Foto: Hj.Enong, Kepala SMPN 2 Palabuhanratu
Pewarta : Ajid Alfaro
Koran SINAR PAGI, Kab.Sukabumi,- Menyusul peristiwa pembacokwn yang dilakukan oleh sekelompok pelajar sekolah menengah pertama di Palabuhanratu, Kab.Sukabumi terhadap RW (14) seorang siswa SMPN 3 Palabuhanratu, Senin (02/09/19) siang, pihak SMPN 2 membantah siswanya terlibat aksi pembacokan yang terjadi di depan Taman Kota Desa Citepus tersebut.
Hal itu dikatakan Kepala SMPN 2, Hj.Enong Hernijay saat ditemui koransinarpagijuara.com, Selasa (03/09/19), “Memang benar anak tersebut pernah belajar di sekolah ini sekitar dua tahun yang lalu, namun karena kasus yang sama, pihak sekolah mengembalikan yang bersangkutan kepada orangtuanya dan pindah ke SMP IT Jayanti,” ungkapnya.
Jadi kata dia lagi, berita yang tersebar di medsos yang mengatakan bahwa pelakunya adalah anak didik kami, itu tidak benar, tegasnya.
Dikatakan, kalau benar anak didiknya terlibat dalam peristiwa pembacokan Senin kemarin, pihaknya akan memberikan sanksi tegas, bahkan akan men drop out anak tersebut.
“Bagi siswa kami yang terbukti atau kedapatan terlibat tawuran antar pelajar, maka kami tidak akan segan – segan mengambil tindakan tegas dengan men DO nya,” ucap Hj.Enong.
Menurutnya, aturan tersebut sudah diterapkan sejak lama bagi siswa yang melanggar, “Kami setiap hari memberikan pembinaan melalui pembiasaan-pembiasan Sholat Dzuha dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, itu salah satu cara untuk meminimalisir kenakalan anak – anak,” tambahnya.
Dia meminta kerjasama dari semua pihak, baik guru, masyarakat, orangtua siswa dan komite sekolah untuk dapat melaporkan jika ada gelagat yang mencurigakan, lanjutnya.
“Kita perlu mengantisipasi sejak dini supaya tidak terjadi lagi hal serupa, karena itu akan berdampak buruk dan merugikan semua pihak, tidak hanya pelajar tetapi juga keluarga dan masyarakat pada umumnya,” tandasnya.