Pewarta : Ester
Koran SINAR PAGI, Kota Medan,- Bertepatan dengan Internasional Hijab Days, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) melakukan aksi unjuk rasa dengan tajuk “Jeritan Rakyat untuk Jokowi” (Jerat Jokowi) dengan issue yang diusung antara lain, menolak impor beras dan gizi buruk yang melanda Suku Asmat di Papua.
Selain itu juga, KAMMI menolak Dwi Fungsi Polri, selanjutnya meminta untuk menghentikan kriminalisasi ulama serta menolak Permendikti Ormawa, yang merupakan isu sangat subtansial menurut KAMMI Medan.
Dalam orasinya Ketua KAMMI Sumut, Mangaraja Harahap menyampaikan, ada keanehan dalam kebijakan impor beras yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi. dirinya melihat ditengah kondisi panen raya dan banyaknya daerah yang swasembada beras justru pemerintahan Jokowi melalui Kementrian Perdagangan, Enggartiasto Lukita melakukan impor beras dengan jumlah yang tidak main-main hingga mencapai 500.000 ton.
Menurutnya, Enggartiasto Lukita sesuai yang tercantum dalam Permendagri No. 1/2018, jelas-jelas terlihat menyalahi aturan perundangan-undangan dan menabrak peraturan eksport import .
Terkait hal ini, dia menyatakan menolak impor beras dan menuntut Menteri Perdagangan untuk dipecat dari jabatannya.
Sementara Pengadilan Munthe, Korlap Aksi Jerat Jokowi dalam orasinya mengatakan, masalah lain yang cukup pelik saat ini adalah kondisi gizi buruk di Suku Asmat, Papua, dimana ditengah habisnya sumber daya alam Bumi Papua dikeruk dan penganggaran yang besar untuk pembangunan infrastruktur di Papua namun justru kondisi anak – anak Suku Asmat masih tertimpa gizi buruk hingga kondisi yang sangat akut, Lalu anggaran besar itu untuk siapa?, ujarnya berapi – api.
Orasi yang tak kalah bersemangat dilakukan Ridwan Pamungkas, Ketua KAMMI Komisariat Merah Putih yang menyampaikan selain dua masalah teesebut terdapat juga masalah mencoba menghidupkan kembali dwifungsi ABRI dalam gaya baru yakni dwifungsi Polri.
Menurutnya hal ini tidak bisa dimaafkan, karena jelas-jelas rezim ini mencoba kembali menghidupkan luka lama, ujarnya dengan nada bergetar menahan kemarahan.
Dalam aksi ini peserta aksi juga melakukan jalan jongkok sebagai bentuk protes dan ketidakberdayaan atas rezim ini, dimana kebenaran dipalsukan dan kepalsuan justru dianggap kebenaran!!
Hidup Mahasiswa!!!
Hidup Rakyat Indonesia!!!