Oleh : Sugama
(Penyuluh Kehutanan Jawa Barat)

Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya asli Indonesia. Mulanya pesantren menjadi pusat penggembelengan ilmu agama dengan menekankan nilai-nilai kesederhanaan, keikhlasan, kemandirian, dan pengendalian diri kepada para santri. Sayangnya, seringkali pesantren, terutama di daerah, menutup diri terhadap lingkungan sekitarnya.

Berbeda dengan pesantren lain pada umumnya, Pesantren Yatim Mabda Islam yang berkedudukan di Kampung Pasir gede, Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi, menerapkan sistem pendidikan yang menggabungkan pendidikan agama Islam dengan kemandirian ekonomi dan pemberdayaan masyarakat (community building). Selama ini banyak orang beranggapan bahwa lembaga pendidikan Islam di manapun tidak memiliki fungsi pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Pesantren yang mengedepankan konsep Agro Park ini selain mendidik para santri dengan ilmu Agama Islam juga mengenalkan sistem pendidikan kewirausahaan dan sistem ekonomi mandiri. Dengan luas
lahan pertanian yang dimiliki sekitar 17 hektar, pengelola pesantren telah mampu menjalankan usaha tani produktif.

Usaha tani yang sedang berjalan saat ini berupa sawah, kebun buah-buahan, lahan kayu-kayuan, kolam ikan, peternakan, kebun sayuran, kebun pisang dan pepaya, budidaya lebah madu, jamur tiram, dan Agro Edu wisata.

Pesantren ini telah mampu membiayai kegiatan pembelajaran beserta staf pendidik dan karyawan yayasan. Para santri yang merupakan anak-anak yatim, yang menuntut ilmu di pesantren ini tidak dipungut bayaran apapun.

Konsep Agro Park

Agro Park adalah sebuah kawasan pertanian terpadu yang didalamnya terdapat berbagai aktifitas pendukung pertanian, seperti area pertanian, peternakan, perkebunan, serta area pengolahan pasca panen. Sebuah konsep pengembangan usaha tani yang dikelola secara profesional sebagai pertumbuhan wirausaha dan sebagai tempat pusat pelayanan teknologi sains tentang pertanian, yang terbuka bagi masyarakat umum untuk edukasi dan wisata.

Dalam konsep Agro Park ini pertanian dikelola secara terintegrasi dengan tujuan untuk efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan dari limbah pertanian. Limbah yang dihasilkan dari sektor tertentu setelah diolah akan digunakan kembali untuk dijadikan sebagai bahan baku atau masukan bagi sektor lainnya. Sehinga dari masing-masing sektor terjadi proses interaksi yang saling menguntungkan.

Sebagai contohnya adalah pakan kambing dan domba merupakan limbah dari kulit singkong yang biasanya terbuang. Kulit singkong tersebut diolah dengan cara fermentasi sehingga menjadi silase, makanan ternak yang kaya nutrisi. Kotoran yang dihasilkan oleh ternak di olah untuk dijadikan kompos, dan selanjutnya kompos tersebut dijadikan pupuk kandang yang ramah lingkungan.

Contoh lainnya adalah makanan ternak ayam dan ikan berupa maggot. Maggot sendiri adalah merupakan ‘belatung’ Black Soldier Fly (BSF), masih termasuk dalam keluarga lalat. Maggot ini memakan sampah organik seperti berbagai sisa makanan dan kotoran. Sehinga sisa-sisa makanan dari asrama atau kotoran hewan yang asalnya bermasalah bagi lingkungan pesantren menjadi berguna
untuk keperluan pakan ternak yang mengandung protein tinggi.

Selain sebagai tempat pengembangan sains dan teknologi pertanian, Agro Park juga di dirikan sebagai sarana tempat wisata baru yang berkonsep wisata edukasi pertanian. Elemen-elemen taman seperti kebun sayur dan buah-buahan, ternak kambing dan ayam, kolam ikan, budidaya lebah madu dan jamur kayu dengan segala proses kegiatannya merupakan suatu daya tarik tersendiri bagi pengunjung.

Para pengunjung juga mendapatkan pembelajaran secara langsung dari praktisi lapangan mengenai usaha tani di tempat wisata tersebut.

Pemberdayaan Pesantren dalam Penyuluh Kehutanan

Penyuluhan kehutanan pada hakekatnya adalah upaya pemberdayaan masyarakat, dunia usaha dan pihak lainnya dalam pembangunan kehutanan, merupakan investasi untuk mengamankan dan melestarikan sumberdaya hutan sebagai aset negara.

