Pewarta : Liputan Khusus
Koran SINAR PAGI, Purwakarta,- Kasus meninggalnya seorang ibu hamil beserta anaknya di RS Bersalin yang cukup populer, RS.Bersalin Ibu dan Anak Dian, Jl.Cibogo Hilir, Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta, ternyata menjadi sorotan masyarakat luas, karena korban meninggal dengan tragis.
Dedih (suami korban), yang bekerja sebagai buruh mengatakan, kamis (19/ 01) tepatnya jam 11 siang, korban Wati (37) yang beralamat di Karangkawitan RT.04 RW.02 Desa Sadarkarya Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta, datang ke RS Bersalin Dian untuk melakukan kontrol kehamilan karena sudah waktunya melahirkan.
Namun korban kaget, karena saat di cek ternyata bayi sudah meninggal beberapa hari yang lalu, kemudian Dedih meminta perawat untuk menangani korban.
“Betul istri saya langsung di infus dan di beri obat perangsang, tapi saya khawatir sampai malam hari tidak ada reaksi, bagaimana bu..?? keluh Dedih pada perawat.
Merasa istrinya sudah kelelahan dan janggal melihat mulut berbusa, tepat jam 24.00 Wib, suami korban meminta pihak rumah sakit segera mengambil tindakan lain, tetapi sungguh disayangkan perawat tidak merespon sama sekali.
“Saya capek, kudu kumaha ..? jam berapa mak ? kapan beresnya mak..? keluh korban detik – detik sebelum meninggal.
Karena panik, Rs. Bersalin Dian memberikan rujukan ke RS.Siloam yang peralatanya lebih lengkap, namun sungguh ironis, saat dicek ternyata korban (wati) sudah meninggal beberapa waktu yang lalu.
Untuk memastikan, media KSP meminta konfirmasi dari pihak rumah sakit, namun humas sulit ditemui. Baru kemarin Rabu ( 28/02 ) dr.Tomie memberikan penjelasan .
“Memang diakui, saat itu kondisi korban masuk rumah sakit dalam keadaan sehat, tapi kita sudah lakukan penanganan medis sesuai SOP, ternyata diketahui setelah di diagnosa korban punya asma.. !! Elak Tomi.
Selanjutnya, Tomi menegaskan persoalan masalah meninggalnya pasien tersebut merupakan kewajaran .” Kalau masalah meninggal , itu biasa ada yang pro dan kontra dari pihak keluarganya!! tapi kenapa dipersoalkan,” cetus Tomie.
Untuk itu pihak keluarga korban belum bisa menerima kematian korban, pihak rumah sakit dianggap lalai sehingga menyebabkan hilangnya nyawa orang, seperti menyepelekan rakyat kecil.
“Kami meminta keadilan dan memohon pemerintah menyelidiki kasus tersebut, jangan rakyat kecil di jadikan alasan saja.!! Boro – boro bela sungkawa, susternya turun dari mobil ambulan juga tidak..!! Kesal suami korban dan ibunya.