Disusun Oleh : Sugama
Penyuluh Kehutanan CDK Wil. III Sukabumi
Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Barat
Lebah Trigona (Trigona sp.) merupakan salah satu jenis lebah dari genus Meliponini yaitu jenis lebah madu yang tidak memiliki sengat (stingless bee). Trigona mengandalkan propolis (Sejenis resin yang bercampur dengan saliva dan enzim lebah) untuk melindungi sarang dan koloninya dari serangan predator dan untuk mempertahankan kesetabilan suhu dan kelembaban di dalam sarang.
Lebah Trigona sendiri berwarna hitam, bentuknya mirip dengan lalat kecil, panjang tubuhnya antara 3-4 mm, dengan panjang rentang sayap 8 mm. Lebah pekerja memiliki kepala besar dan rahang panjang. Lebah ratu berukuran 3-4 kali ukuran lebah pekerja, perut besar mirip laron, berwarna kecoklatan dan mempunyai sayap pendek. Dalam satu koloni hanya terdapat satu ratu lebah.
Budidaya Lebah Trigona sangatlah mudah, murah dan aman, karena Trigona merupakan lebah jinak dan tidak memerlukan perlakuan pemeliharaan yang khusus. Lebah Trigona tidak berbahaya baik bagi peternaknya maupun bagi lingkungan tetangga disekitar. Namun sayang di Sukabumi ini belum banyak masyarakat yang membudidayakan Lebah Trigona.
Di Sukabumi Budidaya Lebah Trigona pertama kali diperkenalkan Oleh seorang karyawan PT. Perhutani KPH Sukabumi yang bernama Bapak Yusril pada awal tahun 2019. Selanjutnya dikembangkan oleh Penyuluh Kehutanan Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah III Sukabumi yang Bernama Bapak Subarjo dan Bapak Iman.
Berkat kegigihan mereka dalam upaya mengembangkan usaha budidaya lebah ini langkah langkahnya telah banyak diikuti oleh beberapa Penyuluh Kehutanan lainnya dan beberapa masyarakat yang telah mulai tertarik.
Dalam waktu kurang dari lima bulan diperkenalkan, Perkembangan Trigona di Sukabumi sekarang berdasarkan informnasi telah terkumpul sebanyak + 1.000 Stup (Kotak lebah).
Beberapa Keuntungan Beternak Trigona
Ada tiga produk yang bermanfaat secara langsung yang dihasilkan Lebah Trigona, yaitu : Madu, Propolis dan Bee pollen. Dan Manfaat lain yang dihasilkan yang bukan merupakan produk langsung lebah ini yaitu adalah penyerbukan secara alami. Sewaktu lebah mengambil nektar dari bunga bunga yang dihinggapinya, secara tidak sengaja akan menyentuh serbuk sari dan memindahkannya ke putik bunga tersebut, sehingga terjadilah proses penyerbukan.
Madu adalah suatu cairan kental berasa manis dan lezat, berwarna kuning terang atau kuning keemasan yang dihasilkan oleh lebah atau tawon. Madu alami umumnya terbuat dari nektar yakni cairan manis yang terdapat di dalam mahkota bunga yang biasa diserap oleh lebah atau tawon, yang kemudian dikumpulkan dan disimpan di dalam sarangnya untuk diolah menjadi bahan persediaan makanan utama bagi mereka, seisi penghuni sarang. Manfaat madu bagi manusia yaitu dipercaya dapat menambah stamina tubuh, pengobatan dan untuk kesehatan.
Propolis merupakan nama generik dari resin sarang lebah madu. Kata propolis berasal dari bahasa Yunani, yaitu pro (sebelum atau pertahanan), dan polis (kota atau sarang lebah), sehingga propolis dapat diterjemahkan sebagai sistem pertahanan pada sarang lebah. Propolis merupakan sejenis resin yang karena bentuknya lengket seperti lem, disebut sebagai bee glue.
Propolis sebenarnya dihasilkan lebah dengan cara mengumpulkan resin-resin dari berbagai macam, kemudian resin ini bercampur dengan saliva dan berbagai enzim yang ada pada lebah sehingga menjadi resin yang berbeda dengan resin asalnya. Manfaat Propolis yakni dipergunakan sejak dahulu sebagai bahan antibiotik Alami, penyeimbang mikroflora dalam pencernaan, dan dapat memacu pertumbuhan ternak.
Bee pollen adalah serbuk sari yang dikumpulkan melalui air liur lebah pekerja. Bee pollen ini dibungkus oleh serangga‐serangga ke dalam serbuk pelet. Bee pollen telah digunakan sebagai produk herbal untuk meningkatkan stamina dan performa.
Bee pollen adalah herbal yang sering digunakan untuk membangkitkan nafsu makan serta tingkat energi sehingga dapat mengatasi gejala depresi seperti kelelahan. Kegunaan lain yang belum terbukti dengan penelitian termasuk untuk mengatasi sindrom pramenstruasi (PMS) dan penuaan dini.
Penyerbukan secara alami oleh lebah Trigona bagi petani atau masyarakat yang hidup bertani, sangat menguntungkan. Ada interaksi secara simbiosis mutualisme, lebah membatu penyerbukan tanaman yang secara otomatis akan meningkatkan produktivitas pertanian.
Hal ini telah dilaporkan oleh beberapa orang yang memelihara Lebah Trigona ternyata tanaman Strawberry dan mangganya berproduksi lebih banyak dari biasanya. Demikian juga laporan dari petani yang melaporkan bahwa panen nya mengalami peningkatan setelah memelihara Lebah Trigona.
