Pewarta : Lina
Koran SINAR PAGI, KBB,- Antusias para pedagang pasar desa Mekar mukti sebanyak 275 orang hadir untuk rapat Sosialisasi dan Transparansi Relokasi Pasar desa. Mekar Mukti yang dilaksanakan dengan aman dan lancar hingga terbentuk susunan kepanitian relokasi pembangunan pasar Desa Mekar Mukti.
Pemilihan ini, suatu bentuk kepeduliaan warga pasar agar terciptanya suatu wadah yang bisa menampung aspirasi warga pasar, dan memberikan contoh demokrasi yang baik dan benar agar kedepanya masyarakat Desa Mekar Mukti bisa turut serta merasakan dan menikmati aset pasar yang ada diwilayahnya dan bisa mengatur sendiri menejemen pengelolaan pasar tersebut sebagai asli pemilik aset pasar tersebuat atas nama putra daerah dan warga Dessa Mekar Mukti, karena selama ini pengelolaan pasar Desa Mekar Mukti dikelola oleh pedagang luar warga desa tersebut.
Pasar Desa Mekar Mukti merupakan salah satu pasar terbesar dan strategis di Kabupaten Bandung Barat dan sudah sekitar 40 tahun usianya, dan kondisi pasar saat ini perlu direvitalisasi lagi untuk kenyamanan usaha warga Mekar Mukti khususnya.
Ketua Panitia Relokasi Pembangunan Pasar Mekar Mukti, Yudianto didampingi oleh Wakil Ketuanya : Endang, Sekretaris : Dandi dan Bendahara : Sofa beserta bidang – bidang lainnya yang jumlahnya 9 orang kepengurusan, rencanananya dalam waktu dekat ini siap membangun Pasar desa Mekar Mukti agar lebih nyaman dan representatif. Rencana Program pembangunan Pasar Mekar Mukti pun disambut antusias para pedagang dan masyarakat.
Saat ditemui di kantor Sekretariat Panitia Relokasi Pembangunan Pasar Desa Mekar Mukti, Yudianto menjelaskan dengan gamblang soal kondisi dan manajemen pengelola pasar dilakukan oleh warga di luar Desa Mekar Mukti,”Sebagai putra daerah saya sangat prihatin melihat keadaan seperti ini, selama ini saya diam dan hanya memperhatikan pengelolaan pasar Desa Mekar Mukti dari jauh,” ucapnya.
Menurutnya, Jumlah keseluruhan pedagang saat ini yang terdata sebanyak 316 orang dan 238 diantaranya pedagang dari luar Desa Mekar Mukti, sementara pedagang asli putra daerah hanya 78 orang itupun orang-orang yang dianggap serakah, karena selama 40 tahun berdagang tidak mau mengajak warga mekar mukti lainnya.
“Warga asli Desa Mekar Mukti yang lainnya punya usaha sebagai tukang ojeg, tukang parkir, petugas kebersihan sampah dan sebagai penonton pengelolaan pasar desa Mekar Mukti yang dikelola orang luar dan menikmati hasil serta manfaatnya selama 40 tahun,” tuturnya.
Selain itu, warga hanya bisa menikmati kemacetan, bau busuk sampah, becek dan kotornya jalan disekitar pasar tersebut sungguh begitu memprihatinkan, ujar Yudi.
Ditambah persoalan baru muncul ditengah masyarakat disaat menjelang perhelatan Pilkada di Kabupaten Bandung Barat yang lalu, nama Aa Umbara tiba – tiba saja muncul dan ramai diperbincangkan tengah masrayakat Mekar Mukti.
Sebelum Aa Umbara resmi mencalonkan diri jadi Bupati di KBB yang berpasangan dengan Hengky Kurniawan ratusan pedagang pasar Mekar Mukti pernah audiensi ke kantor DPRD KBB dan diterima langsung oleh Aa Umbara saat itu masih menjabat sebagai Ketua DPRD, namun disaat ini lain cerita yang membuat masyarakat desa Mekar Mukti menjadi resah karena ketialka Aa Umbara blusukan mengkampanyeukan dirinya menjadi Bupati.
Pasar ini tertunda pembangunannya karena telah digiring keranah politik oleh Umbara yang beberapa kali mengadakan pertemuan dan mendatangi rumah-rumah pedagang pasar yang secara otomatis janji-janji politiknya dimanfaatkan sebagai jembatan peraupan untuk mendulang suaranya di Pilkada dengan bertemu para pedagang yang sedang kebingungan memikirkan harga kios yang mencapai Rp.40 juta hingga Rp.60 juta.
