Pewarta: Azis

Koran SINAR PAGI, Kab. Subang,-  Warga Desa Tanjung Tiga Kecamatan Blanakan, Subang, mengeluh dengan kondisi jalan saat ini, yang rusak parah dan berlubang besar. Apalagi saat musim hujan, kondisi jalan berlumpur, hingga banyak sepeda motor jatuh terperosok yang bisa berakibat fatal, seperti kehilangan nyawa.

Hal itu diungkapkan, seorang warga desa sekaligus tokoh masyarakat, sebut saja Sutarlin (52 tahun) pada awak media Koran SINAR PAGI, Jum’at (10/05/2019). Saat tim liputan melintas di area jalan Tanjung Tiga.

Sutarlin mengaku kecewa, dengan masalah infrastruktur yang di gembar – gemborkan pemerintah pusat seolah hebat, sementara berbanding terbalik dengan kondisi yang ada di daerahnya.

“Jalan ini kan satu – satunya akses ke kota, bagaimana kami bisa menjual hasil panen kalau jalanya saja hancur seperti sungai kering, kemana anggaran infrastruktur?.., kami ini perlu hidup bukan janji,” katanya dengan nada kesal.

Kondisi jalan Tanjung Tiga saat musim hujan, berlumpur dan berlubang. (14/03/2019).

Menurutnya, sudah hampir kurang lebih 20 tahun lamanya, jalan tersebut  tak kunjung diperbaiki bahkan semakin rusak parah kondisinya.

“Jalan hancur pak,.. dari saya bujang sampai sekarang belum ada perbaikan dari pemerintah subang, apa karena desa kami terpencil di pesisir pantai,” jelas sutarlin.

Hal yang sama disampaikan, Syukur Kepala Desa Tanjung Tiga, perihal kondisi jalan sejauh 6 Km tersebut, yang dirasa memang sangat memprihatinkan.

“Sebenarnya status jalan ini adalah jalan kabupaten yang menghubungkan tiga dusun, KUD dan tempat pelelangan ikan, wajar saja kalau masyarakat marah dan berontak, persoalannya menyangkut kelangsungan hidup mereka, ” kata Kades Tanjung Tiga.

Kades Tanjung Tiga di dampingi BPD, saat di wawancara media KSP. Jumat, (10/05/2019).

Syukur mengakui, perihal perbaikan jalan tersebut merupakan inisiatif warga desa dengan swadaya.

“Kita swadaya, berupaya dengan menimbun lubang dengan brangkal, gotong royong bersama warga. Mininal mengurangi resiko kecelakaan, walaupun tidak maksimal, kita tetap berusaha sambil menunggu tindak lanjut pemerintah,” ucapnya.

Lebih lanjut, Syukur meminta terhadap pemerintah untuk memperhatikan nasib kami, segera memperbaiki jalan tersebut, sebab bisa memutus roda perekonomian desa.

“Kami mohon pemerintah Provinsi Jawa Barat dapat segera membantu memfasilitasi perbaikan jalan, sehingga memudahkan kami untuk jual panen ke kota, jangan biarkan kami tambah menderita,” pungkasnya.***