Bagaimana Peta Politik Kabupaten Bandung 2020, Siapa Calon Terkuat?

  • Whatsapp
banner 768x98

Pewarta: Liputan Khusus

Koran SINAR PAGI, Kab. Bandung,- Menyimak Peta Politik dan history 2015, dimana tiga pasang calon bertempur, dengan pemenang incumbent dari jalur independent tanda kutip, “GOLKAR & PKS” Kabupaten Bandung, sementara Partai Gerindra mengekor, ikut independent dengan tanda yang sama.

Saat itu, Dadang Naser & Gungun tidak terbendung oleh kompetitor Sofyan Yahya & Agus Yasmin yang di dukung Koalisi PKB, PAN, HANURA dan PPP,serta pasangan Deki Fajar & Dony Mulyana Kurnia (DMK) yang di dukung koalisi PDIP dan Demokrat.

Sudah dapat di prediksi, konsolidasi antara partai-partai untuk melakukan perlawanan head to head dengan Incumbent akhirnya terbelah dua. Sehingga otomatis incumbent tidak terlalu mendapatkan kesulitan untuk mematahkan perlawanan oposisi, karena kekuatan perlawanan terbagi dua.

Hal itu dikatakan, Ir. Djefry W Dana,  M. Arch, seorang pakar politikus sekaligus arsitektur terkenal, pada awak media Koran SINAR PAGI, Kamis (06/06/2019) di sela merayakan Idhul Fitri 1440 Hijriah.

“Kekuatan Incumbent sangat mengakar dengan empat kali berkuasa di Kabupaten Bandung,… Dua Kali masa pemerintahan Obar, dan kemudian Dadang Naser, 2015 adalah sesi yang kedua untuk mengokohkan empat periode Dinasty Kabupaten Bandung,” kata Djefri.

GENDERANG PERANG DESEMBER 2020, Pasca pilpres & pileg berakhir !

Djefri mengatakan, pergerakan politis di Kabupaten Bandung mulai terlihat menggeliat, dari hasil pileg menjadi perhitungan tersendiri selain figur-figur yang akan manggung di 2020.

“Dalam Pileg 2019 yang lalu, telah menghasilkan komposisi, antara lain Golkar 11 Kursi, PKS 10 Kursi, PDIP 7 Kursi, Gerindra 7 Kursi, PKB 6 Kursi, Demokrat 5 Kursi, Nasdem 5 Kursi dan PAN 4 Kursi, dari Total 55 Kursi yang diperebutkan, sementara PPP & Hanura terlempar dengan nol kursi,” katanya.

Menurutnya, jika melihat komposisi tersebut, sudah terlihat bola bergerak akan kemana?, kata dia. Karena kelihatannya dinasty akan pecah dengan wakil bupati kabupaten Bandung.

“Gungun bersama PKS sudah ancang-ancang akan maju posisi Bupati, mengingat PKS mampu meraih juara dua, 10 Kursi dewan dalam pileg 2019,” ungkap Djefry.

Namun, dia katakan, PKS masih rawan tidak bisa melaju sendiri seperti GOLKAR yang mendapat 11 kursi, karena masih kurang satu kursi lagi, untuk menjadi 20% kursi dewan, sebagai syarat majukan paslon.

“Akankah POROS TENGAH terbentuk ? dengan kondisi yang sangat mudah terbaca ini, maka akan sangat mudah pula terbentuknya poros tengah, dengan kristalisasi dan tarik menarik di antara Partai – partai di luar GOLKAR & PKS,” tutur dia.

Sementara, imbuh dia. PDIP, Gerindra, PKB, Demokrat, Nasdem dan PAN, akan membuat bargain potition untuk menjadi Bandul pemenang di antara CALON-nya GOLKAR dan PKS, atau bahkan bisa saja mengkristal dan maju dengan PASLON sendiri, dengan menantang GOLKAR maupun PKS yang notabene keduanya adalah INCUMBEN.

