Pewarta : Heri Kusnadi
Koran SINAR PAGI, Ogan Ilir,- Dalam acara Silaturrohim Kapolres Ogan Ilir dengan warga masyarakat Desa Serijabo, sekaligus Launching Rumah Tahfidz H.Romli bersama Ustadz Derry Sulaiman (Mantan Gitaris Band Metal) yang konon mendapat hidayah saat dirinya berada di Pulau Bali dan Naja (Hafidz Indonesia 2019) dari Mataram, bertempat di Kediaman H.Romli (Sangkut Balur) Desa Serijabo Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Ogan Ilir, Sabtu (19/10/19) malam.
Acara tausyiah yang diisi oleh Ustat Derry dan Hafiz Naja dari Mataram ini tampak dihadiri, Kapolres Ogan Ilir AKBP Imam Turmudi, Kepala Kemenag OI M.Kholil Azmi, Ketua Dewan Masjid OKI, Camat Sungai Pinang, Kapolsek Tanjung Raja, Danramil Tanjung Raja, Kades Serijabo serta ratusan Masayarakat Serijabo hadir juga warga desa lainnya.
Dalam sambutannya Kapolres Ogan Ilir, mengajak masyarakat untuk selalu menjaga Kamtibmas, terutama menjelang Pelantikan Presiden hari ini, Minggu 20 Oktober 2019.
Kades Serijabo Herian, mengatakan, acara silaturrohim ini bertujuan untuk menjalin silaturrohim antara Kapolres Ogan Ilir yang baru dengan warga masyarakat Serijabo, selain itu juga untuk memperkuat Ukwuwah Islamiyah dan Syiar Islam melalui launching Rumah Tahfidz H.Romli bersama ustadz Derry Sulaiman dan Naja anak ajaib Mukjizat al-Qur’an, dimana dengan keterbatasan Naja (Diagnosa Dokter Lumpuh Otak) di usia 9 th ini bisa menghafal al-Qur’an 30 Juz dan 24 Juz terjemahannya.
Sementara, DR.M.Abduh.SAg.MAg, tokoh agama Desa Serijabo selaku Ketua Panitia mengatakan, sebagaimana seseorang tidak akan memberikan rahasianya kepada orang yang baru dikenal, begitu juga al-Qur’an, ia tidak akan memperlihatkan rahasianya kecuali kepada mereka yang sudah bersahabat lama denganya, rahasia al-Qur’an tidak akan terputus dan keajaibannya tidak akan sirna.
“Nanti kita semua akan melihat
itu semua melalui ananda Naja,” katanya.
Disebutkan, ada seseorang pernah bercita-cita ingin mengubah dunia, tapi dia gagal maka dia turunkan targetnya mau mengubah bangsanya agar menjadi lebih positif, dia gagal juga, kemudian dia turunkan lagi sukunya gagal juga, diturunkan lagi pada akhir usianya pada keluargana, ketika dia sampai dipembaringan maut, dia berucap: seandainya dulu saya mulai denganmengubah diri saya, boleh jadi setelah berubah, saya bisa mengubah keluarga, suku, bangsa bahkan dunia. Karena itu kalau ada kata penutup yang ingin saya, mari kita mulai dari diri kita masing-masing. Mari kita mulai merubah keluarga kita tidak usah muluk-muluk, ucapnya.
“Mari kita menyebarkan kedamaian, kalau bukan kedamaian aktif, kedamaian yang pasif lah. Apa yang saya maksud dengan kedamaian pasif: kalau kita tidak bisa memberi, jangan halangi orang lain memberi. Kalau kita tidak bisa memuji, jangan mencela. Kalau kita tidak bisa membantu, jangan menjerumuskan orang, Itu dulu deh kita sepakati: orang demi orang.
“InSya Allah dalam pertemuan-pertemuan yang akan datang pasti akan lebih banyak yang ikut, lebih banyak aktifitas, sehingga pada akhrirnya kita menjadi bangsa yang bersatu, damai, rukun,” tandasnya.