Zulkarnaen Burlian, Ketua Persatuan Amal Sosial (PAS) Al-Iklas
Pewarta: Heri Kusnadi
Koran SINAR PAGI, Ogan Ilir,- Terkait penebangan pohon jenis Akasia yang sudah berumur puluhan tahun dan berukuran besar yang katanya milik Unit Pelayanan dan Penyuluhan Perkebunan milik Pemerintah (UPP-BUN), yang teletak di Kelurahan Tanjung Raja Timur Kecamatan Tanjung Raja-Kabupten Ogan Ilir – Sumsel, tanpa izin, dibantah Zulkarnaen Burlian, Ketua Persatuan Amal Sosial (PAS) Al-Iklas Kecamatan Tanjung Raja Kabupaten Ogan Ilir, Senin 01/04/19).
Menurutnya Persatuan Amal Sosial (PAS) Al-Iklas kehabisan stok papan untuk BAN kematian bagi orang yang meninggal, maka PAS berinisiatif meminta hibah berupa batang Pohon Akasia tersebut.
“Saat salah satu warga bernama Fidel Castro yang juga anggota PAS meninggal, stok BAN untuk kematian habis, kemudian saat acara Yasinan untuk memperingati 40 hari kematiannya, kami bertemu dengan pak Romli, Kepala UPP-BUN, kami mengadakan musyawarah bersama tokoh masyarakat, Wasilah dan A.Rasyid Ketua DKM Al-Ikhlas, lalu menceritakan kepada pak Romli perihal tidak adanya stok BAN untuk kematian,” terangnya.
Selanjutnya Wasilah dan A Rasyid, berinisiatif menyampaikan hal tersebut kepada Romli mantan Kepala PPKR dan meminta kayu pohon akasia yang berada dihalaman kantor tersebut dan diperbolehkan oleh Romli, karena semata – mata untuk keperluan sosial PAS Al Ikhlas.
Setelah mendapat izin, kemudian ketua PAS bersama Wasila memerintahkan tukang sinsu untuk melakukan penebangan.
“Karena alasan untuk keperluan BAN sebagai stok untuk Persatuan Kematian Amal Sosial (PAS) ia mengizinkan untuk menebang Pohon tersebut, karena menurut dia penanaman pohon akasia itu dan untuk kepentingan orang banyak,” tutur Zulkarnaen.
Terkait kerusakan pagar yang diakibatkan penebangan pohon, lanjutnya, sudah menjadi komitmen pengurus Pas Al Ikhlas untuk memperbaikinya, pungkasnya.
