Jumat, Juni 20, 2025

Mengenal Barisan Islam Moderat dan Orpas BTD Bima (Season: Kedua)

Mengenal Barisan Islam Moderat (BIMA) Serta Gerakan Olahraga Pernafasan Dan Beladiri Tenaga Dalam

“Bagian : Kedua”

Oleh : Ir.Dony Mulyana Kurnia (DMK) – Ketua Umum DPP BIMA – Wakil Ketua Umum KADIN JABAR – Bakal Calon Bupati Kabupaten Bandung 2020

Terciptanya Embryo Dan Lahirnya Barisan Islam Moderat (BIMA)

Terciptanya Embryo Barisan Islam Moderat (BIMA) berawal dari krisis situasi politik di tahun 2008, ketika itu saya selaku aktifis 98, dipercaya menjadi Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Reformasi Indonesia (PRI) Jawa Barat dan berlanjut menjadi Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Bintang Reformasi (PBR) Jawa Barat.
Pada tahun 2008 kader PBR mengalami kebimbangan yang mendalam manakala DPP PBR merubah azas, dari azas Islam yang di amanatkan pendiri partai K.H. Zainuddin M.Z, dirubah menjadi sosialis religius oleh DPP PBR yang baru hasil Muktamar Bali dengan Ketua Umum Bursah Zarnubi.
Kebimbangan saya semakin memuncak manakala DPW PBR Jabar dibekukan oleh DPP PBR dikarenakan DPW PBR Jabar memutuskan dukungan terhadap pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Agum Gumelar & Nu’man Abdul Hakim, sementara DPP PBR menghendaki dukungan diberikan kepada pasangan Dani Setiawan & Iwan Sulanjana, yang notabene pada saat itu Dani Setiawan sebagai incumbent terlibat korupsi, hingga pada akhirnya terbukti menjalani hukuman penjara.

Pembekuan DPW PBR Jawa Barat pada saat itu adalah Pembekuan Dewan Pimpinan Wilayah yang ke-8 (dalam tempo tiga bulan), tindakan otoriter DPP PBR membuat semua kader PBR gerah, hingga pada puncaknya K.H Zaenuddin M.Z. sebagai pendiri dan tokoh panutan PBR menyatakan keluar dari PBR, praktis setelah keluarnya Kiayi, ruh PBR hancur dan terbukti PBR kalah telak di Pemilu legislatif 2009, dari 14 kursi DPR RI menjadi tidak mendapatkan kursi sama sekali. Saya sendiri sudah menduga akan kehancuran PBR, oleh karena itu pada tanggal 4 Agustus 2008, di hotel Horison Bandung, saya mengambil inisiatif untuk mendeklarasikan Barisan Islam Moderat (BIMA), maksud tujuannya untuk menghimpun silaturahmi seluruh kader PBR JABAR yang tersebar di 26 Kota/Kabupaten se-Jawa Barat, yang mencakup konstituen PBR sekira 400 ribu orang. Alhamdullillah pada saat deklarasi dihadiri oleh 26 pengurus DPC PBR yang bersama-sama berikrar menghimpunkan diri dalam Barisan Islam Moderat (BIMA), dan pada saat deklarasi Pak Agum Gumelar dan Pak Nu’man Abdul Hakim hadir dan bersedia menjadi Dewan Penasehat BIMA. Pelaksanaan Deklarasi BIMA dipimpin oleh Pak Iskadir Chotob mantan Ketua DPW PBR Jabar, perlu diketahui Pak Iskadir Chotob adalah mantan Ketua Dewan Mahasiswa UNPAD di tahun 77-78, di masa ORBA beliau sempat menjadi tahanan politik.

Kehadiran tiga tokoh Nasional dalam deklarasi pendirian BIMA ini, sekaligus mengukuhkan saya selaku Ketua Umum DPP Barisan Islam Moderat (BIMA). Deklarasi BIMA adalah sejarah terciptanya Embryo BIMA, dan empat tahun kemudian barulah BIMA lahir, ditandai dengan dimulainya kegiatan utama latihan Olahraga Pernafasan dan Beladiri Tenaga Dalam di Lapangan Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB).

Di masa yang akan datang Insya Allah Olahraga Pernafasan dan Beladiri Tenaga Dalam akan menjadi ruh, kekuatan dan soko guru bagi aktifitas-aktifitas positif BIMA lainnya. Demikianlah sejarah terciptanya Embryo dan Lahirnya Barisan Islam Moderat (BIMA).

Harapannya ke depan BIMA akan menjadi salah satu strategi baru gerakan Islam, dan menjadi salah satu sumber kekuatan kebangkitan Islam. Ibarat bola salju yang menggelinding, bergerak alamiah semakin lama akan semakin cepat bergerak, semakin kuat dan semakin besar, menggilas segala rintangan yang ada. Untuk itu BIMA sebagai organisasi ideologi menetapkan lima moto gerakan sebagai sumber dari segala sumber keyakinan untuk melakukan gerakan-gerakannya.

