Pewarta : Ida
Koran SINAR PAGI, Kota Sukabumi,- Bangunan lama gedung Lembaga Pemsyarakatan Kelas II B Kota Sukabumi dengan kapasitas kurang lebih 200 orang harus dihuni oleh 401 orang warga binaan, dengan berbagai fasilitas yang memang jauh dari kata layak untuk dihuni.
Tetapi itulah kenyataan sesungguhnya kondisi Lapas Kelas II B Nyomplong Kota Sukabumi, terlebih penghuninya lebih banyak kasus narkoba dan usia remaja.

“Seharusnya Pemda menyediakan tempat untuk pembinaan bagi mereka, terlebih anak masih usia sekolah, bukan masuk di Lapas, karena Lapas bukan solusi bagi mereka,” ucap Ka.PLP Hendra Novreli Amd.IP.SH.MH, saat ditemui disela – sela acara test urine, Selasa (12/02/19) lalu.
Kendati dalam segala keterbatasan, kata Hendra, pihaknya tetap ekstra melakukan berbagai upaya pembinaan untuk WBP (warga binaan pemasyarakatan).
“Dengan kondisi seadanya, akibat terkendala luas lahan yang minim, kemudian ukuran kamar yang kecil, dimana seharusnya diisi oleh 7 orang, tetapi ini bisa lebih dari 15 orang, sehingga dibuatkan tempat yang disusun memakai papan, paling tidak mereka tidak berdesakan, dan terkesan ditumpuk,” ucapnya.
Selain itu, lanjutnya, agar terkesan lebih bermasyarakat, nama blok dan kamar diganti dengan nama tempat obyek wisata yang ada di Sukabumi, jelasnya.
Selanjutnya, untuk masalah kerohanian WBP, pihaknya secara rutin melaksanakan siraman rohani, seperti pengajian, tausyiah serta belajar mendalami kitab kuning, yang bekerjasama dengan Kemenag Kota Sukabumi.
“Kami juga memberikan keterampilan untuk mereka, berupa keterampilan menjahit, steam motor, sablon, pembuatan keset serta mengolah baso, agar bila bebas nanti, mereka memiliki bekal ilmu untuk menjalani kehidupannya,” katanya.
Sedangkan untuk Bidang Pendidikan, Lapas Kelas II B bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Sukabumi menyelenggarakan jenjang pendidikan Paket B dan C yang saat ini diikuti 20 orang WBP.
“Ada juga Kepramukaan, yang diikuti sebanyak 20 orang, diharapkan kepada mereka dapat menjadi leader yang bisa memimpin temannya yang lain, dalam artian dapat membawa, mengingatkan, teman – temannya untuk menjadi lebih baik, serta melakukan kegiatan yang bermanfaat buat diri sendiri maupun orang lain,” ujarnya.
Sedangkan Hari Jum’at, diisi khusus untuk WBP perempuan melakukan olahraga dan kegiatan lain, “Kegiatan ini untuk menghilangkan kejenuhan, sesuai hobby mereka,” tandasnya.