Pewarta : Jeky
Koran SINAR PAGI, Sumedang,– Peringatan 100 tahun Lingga Sumedang dengan nama ‘Saabad Lingga’, yang menjadi rangkaian hari jadi Sumedang ke 441 yang jatuh pada 22 April 2019, ternyata masuk kategori pemecahkan record dunia RHR (Record Holder Republic), yang berkantor pusat di New York Amerika Serikat
Pemberian sertifikat word record RHR, itu diberikan langsung oleh Lia Mutisari, RHR Vice President Indonesia, di alun – alun Sumedang terhadap team supporting acara, yaitu dari pemerintah daerah Kabupaten Sumedang, Bupati Dony Ahmad Munir, Ketua Puseur Rukun Wargi Sumedang (RWS), Iwa Kuswaeri, dan juga Ketua Yayasan Pangeran Sumedang (YPS), serta terhadap kreator acara, Apip Supriatna, Kamis, (25/04/19).
Alasan pemberian itu seperti dikatakan, Lia Mutisari, kepada koransinarpagijuara.com di gedung Srimanganti, mengatakan, “Ini termasuk unik karena jumlah nya 100, peringatan Lingga ke 100, dimeriahkan oleh 100 rurukan, 100 tokoh, 100 tumpeng, 100 cai kahuripan, dan 100 pusaka”, papar Lia.
Dengan begitu, kata dia, setelah ada permintaan dari penyelenggara, kami langsung melakukan verifikasi ke lapangan, dan setelah dinilai, acara ini memang masuk kategori penilaian kami dari segi jumlah yang serba 100 tadi,
“Maka akhirnya kami memberikan pengakuan masuk di record dunia RHR, dan diberi legalisasi berupa sertifikat”, tukasnya.
Dijelaskan Lia, untuk pengakuan record ini, pihaknya memberi 4 sertifikat, “Ke empat sertifikat diberikan kepada 3 suporting acara seperti tersebut diatas, yaitu kepada Bupati Sumedang sebagai pemerintah daerah pelaksana acara, Ketua RWS Iwa Kuswaeri sebagai panitia pelaksana, dan pihak YPS juga sebagai pelaksana, dan satu sertifikat diberikan ke kreator acara, Apip Supriatna”, tukasnya.
Dikatakan dalam sumber sejarah, Tugu Lingga yang dibangun tepat ditengah alun – alun Sumedang itu berawal pembangunanya dari memperingati jasa – jasa Pangeran Aria Soeria Atmadja, seorang Bupati Sumedang yang berhasil membangun Sumedang dimasa itu, dibidang, pertanian, perikanan, perdagangan, perkebunan, perhutanan dan budang – bidang lainya, namun ia meninggal di Mekah saat menunaikan ibadah haji pada 1 Juni 1921, sehingga diberi gelar Pangeran Mekah.
Tugu Lingga sendiri dibangun oleh seorang Pangeran Belanda bernama Siching pada tahun 1921 dan setelah selesai dibangun, bangunan itu diresmikan oleh seorang Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr.Dirk Fock pada 22 April 1922.
Terkait masuknya acara Saabad Lingga memecahkan record dunia RHR, Ketua Puseur RWS Iwa Kuswaeri melalui Sekretaris Puseur RWS, Widi Pananjung mengatakatan, “Alhamdulilah ternyata peringatan Saabad Lingga masuk record dunia RHR, mudahan – mudahan ini awal yang baik kita kedepan untuk bisa mengharumkan nama Sumedang di kancah dunia internasional”, ujarnya.
Senada dengan Sekretaris Puseur RWS, Ketua YPS, Panji Wardhana Danil pun mengatakan, “Masuknya record dunia RHR ini harus jadi titik awal bangkitnya Sumedang untuk bisa berprestasi, khususnya pemerintahan yang sekarang bisa lebih memajukan dan mensejahterakan masyarakatnya seperti yang pernah di lakukan dimasa Pangeran Mekah atau Aria Soeria Atmadja dahulu”, harapnya.