Penulis: Nikmatus Sholikah (Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Brawijaya Malang)

Pernyataan yang dilontarkan oleh Youtuber sekaligus Selebgram Indira Kalistha berhasil menuai kontroversi dan menjadi buah bibir publik didunia maya. Dalam akun YouTube Gritte Agatha pada 13 Mei 2020, Indira dianggap meremehkan virus Corona atau COVID-19. Pernyataan Indira dikejam berbagai pihak, mulai dari publik, tenaga medis hingga akademisi karena di anggap menyebar informasi yang menyesatkan dan membahayakan orang lain (16/5).

Menurut dr.Ali Haedar, Dokter spesialis Emergency Medicine (EM) di RS Syaiful Anwar Malang menuturkan, pernyataan Indira Kalistha yang enggan memakai masker karena merasa pengap dan beberapa kalimat lainnya yang di anggap meremehkan Covid-19 bisa berdampak negatif bagi orang lain. Sikapnya dianggap tidak pintar dalam mengedukasi masyarakat ditengah pendemi yang telah merenggut jutaan manusia. Indira bisa masuk golongan istilah COVIDIOT atau seseorang yang egois, tak mengindahkan protokol social distancing,  yang bisa merugikan orang lain. “Mungkin, seleksi alam di Indonesia karena Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) akan menyebabkan ‘yang bodoh, yang akan punah’, dalam artian orang yang egois tak memperhatikan protokol Kesehatan COVID-19. Kita sebagai masyarakat modern lebih sulit menghindari transmisi informasi lewat sosial media,” pungkasnya.

Kemudian dr.Ali Haedar juga menambahkan, ada 5 tanda dan gejala COVIDIOT, mereka secara sadar tampak sering melakukannya. Pertama adalah menyebarkan berita yang tidak benar terkait COVID-19, melakukan perkerumunan atau menginisiasi kegiatan perkerumunan, melakukan travelling dengan tujuan piknik, menolak isolasi diri setelah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit atau setelah dinyatakan sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengwasan (PDP) dan membanggakan kekebalan tubuhnya. “Orang yang masuk istilah COVIDIOT secara tidak langsung bisa menyebarkan penyakit COVID-19, jika dirinya secara tidak sadar sudah terkena virus,” tutupnya.

Kemudian menurut Pakar Ilmu Komunikasi dari Universitas Brawijaya (UB) Malang, Maulina Pia Wulandari,Ph.D, apa yang dilakukan oleh Selebgram Indira Kalistha adalah sebuah kecerobohan dan kebodohan seorang public figure. Dia tanpa sengaja mengajak publik untuk melakukan hal yang tidak benar dan merugikan masyarakat yang sudah banyak menderita ditengah pendemi COVID-19. “Seorang public figure harus memikirkan bahwa semua tindakan dan ucapannya bisa diikuti oleh followernya. Statement Indira Kalista menunjukkan ketidakpatuhan dirinya terhadap upaya pencegahan Covid 19 dan sikapnya yang meremehkan keganasan virus Covid 19 merupakan upaya sensasi yg dilakukannya untuk mendapat perhatian netizen dan menganggap dirinya lucu,” tutur wanita yang menyelesaikan study doktoral di University of Newcastle, Australia.

Selanjutnya Pia menambahkan, dalam ilmu komunikasi setiap komunikator (pengirim pesan) harus pahan, komunikasi itu akan membawa dampak meskipun itu kecil. Kemudian komunikasi itu sifatnya irreversible tidak bisa diputar kembali. Jadi seorang komunikator itu harus cermat dalam menyampaikan pesan kepada audience apalagi jika audiencenya dalam jumlah yg banyak. Karena sosok Indira Kalistha memiliki 1,5juta follower dan menjadi public figure maka pesan yang ia sampaikan bisa berdampak besar. Publik bisa saja mengikuti apa yg disampaikan oleh idolanya.

“Untuk followernya Indira Kalista, bijak dalam menerima semua yg dikatakan selebgram dan vlogger yg terkenal suka asal bicara atau ‘ngablak’. Dipikir dengan seksama apakah yang disampaikan selebriti itu benar atau tidak, pantas atau tidak untuk dilakukan. Bahkan saya juga menghimbau untuk pihak Polri untuk tegas kepada Indira Kalista yang sudah menyebarkan pesan yg menyesatkan yg bisa mengajak org lain untuk tidak patuh pada peraturan pemerintah terkait upaya pencegahan Covid 19. Ucapannya yang berbahaya, bisa mengajak 1,5 followernya untuk melakukan tindakan yang ceroboh sehingga dapat membahayakan nyawa orang lain. Saya pikir ini harus diberikan sangsi hukum. Kalau mau diberi sangsi sosial, segera saja tangkap Indira Kalista untuk menjadi relawan Covid di RS Pusat Penanganan covid 19 dan relawan pengubur jenasah. Kita lihat apakah dia masih punya nyali yang besar sebesar omongannya,” tegas Dosen Magister Ilmu Komunikasi UB.

Meskipun video yang diuanggah di channel YouTube Gritte Agatha saat ini sudah di edit dan penyataan Indira di video itu pun sudah dipotong. Namun, warganet masih ramai memperbincangkan bahkan di unggah ulang potongan video Indira yang menuai banyak kontroversi tersebut.