Pewarta : Fitri
Koran SINAR PAGI, Kabupaten Garut,- Menyikapi pengunduran diri Kepala Dinas Kesehatan, dr.Tenni Swara Rifai, Bupati Garut, Rudy Gunawan harus tegas. Selain itu, Bupati harus objektif dalam memberikan keputusan.
Demikian dikatakan Pemerhati Kebijakan Publik Kabupaten Garut, yang juga aktivis Masyarakat Peduli Anggaran (Mapag), Haryono.
“Jangan sampai ada kesan mempermainkan jabatan. Bupati harus tegas,” paparnya, Rabu (04/07/18).
Menurutnya, publik tidak mengetahui secara persis alasan pengunduran diri dr. Tenni. Namun kabar yang beredar, ia ingin fokus berkarier sebagai dokter dan fokus mengelola rumah sakit swasta.
Dikatakan Haryono, pengunduran diri telah diatur dalam PP. No 11 Tahun 2017, tentang manajemen ASN. Pengunduran diri PNS dalam tidak mudah, harus melalui beberapa pertimbangan, khususnya pertimbangan dari Pejabat Pembina Pegawai (PPK). Prosesnya bisa satu tahun.
“Kedepan dampaknya akan sangat jelas tidak menuntup kemungkinan kinerjanya tidak akan optimal. Justru Dinas Kesehatan Garut akan tidak baik,” kata Haryono, yang juga mantan Anggota DPRD Garut.
Haryono menilai, Kadinkes tidak memiliki etika sebagai pejabat tinggi. Terkesan mundurnya saat Pilkada Garut, hanya sebagai mencari aman saja.
Jelas tidak memiliki etika yang baik sebagai pejabat tinggi. Bupati harus objektif tidak boleh politis. Apalagi di Pemkab Garut masih banyak pejabat yang memiliki SDM serta memiliki kemampuan yang bagus,” ujarnya.
Dengan dipertahankanya dr.Tenni Swara Rifai dari jabatan Kadinkes, kata Haryono, justru akan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap pemerintahan Rudy Gunawan-Helmi Budiman dalam mengelola tata kelola pemerintahan.
Jelas publik akan bertanya-tanya kenapa Bupati Garut, mempertahankan dr.Tenni Swara Rifai dari Kadinkes yang jelas-jelas sudah menyatakan mundur,” pungkasnya.