Pewarta :Kurniawan
Koran SINAR AGI, Bandung,- Drs Yayat Ruhiyat menilai, majelis taklim telah memainkan peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dalam bidang keagamaan, termasuk menebarkan nilai-nilai Islam yang penuh toleransi. Namun, di tengah tantangan kehidupan sosial yang semakin kompleks, majelis taklim dituntut berinovasi sehingga dapat melahirkan tradisi-tradisi baik yang sesuai dengan kondisi saat ini.
“Majelis taklim harus mampu menarik minat generasi muda untuk lebih giat belajar agama,” ujar Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an, pendidikan anak yatim & dhuafa gratis 100%, sekaligus sebagai Ketua Yayasan Al Muqorrobun Mubarokah, Pangalengan, saat memberikan sambutan dan pembukaan acara ‘Majelis Taklim Pemuda Hijrah Al Muqorrobun, perdana di Rumah Makan Padang Cisangkuy, Jalan Raya Pangalengan, Citere, Minggu (06/20/19),
Dikatakan Yayat, ggenerasi muda saat ini menghadapi tantangan yang luar biasa. Problem sosial dan munculnya pemahaman keagamaan yang berbeda – beda, “Tentu kita akan tekankan kepada generasi penerus bangsa untuk waspada dan berhati-hati. Begitu pula munculnya kampanye dan propaganda gerakan lesbian, gay, biseksual, Narkoba dan transgender (LGBT) menjadi hal lain yang harus diwaspadai generasi muda Muslim,” tegasnya.
Dia berharap, majelis taklim mampu menyesuaikan metode dakwahnya sesuai perkembangan teknologi yang kini diakrabi para remaja dengan tetap mempertahankan ruh dakwahnya dalam mensyiarkan nilai-nilai kebajikan sebagaimana ajaran Rasulullah Muhammad SAW.
Disingung kenapa acara majelis taklim digelar di rumah makan, padahal kebanyakan majelis taklim diadakan di mesjid – mesjid, “Sengaja kami kemas dalam acara majelis taklim ini dengan tema dan konsep yang berbeda, ngobrol bareng sambil kumpul ngopi, makan bareng sambil dengar tausiah, tidak hanya itu, yang lebih unik di acara majelis taklim ini yang hadir adalah anak – anak jalanan yang siap Hijrah dan membawa perubahan pada dirinya, bahwa hijrah adalah proses perubahan dari kebiasaan buruk menuju perubahan yang lebih baik. Beliau mengibaratkan proses hijrah seperti ulat yang berubah menjadi kupu-kupu.
“Ulat tidak akan pernah indah menjadi kupu-kupu tanpa proses, kalau tidak berubah maka dia tidak akan indah. Hijrah jalan yang cukup panjang, yang kita lalui dengan berbagai macam problematika,” papar Ustadz Yayat
Menurutnya, majelis-majelis taklim akan membentuk sebuah keluarga yang baik sehingga akan bermuara dengan lingkungan yang baik pula, di antaranya, lingkungan yang bebas dari segala yang akan menyesatkan.
“Kalau keluarga sakinah, mawaddah, warahmah maka keluarga akan membentuk lingkungan yang baik,” ujar Drs Yayat Ruhiyat kepada Koransinarpagijuara.com, Ahad (6/10/19).
Sementara Yudika Adjie, Manager Utama PIPEA Al Muqorrobun meyakini, seseorang turut disebabkan oleh kondisi keluarga yang tidak harmonis. Untuk itu, dia menekankan pentingnya menumbuhkan kembali karakter keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah yang banyak diajarkan lewat majelis-majelis taklim.
Keluarga berkarakter sakinah, mawaddah, warahmah, menurutnya, akan membentuk lingkungan yang baik dan menjadi wadah pembentuk perilaku sosial seseorang, termasuk anak. Dengan kondisi lingkungan dan keluarga seperti itu, ia yakin perilaku yang buruk tidak akan tumbuh apalagi berkembang pada diri seseorang.
Ia berpendapat, selain majelis-majelis taklim, peran pembentukan karakter keluarga dan lingkungan yang baik juga bisa ditumbuhkan oleh ormas-ormas Islam. Ia pun mengimbau ormas-ormas agama mana pun untuk aktif dalam membantu menciptakan keluarga yang baik, sebagai pembentuk lingkungan yang dapat menolak hadirnya perilaku menyimpang, pungkasnya
Hadir pula sampaikan hal hal penting tentang utamanya study qur’an lewat majlis taklim Pemuda Hijrah menjadi kekuatan Iman diri hingga terbentuk iman jamaah disampaikan diantaranya oleh Kapten Parjan, Dadang Majid, Nandang, Ustadz Tatang, Kang Kobra, Nur Kholis, Arsad dll.
Mereka semua sebagai para penggagas dan pendukung terlaksananya Majlis Taklim Pemuda Hijrah Al Muqorrobun.