Aa Umbara telah mengiming-imingi pedagang Pasar Cihampelas bila mana ia terpilih menjadi bupati, kios dan los dipasar itu akan digratiskan, hal itu sontak menjadi polemik dimana ia beserta pemerintah desa setempat ingin merevitalisasi pasar dengan menggunakan pihak ketiga atau swasta.
“Aa.Umbara kan orang luar Desa Mekar Mukti, dia penduduk Lembang, otomatis tidak tahu seluk – beluk serta kondisi pasar desa Mekar Mukti yang sebenarnya, namun karena kepentingan politik itulah tiba-tiba saja nama Aa.Umbara muncul sebagai Dewan Pembina Kepengurusan Baru Perkumpulan Pedagang Pasar Mekar Mukti Kec.Cuhampela Kab.Bandung Barat, ditambah dengan janji-janji politiknya kepada para pedagang pasar yang akan menggratiskan kios/jongko.
Sedangkan bentuk perhatian Aa.Umbara kepada masyarakat Mekar Mukti itu sama sekali tidak ada, bahkan menurut Yudianto Ketua Panitia Relokasi Pasar menambahkan, “Aa Umbara yang belum tau kronologis sebenarnya telah menjanjikan kios gratis hanya kepada para pedagang pasar saja, otomatis Aa Umbara akan menyengsarakan masyarakat Mekar Mukti selamanya dikarenakan para pedagang dipasar itu orang luar daerah 80%,” tutur Yudi.
Sosok Yudianto yang dikenal sebagai pengusaha muda sukses dan pemberani ini setelah masuk kedalam kepanitiaan Relokasi Pembangunan Pasar Desa Mekar Mukti baru mengetahui status pasar desa mekar mukti kondisinya dari dulu hingga hari ini seperti apa, sebagai putra daerah asli mekar mukti pantas saja Yudianto menjadi sangat marah, kesal dan kecewa karena sudah selama 40 tahun wrga masyarakatnya di bohong.
Setelah mengadakan rapat kepanitiaan Relokasi Pasar Mekar Mukti kami sebagai Panitia akan menunggu keputusan akhir dari Muspika dengan diberikan toleransi waktu selama 2 minggu setelah Pilkada dilaksanakan. Warga Masyarakat Mekar Mukti akan menuntut Keadilan karena mereka juga punya hak untuk berdagang di aset pasar di daerahnya sendiri.
Muspika Kecamatan Cihampelas sendiri, walaupun mengetahui kondisi sebenarnya status pasar mekar mukti ini, namun terkesan tidak memiliki rasa keadilan bagi warga Desa Mekar Mukti. Ibaratnya seperti Tambang Emas Freeport orang lain diluar lokasi tambang Freeport yang menikmati hasilnya, sedangkan penduduknya aslinya hanya mampu sebagai kuli dan manjadi penonton saja,” Jelas Yudianto mengakhiri pembicaraanya dengan nada marah.
Nara sumber lainnya membenarkan apa yang terjadi dan dirasakan akan ketidakadilan bagi warga masyarakat Desa Mekar Mukti, nama-nama seperti Haji Ubun (50), Danil (34) dan Asep Abidin (45) ketiga orang ini merupakan putra daerah yang selama ini sama sekali belum merasakan hasil dan manfaatnya keberadaan pasar tersebut.
“Kami semua yang hadir di kantor sekretariat Relokasi Pembangunan Pasar ini sangat ingin sekali merasakan manfaatnya dan kami ingin seperti orang lain para pedagang pasar yang 318 orang itu bukan warga kami, bukan tetangga kami dan bukan pula saudara kami, tapi mereka semua menikmati hasilnya di pasar kami ini, sungguh menyedihkan dengan melihat begitu pesatnya perniagaan aktivitas di pasar kami itu orang lain yang mendulang emasnya, kami hanya menikmati kemacetan dan bau busuk sampahnya saja,” ucapnya.
Mereka berharap perjuangan Yudianto sebagai tokoh masyarakat di Desa Mekar Mukti dapat memperjuangkan hak – hak kami sebagai putra daerah di mekar mukti ini untuk memilikinya, merasakannya dan menikmatinya sebagai pedagang di pasar kami aset desa yang kami miliki selama 40 tahun ini merasa dibohongi dan dibodohi orang-orang serakah yang dengan tenang menikmati semua ini di pasar milik kami,”ujar Haji Ubun.