Pewarta : Marbun Amsar
Koran SINAR PAGI, Sidikalang,- Asisten II Bidang Pembangunan Pemkab.Dairi Drs.Maek K Lumbantobing mengakui bila harga eceran elpiji 3 Kg yang disubsidi pemerintah untuk keluarga miskin yang tidak menentu berkisar antara Rp.25-30 ribu dirasa sangat membebani masyarakat kurang mampu.
Padahal Pemerintah Kabupaten Dairi telah membuat harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp.17.000 – Rp.18.000.untuk tiga wilayah sesuai dengan Peraturan Bupati Kabupaten Dairi ( Perbub).
Menurutnya, kelangkaan dan melonjaknya harga gas elfiji 3 Kg ini tak jarang akibat ulah orang – orang mampu (kaya) dan pengusaha restoran.
Dia juga berpesan kepada para pengelola pangkalan gas, untuk tidak menjual elpiji 3 kg kepada orang berkategori mampu secara ekonomi terutama kepada pengusaha restoran.
“Jadi, kalau masih ada orang – orang kaya atau pengusaha yang menggunakan elpiji 3 Kilogram pasti akan sulit memberantas kelangkaan elpiji bersubsidi itu di daerah ini, mereka kan mampu pakai elpiji 5-12 Kg,” ujar Lumbantobing.
Dia menegaskan bahwa gas elpiji 3 Kg tidak diperuntukkan bagi pengusaha restoran dan orang mampu (kaya), PNS, TNI dan Polri tapi hanya untuk kalangan orang miskin.
Diharapkan adanya kesadaran dari kalangan masyarakat mampu untuk tidak menggunakan elpiji bersubsidi, agar harganya bisa stabil sesuai dengan HET yang sudah ditentukan pemerintah.
“Kalau masih ada orang yang mampu atau pengusaha restoran menggunakan elpiji 3 kg, berarti sudah merampok hak orang miskin, mari kita bantu orang miskin dengan tidak menggunakan gas elpiji 3 kg,” kata Maek K Lumbantobing.