Pewarta : Maman K
Koran SINAR PAGI, Kuningan,- Sejak dimulainya mega proyek pembangunan Waduk Cileweng oleh PT Wika diatas areal permukiman warga seluas LK 14 Ha. Hingga berita ini di relise pembayaran ganti rugi atas tanah dan rumah milik warga yang ditenggelamkan belum selesai selesai, padahal pelaksnaan sudah berjalan hingga kini mencapai 90 persen, warga tiga desa di Kecamatan Cibeureum terpaksa menyetop pelaksana pemangunan dengan cara menyegel.
Di lokasi proyek pembangunan Waduk terseut ratusan warga melakukan orasi kepada pemerinah di lingkungan perkantoran PT Wika, sambil menunggu para pejabat yang akan memberikan keterangan atas janji pemeritah yang selalu molor, mereka berorasi, “kami tidak akan membuka segel sebelum pembayaran atas tanah dan rumah yang di tenggelamkan itu di bayar lunas, pemerintah jangan hanya menjanjikan, kemi sudah bosan dengan janji janji yang tak pernah ada realisasinya,” teriak beberapa orang.
Harusnya pemerintah tidak usah repot repot menyediakan tanah untuk relokasi, cukup dengan pembeyaran tanah dan rumah saja, itu sudah cukup, soal dibelikan lagi tanah atau rumah hunian itu tergantung kita, mau di belika lagi rumah atau tanah dimana saja kan bisa, “ini sebetulnya ada apa sih kok sepertina antara BBWS dengan BPN Kabupaten Kuningan saling lempar tanggungjawab, mana yang benar dan siapa yang harus dimintai tanggungjawab, kepada siapa lagi kami harus mengadu” keluh puluhan orang yang kehilangan tanah dan rumahnya.
Ditengah terik matahari massa mulai ikut panas hampir melakukan penyerangan sporadis kepada kantor PT Wika yang di pake tempat berteduhnya pejabat BBWS dan BPN lantaran mereka tidak mau cepat keluar ruangan, setelah datang pejabat Tapem Dudi Fahrudin dari Pemda Kuningan, salah seorang dari mereka menjemput para pejabat tersebut diiringi teriakan, “keluar kalian jangan bersenbunyi, kami sudah lelah kepanasan menunggu pejabat yang molor dari jadual, cepat keluar teriaknya,” spontan massa merangsek menuju kantor yang di pake berkumpulnya pejabat BBWS dan BPN.