Pewarta : Fitri
Koran SINAR PAGI, Kab.Garut,- Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Garut menggelar syukuran dan doa bersama yang diselenggarakan di sekretariat DPC GMNI Garut Kp. Babakan Loa Wetan Jl.Otista No 247 Desa Tarogong Kecamatan Tarogong Kidul – Garut.
Kegiatan tersebut bertemakan “Menumbuhkan Rasa Nasionalisme Terhadap Generasi Bangsa” yang dihadiri puluham kader GMNI dari berbagai perguruan tinggi di kabupaten garut, serta dihadiri langsung oleh pendiri GMNI Garut (H. Adam Sulaiman, S.Ip), ketua pertama DPC GMNI GARUT (Dr. Dodi Yudiardi,S.Sos.,M.Si), dan beberapa perwakilan purna GMNI Garut.
Berbeda dari biasanya, peringatan Dies Natalis ini berlangsung sederhana namun penuh dengan makna.
“Peringatan dies natalis ini adalah momentum sebagai ajang refleksi bagi kader GMNI khususnya di Kabupaten Garut untuk lebih peka terhadap persoalan bangsa terutama issu hoax dan perpecahan bangsa”, ujar Ketua Pelaksana kegiatan Filki Albanan, Sabtu (23/3/19).
Ia mengatakan, kita harus mampu menjadi promotor dalam menegakan empat pilar bangsa, disamping itu ideologi bung Karno seperti Marhaenisme dan tei sakti harus kita aplikasikan sehingga seluruh kader GMNI mampu menjadi katalisator pembangunan dan persatuan bangsa.
Sementara Ketua DPC GMNI Garut, Lukman Bahrul Alam sebagai memberikan sambutan mengenai pentingnya pemahaman religius bagi kader GMNI.
“Agenda peringatan Dies Natalis GMNI ke 65 ini menjadi sebuah refleksi bagi seluruh kader GMNI, kita harus berkontemplasi bagaimana kokohnya semangat perjuangan para founding father, para pendiri GMNI yang berjuang untuk bersatu ikut membangun kemajuan negara” tegasnya.
Lukman menambahkan peringatan dies natalis ini sekaligus menyambut Isra Mi’raj tahun 1439 H, diharapkan seluruh kader GMNI Garut mampu meningkatkan pemahaman intelektual dan keyakinan spiritual, sehingga sebagai kader nasionalis kita mampu menyeimbangkan kewajiban antara habluminnas dan habluminnalloh.
“Semoga GMNI khususnya di Kabupaten Garut menjadi katalisator revitalisasi daya kritis mahasiswa untuk berkontribusi memberikan sumbangsih pemikiran maupun gagasan dalam proses pembangunan daerah,” pungkasnya.