Oleh : Apar Rustam Ependi
Artis merupakan salah satu kosa kata yang tidak bisa lepas dari dunia pendidikan. Ibarat dua sisi mata uang logam, sisi yang satu adalahpendidikan, sementara sisi lainnya adalah artis. Jadi kelemahan yang fatalmanakala dunia pendidikan tidak bisa menghadirkan artis. Dengan demikian, ketika di sisi yang satu kita berbicara soal pendidikan, sementara di sisi lain artis wajib dihadirkan. Tapi maaf, jangan baper terlebih dahulu, marilah kita maknai dua kosa kata tersebut agar tidak menjadi kontra produktif, marilah kita jabarkan bahwa dua kosa kata tersebut (pendidikan dan artis) merupakan dua kosa kata yang seyogyanya dapat seiring, sejalan dan bergandengan tangan satu dengan yang lainnya.
Marilah kita simak tujuan penyelenggaraan pendidikan sebagaimana terterapada pasal 1 ayat 1 Undang-undang No 20 tahun 2003 yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Kita bisa memahami bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan seluruh potensi peserta didik secaara aktif agar siswa memiliki ilmu yang diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan shaleh. Ini berartibahwa tujuan pendidikan adalah mendorong agar siswa mampu untuk mencipta, mengkarsa dan merasa.
Selanjutnya kemudian dipertegas pada pasal 3 Undang-undang No 20 tahun 2003, yang menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tidak disangkal lagi bahwa tujuan pendidikan adalah menjadikan manusia paripurna, manusia yang shaleh, berilmu yang dimanifestasikan dalam bentuk keterampilan untuk menerapkan ilmunya yang dilandasi dengan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Artis berkedudukan sebagai kata benda orang yang berasal dari art yang berkedudukan sebagai kata benda, yang memiliki arti “seni”, dengandemikian, artis dapat diartikan sebagai “orang seni” atau seniman”.
Seniman merupakan seseorang yang memiliki ilmu dibidang seni dan mampu mengeksplor keterampilan seni yang dimilikinya dengan dilandasi nilai-nilai etika dan estetika. Tegasnya bahwa seniman merupakan orang yang memiliki kemampuan untuk mencipta, mengkarsa dan merasa di bidang seni.
Jika dikaitkan dengan tujuan pendidikan sebagaimana telah dijelaskan diatas, lahirnya sosok seorang artis merupakan salah satu indikator yang menunjukkan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan di bidang seni.
Betapa wajib terkagumnya dunia pendidikan manakala telah mampu menghadirkan seorang artis, namun demikian, dalam perkembangan pemikiran selanjutnya, tentunya civitaspendidikan harus mampu menjawab pertanyaan pertanyaan di bawah ini,
-Apa yang harus ditampilkan oleh sosok artis pendidikan ?
-Siapa artis yang harus tampil untuk mengejawantahkan keberhasilan tujuan pendidikan ?
-Bagaimana tampilan artis di dunia pendidikan ?
-Mengapa harus menampilkan artis pendidikan ?
-Dimana artis pendidikan dapat mengeksplor kemampuan seninya ?
Barangkali jika dikaitkan dengan tujuan pendidikan sebagai mana tertera di dalam UU SPN, maka akan diperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan di atas adalah sebagai berikut ini.
Pertama: hal yang harus ditampilkan adalah kompetensi
Artis pendidikan seyogyanya dapat mengeksplor pengalaman-pengalaman belajar yang telah diperolehnya dalam proses pembelajaran, sesuai dengan sebaran struktur kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah (kompetensi). Tidak diharapkan ada tendensi negative dengan munculnya fenomena artis hiburan tampil dipanggung pendidikan. Oleh sebab itu seyogyanya yang ditampilkan adalah sisi edukasinya, bukan pada sisi hiburannya.
Kedua : Siswalah yang harus tampil pada panggung pendidikan
Seiring dengan makna pendidikaan, bahwa satuan pendidikan seyogyanya harus memberikan peluang sebesar-besarnya dan seluas-luasnya bagi tumbuh kembangnya potensi peserta didik. Jadi bukanlah artis lain yang harus tampil di panggung pendidikan, namun siswalah yang harus diberikan ruang dan waktu sebanyak-banyaknya untuk mengaktualisasi dan mengkreasi pengalaman-pengalaman belajar yang telah diperolehnya.
Ketiga: Tampillah secara ilmiah, etis dan penuh dengan nilai-nilai religi
Artis pendidikan seyogyanya dapat menampilkan diri sebagai ilmuwan dilandasi dengan nilai-nilai etis serta penuh dengan pengamalan nilai-nilai religi. Bukanlah tampilan lain yang harus ditampilkan pada panggung pendidikan, apalagi tampilan artis yang cenderung kurang sopan dalam berpakaian, bertindak dan bersikap. Tapi artis yang harus tampil di panggung pendidikan adalah artis berilmu yang terampil menerapkan ilmunya dengan dilandasi nilai-nilai etika estetika dengan mengacu pada nilai-nilai agama.
Keempat: Artis Pendidikan Harus Mendidik
Lembaga pendidikan merupakan majelis ilmu, majelis yang mulia, majelis yang dapat menjadi ladang bagi seluruh civitas pendidikan untuk mencapai ridho Ilahi. Mengingat begitu sakralnya lembaga pendidikan, maka seyogyanya yang ditampilkan pada panggung pendidikan semuanya berjalan pada landasan pemikiran bahwa panggung pendidikan adalah salah satu arena yang dapat digunakan oleh artis pendidikan untuk menyuguhkan hal-hal yang sifatnya mendidik.
Kelima: Artis Pendidikan Harus Tampil di Semua Panggung Kehidupan
Tidak hanya di panggung hiburan, artis pendidikan harus menjadikan seluruh sendi kehidupan sebagai arena panggung pendidikan. Artis pendidikan diharapkan bisa tampil prima pada semua aspek kehidupan, tidak terbatas oleh ruang dan waktu untuk mengkreasi, menampilkan, mencipta, mengkarsa dan merasa, namun semua itu melekat secara utuh pada diri artis pendidikan.
Ini hanyalah bentuk kerisauan dari seorang guru di SMKN 12 Garut, yang diamanahi sebagai Ketua SEGI Garut, manakala dihadapkan pada munculnya fenomena artis hiburan di panggung pendidikan.