Minggu, April 27, 2025

Beragam Tanggapan Muncul Usai Nama Jalan Tangkuban Parahu Diganti Jadi Jalan Ir Soekarno

Pewarta : Lina

Koran SINAR PAGI, KBB,– Warga Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Jawa Barat, kini harus mulai melupakan nama Jalan Raya Tangkuban Parahu yang sudah begitu dikenal dan sangat melegenda sejak puluhan tahun lalu.

Kenangan itu harus terkubur seiring dengan pergantian nama jalan yang identik dengan legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi tersebut menjadi Jalan Ir Soekarno, pasalnya Pemkab Bandung Barat sudah mengeluarkan keputusan penggantian sejumlah nama jalan yang selama puluhan tahun telah dipergunakan dan melekat dalam ingatan masyarakat, bahkan sudah melegenda.

Berkaitan dengan hal ini, perwakilan masyarakat Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mendatangi kantor Pemda KBB, menemui Plt Bupati KBB, Yayat T Soemitra, Senin (16/07/18), untuk menyampaikan aspirasi sekaligus mempertanyakan soal kebijakan penggantian nama Jalan tersebut, namun mereka harus kecewa karena tidak bisa bertemu dan menyampaikan aspirasi langsung kepada Plt Bupati karena sedang berada di Jakarta dan hanya ditemui oleh staf perwakilan dari bagian Tata Pemerintahan (Tapem) Setda KBB.

Warga Lembang tolak pergantian nama Jalan Tangkuban Parahu menjadi Jalan Ir Soekarno

Suherman salah satu tokoh masyarakat Lembang menilai nama Jalan Tangkuban Parahu memiliki sejarah dan historis yang panjang serta telah jadi ikon Lembang. “Jalan Tangkubanparahu sudah melegenda dan dikenal sebagai ikon Lembang serta Jawa Barat, oleh karena itu kami menolak perubahan nama jalan itu,” ucapnya.

Dalam waktu dekat, lanjutnya, masyarakat lembang sepakat akan mencabut plang nama jalan tersebut dan meminta Pemda KBB mereview ulang penggantiannya, “Sebaiknya dalam penggantian nama jalan, masyarakat sekitar turut dilibatkan untuk sumbang saran karena itu merupakan kebijakan publik, terlebih masyarakat Lembang warganya heterogen sehingga jangan sampai kebijakan yang salah membuat kondisi masyarakat jadi resah,” katanya.

Senada dengan hal itu, para sesepuh dan tokoh masyarakat Lembang juga ikut menyayangkan pemberian nama Jalan Ir Soekarno di jalan nasional yang membentang di kawasan Lembang dan terhubung ke Kabupaten Subang tersebut.

Ketua Lembaga Adat Kabuyutan Lembang, Ade Juhaeri menyebutkan, terdapat banyak keluhan dan pertanyaan dari warga Lembang akan pemberian nama Jalan Ir Soekarno, “Tanpa bermaksud merendahkan nama Soekarno, namun nama Jalan Tangkuban Parahu dianggap lebih cocok dipakai di kawasan yang juga jalur masuk ke TWA Gunung Tangkuban Perahu,” ujarnya.

Menurutnya, nama Soekarno memang sangat pantas diabadikan sebagai nama jalan, tapi ini kan jalan yang menuju ke gunung dan hutan jadi rasanya kurang tepat. Apalagi nama Jalan Tangkuban Parahu sudah sangat melekat di hati masyarakat Lembang, tuturnya.

Tidak hanya itu, Pergantian nama Jalan Raya Tangkubanparahu menjadi Jalan Ir Soekarno di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), menuai beragam komentar dari masyarakat antara setuju dan tidak setuju, termasuk beragam komentar yang menghiasi media sosial dan grup WA masyarakat Lembang.

Anggota DPRD KBB yang juga warga Lembang, Rismanto mengatakan, tidak mengetahui persis apa yang melatarbelakangi pergantian nama jalan tersebut, maka wajar banyak muncul komentar dari berbagai tokoh masyarakat Lembang yang substansinya mempertanyakan apa dasar dari pergantian tersebut.

“Saya melihat lebih kepada pertimbangan dan latar belakang pergantian itu, pengaruhnya apa, benefitnya gimana, mungkin itu yang perlu disosialisasikan ke masyarakat,” tuturnya di Lembang, Jumat (13/07/18).

Ketua DPD PKS KBB ini menilai, nama Tangkuban Parahu sudah jadi ikon dan terkenal bukan hanya di Indonesia tapi juga ke mancanegara, “Tanpa mengenyampingkan nama Soekarno yang merupakan tokoh proklamator, saya berharap perubahan nama ini bisa membawa kemaslahatan kepada masyarakat,” tandasnya.

“Atas nama masyarakat Lembang kami harapkan kepada pemangku kepentingan di pemerintahan KBB untuk menjelaskan kepada masyarakat apa latar belakang dan dasar pemikiran mengganti nama Jalan Raya Tangkuban Parahu. Bukan berarti tidak setuju akan tetapi penghargaan dan penghormatan kepada tokoh bangsa dan Presiden RI pertama tersebut sudah cukup banyak, baik di tanah air maupun di luar negeri,” imbuhnya.

Kata dia, mungkin akan lebih bijak sebelum diresmikan, dirembukkan dulu dengan seluruh tokoh di KBB. Sebab masih banyak para pendiri, pejuang bangsa, terutama di tatar Sunda atau Jawa Barat yang belum di hormati, dikenang, dan diabadikan.

Related Articles

Media Sosial

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
Google search engine
Google search engine
Google search engine

Berita Terbaru