Kamis, Mei 22, 2025

Selayang Pandang Teluk Bayur

Pewarta : Niko

Koran SINAR PAGI, Berau/Kaltim,- Teluk Bayur merupakan kawasan peninggalan Belanda (VOC) sewaktu melakukan kegiatan tambang batubara. Banyak dijumpai rumah/gedung/ bangunan tua, rel kereta pengangkut batubara, terowongan batubara hingga lapangan pusat untuk kegiatan warga Belanda.

Di Kabupaten Berau ini khususnya di Desa Teluk Bayur Kecamatan Teluk Bayur, terdapat beberapa peninggalan zaman penjajahan Belanda yang berhasil masuk daerah Berau pada Abad k-16. Dari Tanjung Redeb (ibu kota Kabupaten Berau) Teluk Bayur berjarak sekitar 10 kilometer. 

Di kecamatan ini dahulu adalah sebuah kota yang berjaya pada masa lalu dan menjadi pusat industri batubara yang ditandai dengan hadirnya perusahaan Steinkollen Matschappy Parapattan (SMP), Penambangan batu bara yang berdiri pada1912 itu menandai terbukanya Teluk Bayur bagi para pendatang.

Di masa jayanya, sekitar 1930, di Teluk Bayur berdiri sebuah kota modern yang memiliki fasilitas lengkap. Mulai dari sarana transportasi berupa kereta api untuk mengangkut para petinggi SMP atau para saudagar Eropa yang tinggal di bagian Timur dan Selatan kota dan para kuli kontrak, serta lori untuk mengangkut barang-barang kebutuhan dan batu bara hingga sarana rekreasi.

Bahkan di Teluk Bayur kala itu sudah ada taman kota, gedung bioskop, dan rumah judi, sayangnya, kini tinggal sisa-sisa kejayaan kota Teluk Bayur yang mulai ditinggal para penghuni Eropa sekitar 1954 seiring dengan ditutupnya SMP.

Keberadaan penjajahan Belanda di daerah ini dibuktikan dari beberapa bangunan tua yang masih berdiri kokoh, saksi bisu masa kejayaan Teluk Bayur sebagai kota tambang di masa lampau.

Related Articles

Media Sosial

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine

Berita Terbaru