*Moto Gerakan kesatu;* Menegakkan Tauhidullah dengan gerakan Majlis Pikir dan Dzikir. Salah satu bentuk perwujudannya dari moto BIMA kesatu ini yang merupakan soko guru kekuatan BIMA adalah dengan melakukan gerakan Olahraga Pernafasan dan Beladiri Tenaga Dalam BIMA.

*Moto Gerakan kedua;* Menolak segala bentuk kekerasan dan terorisme, terlebih dengan yang mengatasnamakan Agama Islam. Moto gerakan BIMA kedua ini menunjukkan jati diri BIMA yang sangat menentang Ekstrimisme dan Radikalisme Islam yang bermuara kepada terorisme. Kekerasan dan terorisme hakikatnya sangat merugikan Islam sendiri, bertolak belakang dengan prinsip Islam sebagai Rahmatan lil Alamien.
Kita semua ummat Islam harus sadar bahwa musuh-musuh Islam terutama Yahudi, selalu memancing ummat Islam untuk melakukan kekerasan dan terorisme, dan pancingan-pancingan ini berhasil mereka lakukan. Pancingan ini dimaksudkan yang pertama untuk membuat citra buruk agama Islam, yang kedua untuk mengadu domba di antara ummat Islam sendiri dan yang ketiga untuk membuat preseden atau alasan sehingga dapat membasmi dan menghancurkan ummat Islam dimanapun berada, karena mereka meyakini dengan kekuatan militer, teknologi hingga kekuatan nuklir yang mereka miliki, akan mampu memusnahkan ummat Islam.
Musuh-musuh Islam pada saat ini baru melakukan pancingan-pancingan, belum mengadakan agenda fitnah, misalnya yang menjadi teroris itu sebenarnya orang Yahudi yang mengatasnamakan Islam, kita bisa melihat dengan bukti-bukti yang ada, yang menjadi teroris memang orang-orang Islam sendiri, yang terpancing dengan radikalisme Islam yang selalu dihembus-hembuskan oleh Yahudi sebagai ajaran Islam yang benar, padahal sebaliknya radikalisme dan terorisme adalah ajaran sesat, jalan syeitan dan iblis yang nyata, sesungguhnya prinsip-prindip ajaran Islam adalah Rahmatan lil Alamien, bukan radikalisme.
Seharusnya perjuangan ummat Islam sekarang fokus untuk mengejar ketertinggalan, kekuatan fisik, ilmu pengetahuan, teknologi dan militer. Kita bisa melihat kenyataannya, kekuatan mereka sekarang ini seratus kali lipat lebih kuat dibandingkan kekuatan Islam. Kekuatan ummat Islam saat ini, hanya tinggal kebanggaan masa lalu saja, ummat Islam sangat tertinggal dalam segala hal, sehingga saat ini mempunyai predikat miskin, bodoh dan jahat. Menghadapi semua ini, ummat Islam harus sadar dan bangkit, tidak ada jalan lain terkecuali dengan strategi penguatan ideologi Islam Moderat, yang kedepan Insya Allah ideologi Islam Moderat akan menjadi ruh dari kebangkitan Islam yang hakiki.

*Moto Gerakan ketiga;* Menjunjung tinggi Ukhuwah Islamiyah dan Persatuan Ummat, dengan kesadaran pluralisme disertai kelebihan dan kekurangannya merupakan kekayaan hakiki ummat Islam.

*Moto Gerakan keempat;* Mengimplementasikan Rahmatan lil Alamien dengan Akhlaqul Karimah dan Keshalehan Sosial. Moto gerakan BIMA keempat ini mempertegas bahwa beragama bukan hanya sekedar ritual secara vertikal dan tidaklah sempurna tanpa hubungan horizontal yang baik dengan berakhlakul karimah yang disertai keshalehan sosial dengan perbuatan-perbuatan nyata di masyarakat.

*Moto Gerakan kelima;* Meningkatkan Peradaban dan Ekonomi Ummat dalam situasi global, modern dan Futuristik. Moto gerakan BIMA kelima ini mendorong kesadaran bahwa sebuah gerakan ideologi tidak akan pernah bisa hidup dengan baik tanpa adanya orientasi gerakan menyangkut peradaban dan ekonomi, untuk itu mau tidak mau BIMA perlu memahami dan mengikuti setiap saat situasi global, modern dan Futuristik yang berkembang sangat cepat dalam kehidupan ini.

Salah satu yang menjadi program unggulan BIMA untuk penguatan ekonomi ummat, seiring dengan saya sendiri selaku Ketua Umum DPP BIMA terpilih menjadi Wakil Ketua Umum KADIN JABAR, gayung bersambut sudah sa’atnya BIMA bersama KADIN akan menggelindingkan program Mesjidmarket dan Baitul Mal JABAR Juara.

Related Articles

Media Sosial

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
Google search engine

Berita Terbaru