Pewarta : Wahyudi
Koran SINAR PAGI,Cimahi,- Kenaikan harga beras yang melambung tinggi, dapat memicu berbagai konflik sosial. Karena beras merupakan kebutuhan pokok utama yang harus dipenuhi setiap masyarakat, Hal inilah yang menjadi sorotan publik, di saat pemerintah menjelang pesta demokrasi.
Hasil pantauan tim liputan KSP, di berbagai pasar di Kota Cimahi, harga eceran beras termurah mencapai Rp 12.100, seperti Pasar Atas , Pasar Cimahi, pasar Cimindi dll. Ini sangat meresahkan masyarakat kecil, karena tingkat daya beli mereka rendah sementara harga terus melambung tinggi.
Kepala UPTD pasar kota Cimahi, Ade Jumara menanggapi, masalah kenaikan beras merupakan beban nasional karena bukan cuma di wilayah Cimahi, namun pihaknya tetap berupaya koordinasi.
” Sebenarnya masalah kenaikan harga beras ini , merupakan kewenangan pemerintah pusat. Tetapi kita tetap koordinasi dengan Bulog drive regional Jabar sebagai Leading sectornya supaya harga beras bisa dikendalikan.” paparnya.
Selanjutnya Ade meminta, semua pihak untuk tetap menjaga kondusifitas pasar baik pedagang maupun konsumennya.” Intinya jangan terpancing provokasi, kalau memang diperlukan kita siap adakan operasi pasar, bahkan pedagang pun siap untuk menjual beras impor, kalau memang harganya jauh lebih murah, ” kata Ade kepada media KSP beberapa waktu yang lalu. ( 28/01 ).
