Pewarta : Lina
Koran SINAR PAGI, KBB,- Menindak lanjuti informasi yang beredar bahwa ditutupnya akses jalan penghubung Raja Mandala-Cipongkor diakibatkan adanya retakan di bendungan Saguling, terkait hal ini Unit Pembangkit (UP) Saguling, memberi penjelasan terhadap beberapa awak media yang disampaikan langsung olrh General Manager (GM) Indonesia Power UP Saguling, Buyung Arianto.
Menurutnya penutupan yang dilakukan beberapa minggu lalu tersebut sebelumnya pihak IP melakukan sosialisasi terlebih dahulu dengan mengundang berbagai element diantaranya TNI, Polri, Camat, kepala desa, serta tokoh agama dan masyarakat setempat di Gedung Pertemuan Komplek Cioray pada tanggal 8 Februari 2018 lalu.
Namun lanjutnya, kemudian beredar berita bahwa penutupan dilakukan karena adanya retakan di bendungan, padahal penutupan akses semata-mata untuk menghindari beban statis dan beban dinamis saja untuk keberlangsungan serta ketahanan waduk saguling yang dibangun tahun 1981 agar terus bisa mengalirkan listrik ke Jawa dan Bali, terangnya.
Buyung Arianto menegaskan, bahwa kabar adanya tentang keretakan akibat gempa Banten beberapa waktu lalu adalah tidak benar, dikatakan, pihaknya melakukan pengecekan langsung sesuai SOP secara rutin.
Supervisor Senior Gio Teknik dan Hidrologi Waduk, Deni jamaludin menambahkan, inspeksi terus – menerus dilakukan dengan menganalisa tugu bendungan, menurutnya beban dinamis bisa disebabkan salah satunya dari masalah lalu lintas selain angin, gelombang air dan gempa.
“Kalau faktor alam kami tidak bisa kendalikan, tetapi kalau lalu lintas kan bisa di atur, jadi bagaimanapun lalu lalang kendaraan dapat berpengaruh juga,” imbuhnya.
Pantauan KSP, akses jalan dari Cipongkor ke Rajamandala atau sebaliknya yang telah ada yaitu jalan Leuwi Budah tidak jauh beda jaraknya dengan jalan yang melalui bendungan, bahkan jalan Leuwi Budah kondisinya lebih bagus di bandingkan jalan Bendungan Saguling.