Pewarta: Dwi Arifin
Koran SINAR PAGI (Kabupaten Bandung)-, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Kabupaten Bandung, memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Parsial Tahap 2, yang akan berlangsung mulai tanggal 6 hingga 19 Mei 2020.
PSBB Parsial Tahap 2 tersebut akan diberlakukan di 8 kecamatan, di antaranya Baleendah, Banjaran, Bojongsoang, Cileunyi, Dayeuhkolot, Margaasih, Margahayu dan Rancaekek.
“Untuk Kecamatan Cilengkrang dan Cimenyan tidak diikutkan lagi pada PSBB Parsial Tahap 2. Namun digeser ke 3 kecamatan lainnya, yaitu Baleendah, Banjaran dan Rancaekek,” ungkap Bupati Bandung H. Dadang M. Naser saat mengikuti Teleconference Evaluasi PSBB antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) bersama kabupaten kota se Jabar di Bale Riung Soreang, Selasa (5/5/2020).
Tiga kecamatan itu, kata Bupati Dadang Naser, ditambahkan pada pelaksanaan tahap 2 karena munculnya angka positif covid-19. “Rancaekek ada 2 warga positif, yaitu dari cluster acara HIPMI Karawang dan yang satu sudah sembuh. Sementara di Baleendah dan Banjaran ada pertumbuhan dari pelaku perjalanan,” kata Bupati Dadang Naser.
Data positif covid-19 beberapa hari ini tidak menunjukkan peningkatan, yaitu berada di angka 39. Namun data Orang Dalam Pemnatauan (ODP) meningkat.
“Pintu masuk ke Kabupaten Bandung cukup banyak. Sesaat sebelum PSBB Tahap 1 diberlakukan, banyak warga yang sudah terlanjur mudik ke Kabupaten Bandung. Namun setelah diberlakukan PSBB, arus mudik mulai menunjukkan penurunan,” urai bupati
Strategi yang dilakukan pihaknya, bila menerima laporan ada warga yang mudik ke Kabupaten Bandung, langsung dilakukan Rapid Test. “Ini kami lakukan untuk menenteramkan masyarakat di lingkungannya agar tidak menimbulkan permasalahan sosial,” kata Dadang Naser.
Tim Gugus Tugas saat ini telah menyebarkan alat Rapid Test ke tiap-tiap puskesmas yang ada. Karena cara tersebut, dinilai Dadang, paling efektif untuk mencegah penyebaran covid-19.
Di bulan ramadan, tambahnya, banyak masyarakat yang masih melakukan tradisi ‘ngabuburit’. “Kami juga tidak bisa mencegah adanya pedagang dadakan pada bulan puasa ini. Namun demikian bersama jajaran TNI-Polri, kami terus memberikan pemahaman dan pembinaan agar masyarakat dan para pedagang meningkatkan kedisiplinan, tidak berkerumun dan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan covid-19,” tambahnya pula.
Sementara dalam rapat evaluasi PSBB di Bale Sawala Soreang, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistika (Diskominfo) Kabupaten Bandung Yudi Abdurrahman membeberkan, alasan PSBB Parsial Tahap 2 diberlakukan karena terbitnya Keputusan Gubernur Nomor 443/Kep.259-Hukham/2020 Tentang Pemberlakuan PSBB di Wilayah Provinsi Jabar.
“Selain itu, berdasarkan hasil evaluasi Tim Gugus Tugas covid-19, terdapat peningkatan secara kumulatif sejak PSBB diberlakukan. Data pada tanggal 22 April hingga 4 Mei terdapat peningkatan 10 kasus positif, dari 29 menjadi 39,” ungkap Kepala Diskominfo.
ODP, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Tanpa Gejala (OTG) juga menunjukkan penambahan dalam kurun tersebut. “ODP dari 1.355 menjadi 1.479, PDP dari 170 menjadi 246, dan OTG dari 176 menjadi 246,” beber Yudi Abdurrahman.
Hasil evaluasi pelaksanaan PSBB Tahap 1, masih terdapat pelanggaran dilakukan para pengendara. Antara lain tidak memakai masker, sarung tangan, helm, dan ada pula suhu tubuh pengendara di atas normal.
“Selain itu, masih ada ojek online membawa penumpang dan penumpang mobil duduk di samping supir. Ini menjadi bahan pertimbangan saat pemberlakuan Tahap 2 nanti,” lanjutnya.
Seluruh kecamatan, baik yang diberlakukan maupun tidak diberlakukan PSBB, harus membentuk gugus tugas penanganan covid-19 tingkat kecamatan.
“Dibentuk juga strukturnya dengan melibatkan muspika, pemerintah desa, kelurahan, dan elemen masyarakat setempat. Juga didorong agar satuan tugas dan kegiatannya, juga dibentuk di tingkat RW. Ini diperlukan agar gugus tugas tingkat kabupaten, kecamatan, desa hingga RT RW, bersinergi dalam rangka penanganan covid-19,” terang Yudi.
Salah satu tugas gugus tugas tingkat kecamatan, desa/kelurahan dan RW bersama sama petugas dari puskesmas, tambah Yudi, adalah mengantisipasi dan memeriÄ·sa pelaku perjalanan dan pemudik terutama dari daerah episentrum covid-19.
Kabag Ops Polresta Bandung Gandi Jukardi menuturkan, dalam pengamanan PSBB pihaknya menemui sejumlah hambatan. Misalnya rendahnya kesadaran masyarakat akan bahayanya pandemi covid-19.
“Meskipun penggunaan masker sudah mulai bermasyarakat, namun masih banyak warga yang tidak menggunakan masker saat berkendara. Tak hanya itu, kami juga menemukan masih banyak masyarakat yang bergerombol lebih dari lima orang, tapi mereka enggan untuk ditegur,” tutur Gandi.
Pada kesempatan yang sama, PasiOps Kodim 0624 Asep Yohana menjelaskan, dalam kurun waktu 1-4 Mei transmisi lokal maupun cross area dapat ditahan.
“Sejauh ini pergerakan kendaraan dan aktivitas manusia dapat ditekan. Meskipun begitu, kami akan tetap waspada terhadap peningkatan aktivitas kendaraan dan orang, khususnya menjelang hari raya Idul Fitri,” pungkasnya.