Foto:(Andri) Petani Strawberry Sekaligus Anggota Bumdes Desa Pandanrejo.
Pewarta : HI
Koran Sinar Pagi, BATU – Terjunya harga buah strawberry yang menjadi ikon Desa wisata Pandanrejo, membuat para petani yang tergabung kelompok tani kusus buah strawberry yang diakumudir oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) menjadi kebingungan. Pasalnya, sebelum masa panen, harga jual buah strawberry bisa mencapai hingga Rp.45 ribu /Kg.

Namun, setelah waktunya panen raya tiba, buah strawberry mengalami penurunan harga jual hingga surut mencapai Rp.35 ribu/kg nya,”papar Andri,Sabtu (24/8/19) sebagai anggota pengelola (BUMDes) Desa Pandanrejo, yang beranggotakan 12 orang.
Ditambahkan lagi, persoalan ini, membuat semua petani buah strawberry mengalami kerugian biarpun tidak terlalu tinggi. Karena alasanya sangat mendasar, mengacu pada umur tanaman buah strawberry hanya mencapai satu tahun masa produksi buahnya. Jika tanaman tersebut dipaksakan hingga sampai satu tahun lebih akan berdampak pada hasil buah yang bisa mengecil atau kurang produktif”cerca Andri.
Dasar panen yang paling bagus, beber Andri, tepat pada bulan delapan (Agustus) sampai musim hujan tiba. Hal itu, jika ada perimbangan iklim maupun perawatan tanamanya bagus, akan bisa dipastikan, setiap petani berhasil mendapatkan panenan hingga mencapai 8 Kg dari jumlah tanaman buah strawberry seribu polibek.”serganya.
Ditambahkan kembali, lahan tanaman buah strawberry yang menjadi produk unggulan Desa Pandanrejo, yang sesuai program untuk mendukung terwujudnya Desa Wisata,dan bisa mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD). Tetapi, masih kurang maksimalnya, sistim marketing untuk memprosikan “Kampung Lumbung Strawberry ini.
Jika persoalan ini, tidak segera dilakukan dengan terobosan baru, maka Kampung Lumbung Strawberry dan para petaninya, dalam waktu yang tidak lama, akan bisa mengalami kejenuhan maupun tidak akan bisa berlanjut panjang”ungkapnya lagi.
Harapan dari semua petani dan Bumdes Desa Pandanrejo, agar Pemdes dan Pemkot Batu, membantu mesin olahan yang dibutuhkanya, semula dari buah Strawberry menjadi kripik, atau hasil lain pula,”imbuhnya lagi. Pemerintah juga harus turut ambil bagian terdepan untuk mempromosikan dan mendistribusikan buah strawberry dengan semua hotel,restoran,Olet Oleh-Oleh yang ada di kota Batu.
Permasalahan ini, agar secepatnya kepala daerah dalam hal ini,Walikota Batu, segera memerintahkan lagi pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dinas terkait, untuk semaksimal mungkin menindaklanjuti yang dialami para petani strawberry. Karena walikota sebagai pemangku otoritas kebijakan. Dan supaya bisa benar-benar hasil pertanian ini, regulasi produksinya berjalan lancar, berimbas lajunya perekonomian masyarakat petani Desa Pandanrejo.”pungkas Andri.
Disisi lain, Kepala Desa Pandanrejo Abdul Manan mengatakan, menanggapi keluhan para petani Strawberry yang ada di desa kami,memang memerlukan bantuan solusi yang tepat guna dan tepat sasaranya. Seperti contoh, kalau pemerintah memberikan tambahan asupan gizi dengan program setiap siswa SD, SMP diberikan minum susu segar gratis dari pemerintah kota Batu.
Justru program seperti ini yang medesak Pemdes Pandanrejo, untuk mengusulkan pada Pemkot Batu agar supaya siswa SD, SMP untuk di programkan sekalian tambahan minum jus segar buah strawberry pula,”tegas Abdul Manan. Karena jika program ini benar-benar dijalankan oleh Pemkot Batu melalui dinas terkait, maka akan ada terjadi muncul regulasi sistim produksi buah strawberry berjalan lancar, karena sudah ada plafon pendistribusianya,”ujar Kepala Desa Abdul Manan yang sudah dua periode menjabat.
Semoga harapan visi misi walikota dengan “Desa Berdaya Kota Berjaya” akan lebih mudah terbukti ketika seluruh desa di kota Batu segi permerdayaan masyarakat jalan, dan perekonomian, pendidikan, infrastruktur, kesehatan, ketentraman,kenyamanan, karena kota Batu sebagai kota wisata yang berbasis pertanian,”singkat Abdul Manan.