Pewarta: Dwi / Andi
Koran SINAR PAGI (Bandung Barat)-, Acara pencanangan bulan bakti gotong royong masyarakat BBGRM ke XVI yang berlangsung di Desa Kayu Ambon Lembang, di lapang Guruminda diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat. Kegiatan tersebut dihadiri oleh wakil Bupati Bandung Barat, Kadis DPMD Provinsi Jabar beserta OPD tingkat Provinsi, BJB, BPJS, Indonesia Power, Kepala Sespim Polri, dandim 0609, dan DMPD Kabupaten/kota Se Jawa Barat dan masyarakat umum.
Dalam acara kunjungan kerjanya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meninjau beberapa stand dari berbagai Kabupaten/ Kota, yang berisi produk makanan, kerajinan tangan, beserta fashion, pelayanan kesehatan dan lainnya.
Kemeriahan dimulai saat Gubernur memukul kentongan menandakan acara pencanangan BBGRM tingkat Provinsi Jawa Barat ke 16 telah resmi dibuka.
Kepala DPMD Jawa Barat, Dedi Sopandi menjelaskan bahwa seluruh perwakilan Kota/kabupaten di Jawa Barat mengikuti kegiatan bulan bakti gotong royong masyarakat (BBGRM) di Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang, Bandung Barat ini. Pada selasa (30/4/2019) Kegiatan ini dibuka Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan dihadiri Wakil Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan.
“Melalui pencanangan BBGRM ke XVI tingkat Provinsi Jawa Barat, diharapkan akan mendorong masyarakat bersama pemerintah dan swasta bersama-sama melestarikan sifat gotong royong. Melalui berbagai kegiatan secara serentak di seluruh desa dan kelurahan.”
Lebih lanjut Dedi menyampaikan, pencanangan BBGRM memiliki tema “Dengan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat, Kita Perkuat Inovasi Masyarakat menuju Jawa Barat Juara”. Kegiatan ini berisi perwakilan seluruh daerah di Jawa Barat yang menampilkan beragam produk unggulan di standnya masing-masing.
Menurutnya dari berbagai isi kegiatan, ada pesan yang ingin disampaikan yaitu masalah yang sedang hangat dibicarakan menyangkut penanganan Sungai Citarum. Sungai terpanjang di Jawa Barat ini melintasi 1.271 desa.
“Peran desa cukup sentral dalam ikut menangani persoalan limbah dan sampah yang mencemari Sungai Citarum. Masalahnya pemerintah kesulitan kalau harus menanganinya sendirian,” paparnya.
Salah satu sumber pencemaran adalah kotoran hewan ternak (kohe) dari sentra peternakan sapi perah di Lembang atau wilayah lainnya. Kohe dibuang langsung ke Sungai Cikapundung yang mengalir ke Sungai Citarum.
“Nanti desa diberdayakan untuk mengelola kotoran sapi menjadi pupuk kompos, etanol dan sebagainya. Teknologinya sudah disiapkan. Sehingga kohe memiliki nilai tambah bagi peternak dan desa,” tandasnya.
Dedi berharap hasil acara ini yang melibatkan masyarakat, dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan perubahan perilaku yang lebih baik. Dan pemerintah hadir sebagai pelayanan publik untuk perubahan, melalui inovasi dan kolaborasi, dari desa-desa di Jawa Barat.