Pewarta : Ester
Koran SINAR PAGI, Kota Medan,- Wali Kota Medan, H T Dzulmi Eldin meresmikan Gedung Pasraman Raksa Bhuana di Jalan Polonia Medan, Sabtu (05/05), yang ditandai dengan penandatangan prasasti oleh Walikota Medan. Gedung ini merupakan tempat belajar untuk memperdalam agama Hindu Bali.
Sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan atas kehadiran Wali Kota sekaligus meresmikan Gedung Pasraman Raksa Buana, warga Hindu Bali pun memakaikan pakaian adat Bali serta topi kepada Wali Kota.
Wali Kota menyambut baik berdirinya Gedung Pasraman Raksa Bhuana. Kehadiran gedung itu diharapkannya dapat meningkatkan rasa keimanan umat Hindu Bali yang ada di Kota Medan. Apalagi gedung yang baru ini sangat representatif untuk tempat beribadah sekaligus melaksanakan kegiatan keagamaan.
Dikatakan Eldin, Pemko Medan selama ini selalu mendukung setiap kegiatan keagamaan, termasuk pendirian rumah ibadah maupun tempat-tempat yang berkaitan dengan keagamaan.
“Medan merupakan kota yang multikultural, dimana warganya berlatar suku dan agama yang berbeda namun hidup berdampingan dengan penuh kedamaian,” kata Wali Kota.
Eldin menambahkan, warga Kota Medan juga sangat toleran dalam kehidupan sehari-harinya. Pembangunan Gedung Pasraman Bhuana ini menunjukkan bukti bahwa warga Kota Medan sangat menjunjung tinggi keberagaman dalam berkeyakinan dan beribadah sesuai ajaran agama masing-masing. “Jadi miniaturnya Indonesia ada di Kota Medan,” ungkapnya.
Selanjutnya Wali Kota menyampaikan rasa apresiasi dan salutnya atas kekompakan umat Hindu Bali yng ada di Kota Medan. Walaupun jumlah mereka sedikit namun sangat solid dan senantiasa saling membantu.
Dengan kebersamaan yang dibangun, umat hindu Bali akhirnya dapat mendirikan Gedung Pasraman Raksa Bhuana yang terbilang megah. “Sikap kebersamaan seperti inilah yang harus terus dibangun dan dibina,” ujarnya.
Sementara itu I Wayan Dirgayasa Tangkas selaku Ketua Suka Duka Dirgayusa Medan menjelaskan, Gedung Pasraman Raksa Bhuana dibangun selama lima tahun. Selain menjadi tempat belajar agama hidup Bali, gedung itu juga dapat digunakan untuk tempat berkesenian dan berkebudayaan.
Dijelaskan Wayan, kerja keras yang mereka lakukan untuk membangun Gedung Pasraman Raksa Bhuana tentunya tidak sia-sia. Sebab, gedung itu nantinya akan mereka tinggalkan dan wariskan kepada anak cucunya.“Agar mereka dapat mewarisinya, tentunya mereka harus memperdalam ilmu keagamaan di gedung ini,” jelas Wayan.
Wayan kemudian memaparkan, selain warga Bali, ada juga warga dari suku lainnya yang menganut agama Hindu Bali yakni Karo dan Jawa. “kita hidup rukun berdampingan, termasuk dengan umat dari agama lainnya yang berada di sekitar Gedung Pasraman Raksa Bhuana,” terangnya.
Peresmian Gedung Pasraman Raksa Bhuana berlangsung cukup meriah. Nuansa Bali sangat kental dalam gedung, baik itu dalam bentuk ornamen gedung, pakaian yang dikenakan serta alunan gamelan dan musik khas Bali. Selain tarian Bali, peresmian juga dimeriahkan dengan tarian Karo dan Jawa. Sebelum peresmian dilakukan, seluruh umat Hindu Bali yang hadir lebih dulu melaksanakan ibadah.