Penyuluhan kehutanan sebagai upaya alih teknologi kehutanan melalui pendidikan luar sekolah yang ditujukan kepada petani dan kelompok masyarakat lainnya, untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, keterampilan, dan kemampuan dalam memanfaatkan lahan miliknya, pengamanan, serta pelestarian sumber daya alam.

Ketiadaan dana taktis untuk kegiatan penyuluhan serta keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Penyuluh Kehutanan dalam melaksanakan tugasnya merupakan masalah dalam kegiatan penyuluhan kehutanan. Berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait yang mempunyai tujuan dan misi yang sama merupakan salah satu solusinya.

Dalam upaya Pemberdayaan Masyarakat Desa, Penyuluh Kehutanan CDK Wilayah III Sukabumi merasa mendapatkan mitra kerja untuk berkolaborasi dengan
Pesantren Yatim Mabda Islam, yang juga sama-sama mempunya misi untuk memberi edukasi di bidang pertanian dan Kehutanan dalam memberdayakan masyarakat desa.

Di Areal Agro Park Pesantren Yatim Mabda Islam, terdapat sarana dan prasana yang cukup memadai untuk dilakukannya kegiatan pembelajaran dan sekolah lapang bagi masyarakat. Seperti kegiatan konservasi alam, pembuatan media kompos, budidaya tanaman kehutanan, jamur tiram, lebah madu, dan lainnya.

Selain tersedia nya tempat praktek pembudidayaan, di pesantren ini juga terdapat beberapa bangunan aula, baik yang tertutup maupun yang terbuka, pondok atau saung untuk pertemuan, dengan suasana alami yang sejuk dan pemandangan alam sekitar yang indah.

Mendukung Visi Jabar Juara Lahir Batin.

Kegiatan yang sedang dirintis oleh Penyuluh Kehutanan CDK Wilayah III Sukabumi dengan Pesantren Yatim Mabda Islam ini juga sejalan dengan Visi Provinsi Jawa Barat, yaitu : “Terwujudnya jawa barat juara lahir batin dengan inovasi dan kolaborasi”. Sebuah Visi yang ingin membentuk Masyarakat Jawa Barat menjadi Insan yang Bertaqwa, Berbudaya, Berkualitas, Berbahagia dan Produktif.

Dengan melalui tata kelola pemerintahan yang inovatif dan kepemimpinan yang kolaboratif. Juara yang dimaksud dalam Visi Jawa Barat dapat diartikan agar warga Jawa Barat menjadi bangsa yang maju dan kompetitif. Unggul dalam ilmu dan wawasan serta Mandiri Dalam Ekonomi. Anak – anaknya harus lebih pintar dari orang tuanya, harus lebih sehat, dan lebih saleh dan soleha.

Diharapkan akan terbentuknya masyarakat yang maju secara intelektual, dan teknologi serta tidak terkalahkan, tetapi tidak kehilangan nilai-nilai moral dan sosial kemasyarakatan.

Bagi masyarakat Jawa Barat yang terkenal religius dan manut terhadap Ustadz atau kyai, Sami’na Wa Atho’na, melibatkan pihak pesantren dalam pemberdayaan masyarakat merupakan suatu hal yang bersifat positif.

Masyarakat akan lebih tertarik dan percaya sepenuhnya kepada penyuluh dan materi yang diberikan dalam penyuluhan. Sehingga pesan-pesan yang disampaikan besar kemungkinan akan diterima dan dilaksanakan dengan bersunguh-sungguh. Sehingga dapat mempercepat pertumbuhan dan pemerataan pembangunan berbasis lingkungan dan tata ruang yang bekelanjutan.

Diharapkan bagi masyarakat yang telah mengikuti bimbingan atau pelatihan dilingkungan pesantren, selain memperoleh pengetahuan dan wawasan tentang usaha tani, juga dapat meningkatkan kualitas ibadah dan ketaqwaannya. In sya Allah ilmu yang didapatkan akan lebih manfaat dan barokah. Dan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa yang sekaligus mempunyai kepedulian dan berpartisipasi aktif dalam pelestarian hutan dan lingkungannya, akan segera tercapai. Itulah mungkin yang disebut “Masyarakat Jawa barat Juara Lahir batin”.