Tidak ada manusia yang tak luput dari kesalahan dan dosa. Kesholehan/kesholehahan seseorang tak dapat dinilai saat keramaian, namun akan terlihat dikala seseorang sendirian. Menjaga hubungan baik habluminallah dan habluminannas. Lakukan kebaikan dan kejujuran niscaya Allah hapuskan dosa. Bergaul dengan baik maka dimanapun kita berada akan mulia. Semoga segala amal ibadah kita diterima Allah SWT dan kita menjadi insan yang lebih baik.