Pewarta : Fitri
Koran SINAR PAGI, Kab.Garut,- Keberangkatan studi banding seluruh perangkat desa yang ada di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut menuai pro dan kontra, namun keberangkatan tersebut memberikan banyak nilai dan pembelajaran bagi masing masing desa.
Kepala Desa Kertajaya Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut, Cecep Kurniansyah, mengatakan banyak pelajaran yang dia ambil, contohnya kesadaran masyarakat yang sudah sadar akan kebersihan hingga Kecamatan Cibatu lebih bagus keindahannya di banding di sana yang hanya daya jualnya hanya Candi Borobudur.
“Cibatu memiliki banyak potensi di sektor wisata, dan keindahannya pun jauh lebih indah di sini, seperti contoh berbicara masalah arung jeram di situ ada sungai Elo yang kurang lebih panjang 12 meter jauh kalau dibandingkan dengan Sungai Cimanuk, itu tidak ada apa-apanya,” tandasnya, Rabu (31/07/19).
“Kita mengadopsi tata caranya dan penataannya, kata Cecep, khususnya Desa Kertajaya hanya mempunyai lahan khususnya Cimanuk yang berseberangan langsung dan berhubungan langsung dengan Desa Cibatu, Desa keresek, Desa Cibunar, Desa sindangsuka yang menjadi aset,” ujarnya.
“Saat berkunjung dan mengobrol langsung dengan Desa Unggulharjo, pendapatan dia sebulan 1,2 miliar dari mulai wisata arum jeram, Gunung Merapi, asesoris hingga kuliner, banyak ilmu yang kita dapat makanya kita mengajak semua desa dan masyarakat kecamatan Cibatu umumnya dan khususnya Desa Kertajaya, Ayo kita bangkitkan wisata Karena untuk menopang ekonomi yang ada di desa masing-masing kita bisa kalau masyarakat dan pemerintah Pemerintah bersatu,” ucapnya.
Berbicara Sungai Cimanuk yang Start awal di Desa Kertajaya, selanjutnya dikembang rest area di Desa Cibatu yang nantinya bisa menjadi pusat kuliner untuk mengembangkan ekonomi desa terakhir untuk level 1 itu Di beko yang ada di Desa Keresek, dan hingga untuk level 2 yang ada di Desa Sindang suka.
“Sungai Cimanuk untuk arung jeram bisa 2 level dibanding yang di Jogjakarta yang hanya satu level, itu tinggal bekerja sama dengan pihak Copong Karena untuk membuka dan menutup air dan itu memang mempunyai waktu yang panjang, serta untuk berkoordinasi dan kita harus sabar juga jangan seperti makan cabe, yang sekali gigit langsung terasa pedas,” ujarnya.
Dikatakannya, Sebenarnya untuk penataan sudah dari awal, seperti contoh Desa Kertajaya yang menata lapang tujuannya dari awal adalah wisata kuliner, selanjutnya Desa Karyamukti dan Desa Padasuka sudah menata jalan.
“Penataan itu kita rumuskan bareng-bareng, karena kita harus bekerja sama dengan pihak travel untuk menjadi paket wisata karena dijual perorangan kita tidak akan booming makanya tidak bakal instan, sekaligus kita harus penataan dulu dari awal bekerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti arung jeram dengan pihak Copong, terus gunung harus disiapkan kendaraan untuk paket wisatanya, itu memerlakukan waktu panjang dan masyarakat Insya Allah akan menikmati dan mulai dari sekarang sudah action,” tambahnya.
Pihaknya berharap masyarakat terutama masyarakat luas khususnya Desa Kertajaya umumnya Kecamatan Cibatu untuk bekerjasama menjadikan Cibatu itu menjadi tujuan wisata di Garut