Budidaya Lebah Trigona
Lebah Trigona di alam biasanya bersarang di pohon lapuk/berlubang, bambu penyangga atap rumah atau di ruas pohon bambu. Pohon bambu diambil 2 (dua) ruas yang menjadi tempat bersarang Trigona, koloni menggunakan sarang di ruas bambu bagian atas untuk meletakkan telur dan berkumpulnya koloni, sedangkan di bagian bawah digunakan sebagai penyimpanan madu dan bee polen.
Untuk mengambil koloni lebah Trigona secara awal dari alam, Kayu atau Bambu yang berisi koloni dan madu Trigona tersebut ditebang dan diusahakan menebang dan membawa koloni pada sore hari agar semua anggota koloni pulang ke sarang dan tidak ada anggota koloni yang tertinggal.
Tahap selanjutnya adalah pemindahan koloni dari sarang alami ke dalam Stup (Kotak Lebah)
Pemindahan dilakukan pada sore hari setelah semua koloni kembali ke sarang dari mencari pakan atau pagi-pagi sekali ketika koloni belum mencari pakan keluar sarang. Pemindahan dilakukan dengan membelah bambu atau kayu tempat bersarang awal kemudian memindahkan ratu, koloni beserta telurnya ke dalam stup buatan.
Teknik yang lain untuk memindahkan koloni adalah lebih mudah dengan cara memindahkan ratunya terlebih dahulu, ketika ratunya sudah dipindah, secara otomatis anggota koloni akan mengikuti ratu untuk berpindah tempat. Setelah semua koloni berpindah, stup yang baru didiamkan 1-2 bulan agar koloni dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Tahap awal yang dilakukan trigona adalah menutup semaksimal mungkin lubang yang ada di dalam stup yang baru dengan menggunakan propolis. Satu hal yang tidak boleh terlewatkan adalah menandai lubang masuk di kotak koloni dengan potongan propolis yang sewaktu di sarang alami dijadikan pintu masuk oleh koloni. Jika sarang sudah tertutup dengan rapat, trigona mulai memproduksi madu.
Perkembangan Trigona sp dalam memproduksi madu cukup beragam, 3 bulan sampai 6 bulan adalah rentang waktu bagi Trigona sp untuk memproduksi madu. Selama rentang waktu tersebut, stup didiamkan tanpa membuka tutupnya, hal ini bertujuan agar trigona merasa aman dan fokus dalam memproduksi madu.
Hanya dilakukan pemeliharan seperti pembersihan dari sarang laba-laba, pembersihan dari sarang semut, dan pengecekan kondisi stup jika terkena air hujan.
Ada tiga jenis pakan yang perlu diperhatikan dilingkungan tempat pemeliharaan Lebah Trigona, yaitu makan yang mengandung nektar dari jenis bunga-bungaan untuk bahan makanan lebah dan bahan dasar madu, tanaman yang mengandung getah dan resin untuk membentuk sarang dan propolis, serta ketersediaan bunga mekar yang banyak mengandung benang sari atau pollen untuk bahan makan ratu lebah dan bahan dasar bee pollen.
Pemanenan
Selanjutnya adalah tahap pemanenan. “Panen” madu maupun propolis dilakukan dengan cara tradisional yaitu menggunakan pisau kikis.
Madu maupun propolis dikikis menggunakan pisau secara hati-hati, tanpa mengganggu telur dan ratu lebah madu trigona. Madu dan propolis yang sudah dipanen diletakkan di mangkuk untuk kemudian dilakukan penirisan.
Teknik penirisan madu dilakukan agar madu tetap steril dengan tidak terlalu banyak kontak dengan tangan. Hasil tirisan madu langsung dimasukkan ke dalam botol dan ketika sudah penuh botol langsung ditutup, agar tidak terkontaminasi kotoran dari luar. Produksi maduadalah sebanyak 10 ltr/100 Stup/3 bulan.
Untuk propolis, setelah propolis dipanen langsung diletakkan ke dalam toples dan kemudian ditutup rapat. Pemanenan bisa dilakukan setiap tiga bulan sekali atau empat kali dalam setahun untuk setiap stup.
Perbanyakan Koloni
Perbanyakan koloni yang dimaksudkan adalah untuk menggandakan jumlah koloni, dari satu koloni (Stup) menjadi dua atau tiga koloni (Stup). Perbanyakan koloni dilakukan pada umur enam bulan setelah pemindahan. Diharapkan pada umur enam bulan tersebut umur koloni telah cukup tua dan matang, dan keberhasilannya cukup tinggi.
Perbanyak koloni prosesnya hampir mirip dengan pemindahan dari habitat lebah awal kedalam Stup baru. Hanya dalam perbanyak disisakan telur calon ratu agar pada stup tersebut dapat terbentuk lagi koloni yang baru.
Proses perbanyakan koloni ini juga dilakukan pada pagi atau sore hari. Untuk memperbersar kemungkinan keberhasilan perbanyakan, koloni yang lama dengan yang baru diletakkan secara berdekatan, dengan radius paling jauh sekitar 10 meter.
Maksudnya agar koloni yang baru masih dapat berbuhungan dan mendapatkan supplay makanan dari koloni/Stup yang lama.
Budidaya lebah madu trigona ini cukup mudah dan tidak membutuhkan biaya yang banyak. Hanya perlu penyediaan beberapa (banyak) stup dan lokasi yang mempunyai banyak tanaman yang berbunga dan bergetah(resin). Walaupun proses usaha ternak trigona ini cukup mudah dan murah, tetapi hasilnya cukup menjanjikan, harga lebah madu trigona saat ini sekitar Rp. 300.000,- s/d 400.000,-.
Demikianlah semoga tulisan ini bermanfaat. 10 Oktober 2019.