Kolaborasi Antara Pusat Penyuluhan Kehutanan Kemen LHK RI dengan KTH Bina Mandiri, dan CDK III Sukabumi
Oleh : Sugama
(Penyuluh Kehutanan Jawa Barat)
Sukabumi, Rabu, 25 November 2019.
Dalam rangka meningkatkan kapasitas masyarakat yang memiliki usaha dibidang kehutanan maupun lingkungan hidup khususnya yang bergerak dalam usaha budidaya ulat sutera, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK) dalam hal ini Pusat Penyuluhan yang berkolaborasi dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) Bina Mandiri, dan Penyuluh Kehutanan Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah III Sukabumi mengadakan Kegiatan Pemagangan Budidaya Ulat Sutera yang dilaksanakan di Sekretariat Wanawiyata Widyakarya Bina Mandiri di Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Tanggal 25 – 28 November 2019.
Kegiatan yang melibatkan unsur Pemerintah Pusat dan Daerah, Petani yang memiliki usaha dibidang Kehutanan, serta Pengusaha Kain Tenun ini diikuti oleh sekitar 30 orang peserta. Peserta dari unsur petani yang hadir berasal dari Kabupaten Garut, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi, sedangkan dari unsur pengusaha hadir petinggi dari PT Athisa Tenun Nusantara, yang sekaligus merupakan bapak angkat dari KTH Bina Mandiri.
Dalam sambutannya Kepala CDK Wialyah III Sukabumi, Mohammad Iskandar, menyatakan kebanggaannya atas kepercayaan dari Pemerintah Pusat (Kemen LHK RI) terhadap beberapa KTH binaan Penyuluh Kehutanan yang berada di Wilayah Kerjanya. Sebelumnya beberapa KTH di Kecamatan Cicurug juga telah beberapa kali mendapatkan kepercayaan dari Kemen LHK RI untuk menyelenggarakan kegiatan semacam ini. Mohammad Iskandar juga memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kinerja Penyuluh Kehutanan di wilayah kerjanya.
Selanjutnya Hendro Asmoro, yang mewakili Pusat Penyuluhan Kehutanan, menjelaskan bahwa diadakannya Kegiatan Pemagangan ini merupakan bentuk pembinaan dari Pemerintah Pusat terhadap KTH yang telah ditetapkan menjadi Wanawiyata Widyakarya.
Hendro asmoro berharap setiap Wanawiyata Widyakarya dapat menjadi Kelompok yang mandiri dan menjadi KTH percontohan, serta mampu menyelengarakan pelatihan dan magang bagi masyarakat lainnya.
Harapan serupa juga dinyatakan oleh Firman Nitiwisatra, wakil dari PT. Athisa Tenun Nusantara, yang berharap banyak pada KTH Bina Mandiri untuk dapat menularkan semua pengetahuan dan keterampilannya kepada petani-petani peserta dan diharapkan dapat menelorkan petani-petani yang berhasil dalam usaha budidaya ulat sutera ini.
Selanjutnya Firma juga meminta kepada petani peserta untuk dapat menyerap pengetahuan yang disampaikan secara sungguh-sungguh.
PT. Athisa Tenun Nusantara sendiri, selaku bapak angkat KTH Bina Mandiri, telah menyatakan kesiapannya untuk menyerap semua produksi kokon hasil budidaya petani/masyarakat yang bermitra dengan KTH Bina Mandiri, karena selama ini pabrik tenun yang berada di KTH Bina Mandiri masih belum bekerja pada kapasitas optimalnya, baru sekitar 30 persen.
KTH Bina Mandiri sendiri adalah kelompok tani hutan yang bergerak dalam bidang usaha budidaya ulat sutera, yang telah ditetapkan menjadi Wanawiyata Widyakarya Ulat sutera. Dan merupakan Wanawiyata Widyakarya dibidang usaha ulat sutera satu-satunya di Indonesia.
KTH yang dipimpin oleh seorang petani yang bernama Haji Edi Yusuf ini telah banyak mendapatkan penghargaan, baik dari pemerintah Daerah maupun Pusat. Pada Bulan Agustus 2019 lalu KTH Bina Mandiri menerima penghargaan Innovation Award Tahun 2019 dari Menteri LHK RI.
Dalam menjalankan usahanya KTH Bina mandiri tidak berjalan sendiri, tapi menarik petani-petani lain sebagai mitra kerja, baik yang ada di Kabupaten Sukabumi maupun diluar Sukabumi, seperti Cianjur dan Garut.
Hubungan kerja dalam kelompok berdasarkan cara kerja antara Inti dan Plasma, dimana ketua kelompok bertindak sebagai inti dan para anggota kelompok sebagai plasmanya. Inti mempunyai tugas mengadakan telur ulat dan menetaskannya menjadi ulat yang seterusnya memeliharanya pada fase ulat kecil (instar I sd. III). Fase ini merupakan fase yang paling kritis, memerlukan penangan yang intensif dan memerlukan keahlian khusus.
Kelompok Tani Mandiri telah mempunyai indukan kupu-kupu yang unggul, dengan kode PS. 01. Dalam satu box (satu amplop) terdapat 25.000 telur ulat. Kelompok Tani Bina Mandir telah mampu menetaskan telur ulat dengan persentase keberhasilan sebesar 97 %.
Selanjutnya fase Instar IV dan V, pemeliharaan ulat sutra diserahkan pada anggota kelompok.
Pihak inti memberikan ulat secara Cuma Cuma berikut transfortasinya, juga memberikan pendampingan dan sarana penunjang, berupa pemberian obat-obatan, kapur dan kertas koran. Anggota tinggal menyediakan rumah ulat dan kebun murbeynya. Bila ada kekurangan pakan pada salah satu anggota maka akan dibantu dari fihak inti dan anggota lainnya. Dalam satu periode budidaya ulat dibutuhkan pakan daun murbey sebanyak 800 – 1.000 Kg daun.
Setelah pengokonan selesai dan kokon dipanen, kokon tersebut dibeli kembali oleh fihak inti. Dari satu box telur yang berjumlah 25.000 butir telur akan menghasilkan kokon sebanyak 40-42 Kg kokon. Kokon dibeli dalam keadaan tanpa disortir atau masih campuran. Kokon dibeli oleh fihak KTH Bina Mandirti dengan harga Rp.41,000,-.
Keberhasilan KTH Bina Mandiri ini tentunya tidak terlepas dari peran serta Pembinaan Penyuluh Kehutanan dan Bantuan dari Pemerintah serta kepercayaan dari Pihak Perusahaan / swasta.
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini Penyuluh Kehutan yang membina Wilayah Kecamatan Kadudampit ini adalah saudara U. Muflih, dan sebelumnya wilayah ini berada dalam pembinaan Iman Rusmandar, yang sekarang menjadi Koordinator Penyuluh Kehutanan CDK III Wilayah Sukabumi.