Oleh : Sasmi Selvia
(Mahasiswi UPI Jurusan Pendidikan Agama)
Mungkin, tulisan ini akan banyak menuai pro dan kontra. Apalagi yang menuliskannya adalah seorang anak kecil yang baru lulus SMA. Namun, tak apa-apa, kan? Tulisan ini benar-benar merupakan ungkapan dari hati saya. Bukan tulisan-tulisan yang sengaja dibuat untuk kepentingan partai yang ingin berkuasa.
Tidak mengapa jika setelah ini akan banyak orang yang berkata bahwa saya pro jokowi, Ah… itu bukan masalah sama sekali. Bukankah memang seharusnya dalam sistem demokrasi, semua rakyat harus mematuhi hasil yang telah disepakati? Dan, kita telah sama-sama mengetahui bahwa pada pemilu 2014, presiden terpilih adalah Bapak Jokowi. Memilih Jokowi atau tidak, jika kita adalah rakyat Indonesia, kita harus menerima keputusannya.
Namun, akhir-akhir ini, di dunia maya, orang-orang sedang digemparkan dengan hastag #2019GantiPresiden. Bahkan, belakangan ini saya lihat, hastag itu telah dituliskan pada t-shirt yang sengaja dipakai oleh sebagian orang. Mereka terlihat biasa-biasa saja menggunakannya. Tidak terlihat ketakutan diwajahnya. Ah, padahal, kata generasi 90-an, andai t-shirt itu dipakai pada zaman dulu, Ali Oncom aja takut dipenjara, Heheh…
Dari hal tersebut, saya meneropong Jokowi disisi yang berbeda. Disaat segelintir orang menghujatnya, ia tetap tampil tenang. Tidak tampak kebencian diwajahnya. Tidak tersirat rasa dendam dalam ucapannya. Ia tetap bekerja untuk Indonesia. Itulah yang membuat Jokowi terlihat istimewa.
Ah, bukan hanya Jokowi saja tentunya. Bagi saya, semua presiden yang pernah memimpin negeri ini adalah orang-orang istimewa yang Allah amanahi untuk memimpin bangsa dan negara. Semua presiden membangun bangsa dengan cara yang berbeda.
Adapun, jika ada beberapa keluhan pada masa kepemimpinannya, saya jadi teringat pada sebuah kisah di zaman Khalifah Ali Bin Abi Thalib Karromallahu wajhah.
Saat itu, ada yang mengeluhkan tentang masa kepemimpinan Ali bin Abi Tholib yang terjadi perpecahan ummat, sedangkan pada masa kepemimpinan sebelumnya yang dipimpin oleh Abu Bakar, Umar dan Usman aman-aman saja.
Apa jawaban Sayyidina Ali?
“Pada masa beliau bertiga itu, yang dipimpin adalah orang-orang macam aku. Sedangkan sekarang, yang ku pimpin adalah orang-orang macam kamu”
Mari kita renungi dengan hati yang suci, untuk membenahi negeri ini.
Sukabumi, 23 Juni 2018.