Pewarta : Avenk
Koran SINAR PAGI, Kota Sukabumi,- Selang sehari setelah memenuhi undangan Ketua Umum PB PGRI Dr.Unifah Rosyidi di Jakarta, Kamis (07/03/18) Pengurus PGRI Kota Sukabumi langsung menemui Prof.Dr.H.Mohamad Surya sebagai “Guru Besarnya PGRI” atau sesepuh PGRI, Sabtu (10/03/18), di Kota Bandung.
Dudung Nurullah Koswara Ketua PGRI Kota Sukabumi menyatakan kepada Koran SINAR PAGI, Minggu (11/03/18), tujuan menemui Prof.Surya diantaranya adalah untuk beberapa hal terkait kepentingan organisasi yakni meminta “petuah” sekaitan perjuangan PGRI masa kini.
Prof.Dr.H.Mohamad Surya adalah mantan Ketua Umum PB PGRI dua periode, mantan anggota DPD RI dua periode dan guru besar yang diminta beberapa perguruan tinggi di dalam dan luar negeri. Bagi Dudung pertemuan dengan Prof.Surya adalah sebuah pertemuan yang sangat berharga mengingat pengetahuan dan pengalaman beliau dapat menjadi rujukan dalam perjuangan organisasi PGRI.
Dalam pertemuan tersebut Prof.Surya diantaranya menyitir tentang organisasi PGRI agar jangan seperti Dinosaurus yang pernah besar pada zamannya kemudian punah dan hilang ditelan zaman.”PGRI adalah organisasi profesi terbesar di Indonesia lebih dari 3 juta anggotanya, jangan sampai bernasib sama seperti Dinosaurus, sangat besar tapi lambat dan tak mampu beradaptasi dan punah,” ujarnya.
PGRI harus diurus oleh orang-orang kompeten dalam berorganisasi, memahami pendidikan, berjiwa guru plus mampu berkomunikasi dengan baik, diantaranya komunikasi melalui tulisan.”Saat ini adalah era literasi maka para pengurus organisasi profesi PGRI pun harus memiliki kemampuan memperjuangkan PGRI dengan memanfaatkan media tulisan” kata prof.Surya lagi.
Menurut Prof.Surya “Budaya literasi atau menulis merupakan sebuah komunikasi silaturahmi yang mampu menembus ruang dan waktu. Orang yang membuat tulisan berarti Ia akan bersilaturahmi dengan siapapun tanpa mengenal jarak, tempat dan waktu”, demikian halnya dengan perjuangan PGRI, diantaranya dapat dilakukan melalui tulisan agar para anggota memiliki semangat dan wawasan pendidikan dan keorganisasian.
Bagi Dudung apa yang disampaikan Prof.Surya adalah bekal bagi dirinya yang masih belajar berorganisasi untuk terus membawa organisasi PGRI menjadi organisasi profesi guru yang dirasa oleh guru sebagai anggota makin bermanfaat dan meningkatkan harkat martabat para guru. “Prof. Surya adalah “Legeda Hidup” gurunya para guru. Ia adalah seorang guru SD dari pinggiran desa yang kemudian menjadi tokoh penting di negeri ini,” ungkap Dudung.
Prof.Surya adalah referensi bagi semua guru Indonesia mengingat pengetahuan, pengalaman, kiprah dan telaahannya tentang dunia pendidikan dan guru merepresentasikan apa yang terjadi sebenarnya pada guru-guru di Indonessia. Bahkan terkadang Prof.Surya tak jarang memberikan motivasi dalam majas yang efektif, misal Ia meminta kepada para guru untuk menjadi guru yang rajin menulis.
Prof.Surya mengatakan “Jangan jadi sarjana pohon pisang.” artinya jangan jadi sarjana yang seumur hidup hanya satu kali menulis dalam bentuk skripsi. Hal ini ibarat pohon pisang yang hanya satu kali berbuah. Guru harus terus berbuah dan berbuah karena guru adalah teladan literasi bagi anak didiknya, kata Dudung mengutip ucapan sang idola.
Prof.Surya bagi PGRI se Indonesia adalah sosok istimewa yang mampu menjadi rujukan berorganisasi dan memperjuangkan nasib dan martabat para guru. Sampai saat ini kiprah beliau walau sudah berusia lanjut masih penuh semangat dan tetap menjadi pribadi pembelajar. Seorang profesor yang terus belajar dan terus memberikan manfaat pada dunia pendidikan khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Prof.Surya pun mengapresiasi satu buku karangan Dudung Nurullah Koswara sebagai Ketua PGRI Kota Sukabumi dengan judul “PGRI Wajah Guru Indonesia” untuk dilaunching. Buku ini menurutnya sangat baik untuk dibedah bersama para guru di organisasi PGRI.
“PGRI akan besar bila para guru memiliki kesanggupan untuk terus belajar dan belajar. Melahirkan prestasi dan meningkatkan dedikasi pada dunia pendidikan,” tandasnya.