Pewarta : Liputan Khusus
Koran SINAR PAGI,- Cimahi,- Jumat (26/4). Banyaknya kasus yang marak terhadap pencemaran limbah di aliran sungai citarum khususnya di cimahi, tidak lepas peran serta Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi yang dinilai kurang kooperatif dan tertutup menerima laporan serta pengaduan warga cimahi.
Hal itu di ungkapkan, Litbang dan Investigasi DPW IPJI Jawa Barat, wawan nurjaman S.Sos, MM. saat mengecek lokasi pembuangan air limbah dari sebagian industri di wilayah hukum kota Cimahi.
” Beberapa kali kita ke DLH Kota Cimahi, untuk menyampaikan laporan warga terkait beberapa perusahaan yang sering membuang limbah, namun sangat disayangkan sering kali kepala dinas tidak mau menemui, bahkan terkesan menutupi, ada apa sebenarnya ??, ” kok terkesan ada main – main,” pungkasnya
lebih lanjut, litbang menilai DLH Kota Cimahi tidak pernah tegas memberikan sangsi terhadap perusahaan yang bermasalah dengan limbahnya.” ini bukan kasus baru, sudah banyak perusahaan yang melanggar tapi kelihatannya DLH Kota Cimahi kurang proporsional, tidak jelas menanggani persoalan tersebut,!! seolah mangkrak..” tandasnya.
Sementara Ketua DPW IPJI Jabar, Dra. Ai Mulyani, MPd menanggapi persoalan limbah semestinya DLH Kota Cimahi harus bisa lebih konsisten dalam menjalankan UU No.23/ 1997 dan Perpres. No.101/tahun 2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan racun.
” Berbicara soal limbah itu sudah jelas dengan pagu anggaranya, baik dari pusat maupun daerah, kenapa selalu mengelak, sementara program citarum Harum yang dicanangkan Kodam III/ Siliwangi dan Pemprov Jabar seolah diabaikan,” tegas Ai.
Menurutnya, kalau DLH Kota Cimahi terus tertutup dalam informasi, baik terhadap warga, media maupun LSM , akan menghambat proses normalisasi sungai citarum tersebut. ” Sejauh ini DLH Provinsi sendiri dengan terang – terangan membutuhkan peran serta masyarakat dan media, pembentukan satgas koorlap Citarum Kodam III/ Siliwangi bukti kongkrit keseriusan pemerintah menangani masalah limbah, sedang DLH Kota Cimahi justru banyak menutupi persoalan limbah,” paparnya saat ditemui media koran SINAR PAGI di ruang kerjanya.
Berdasarkan hasil pantauan yang diterima oleh media KSP, perusahaan yang bermasalah dengan limbahnya adalah PT. BWI, Gucitex, dll dan terakhir PT. Ayoetex yang menyebabkan gatal – gatal airnya, saat di monitoring team Satgas Subsektor 21-3 anggota yonif 315 dari Dan Sektor 21, Kolonel inf Yusep. S Kodam / III Siliwangi. (sabtu,28/4)