“Demikian riak- riak politik Kabupaten Bandung yang akan mulai memanas, pasca pilpres dan pileg, lobby-lobby mulai ramai, dan terlihat pergerakan-pergerakan dukung mendukung akan mulai terjadi, tentunya untuk memastikan kepemimpinan 2020 nanti, ” ujarnya.

Sementara itu, patut diperhitungkan figur Ir. Dony Mulyana Kurnia (DMK) yang sudah menyatakan sikap, dengan maju kembali dalam perhelatan Pilkada Kabupaten Bandung.

Djefri menegaskan, perihal peluang DMK yang mempunyai kans besar, karena mengingat dia adalah figur yang sudah manggung pada 2015 sebagai Calon Wakil Bupati Bandung.

“Sa’at itu DMK tidak terlalu kelihatan pamornya akibat tertutup Calon Bupati Deki Fajar, DMK masih sebagai new comers, dan berani maju sebagai kompetitor baru, tentu saja tidak terlalu di perhitungkan walaupun mempunyai potensi yang sangat besar untuk membawa kemajuan kabupaten Bandung,” tegas dia.

Ada salah satu yang menarik, kata dia. terkait DMK 2015 adalah isue hangat lingkungan hidup, menggelindingkan konsep khusus mengantisipasi bencana banjir sungai Citarum, dengan menjadikan ikon sungai Citarum sebagai destinasi wisata dunia.

“Lain 2015, dan lain 2020 ? Diprediksi DMK akan mulai di lirik masyarakat Kabupaten Bandung, saat ini sudah mulai mengenal figure DMK. Dengan melihat potensinya yang tidak kalah dengan Ridwan Kamil, mengingat DMK, adalah Arsitek lulusan ITB seangkatan Ridwan Kamil,” katanya.

Masih kata dia, DMK merupakan pengusaha profesional yang sedang naik daun, dan sekarang terpilih selaku Wakil Ketua Umum KADIN JABAR Bidang Lingkungan Hidup dan CSR.

“DMK mulai gencar menggelindingkan program masjid market serta Baitul Mal JABAR JUARA untuk pemberdayaan ekonomi kerakyatan / ummat, yang sudah di canangkan gubernur,” jelasnya.

Di samping itu, patut diperhitungkan DMK, mempunyai masa pendukung militan Barisan Islam Moderat (BIMA) dengan aktifitas utama Olahraga Pernafasan (ORPAS) dan Beladiri Tenaga Dalam (BTD), dan Ketua Umum DPP BIMA yang juga selaku Guru Besar ORPAS BTD BIMA.

DMK juga mempunyai historis yang kental dalam PILKADA 2015, kata dia.  Tentunya sangat siap untuk bertarung di Pilkada 2020 mendatang.

“Diprediksi, DMK bukan saja sebagai kandidat wakil bupati seperti 2015, tapi di tahun 2020 bisa saja masuk bursa calon kuat Bupati Kabupaten Bandung, di samping itu akan hadir Calon Kuat dari Dinasty Obar, pelanjut Dadang Naser ? yang sa-at ini mulai di gadang-gadang, adalah isterinya Dadang Naser atau menantu Obar lainnya, dan kemudian calon kuat lainnya adalah Gungun Wakil Bupati dari PKS,” katanya.

Sementara itu, untuk politikus senior K.H Sofyan Yahya, Agus Yasmin dan Deki Fajar, kharismanya sudah mulai memudar, dan tidak akan terlalu muncul karena elektabilitasnya turun dan akan sangat sulit untuk bisa moncer kembali di tahun 2020.

“Believe or not, demikianlah Genderang perang PILKADA KABUPATEN BANDUNG, dan peta politiknya tidak terlalu sukar untuk di baca,” papar Djefry  akhiri wawancara exclusive bersama team liputan khusus media koran SINAR PAGI. Kamis (06/06/2019).

banner 728x90

Pos terkait

banner 728x90