Pewarta : adi / fitry

Koran SINAR PAGI, Tulung Selapan/OKI,- Daerah Perairan di Kecamatan Tulung Selapan Kab.OKI kurang mendapat perhatian serius dari pemerintah sehingga perkembangan desa menjadi terhambat.

Di Kecamatan Tulung Selapan, ada tujuh desa yang berada di perairan. Perjalanan pun ditempuh hanya lewat transportasi air dengan menggunakan speedboad dan sebagainya.

Adapun desa di daerah peraiaran tersebut diantaranya, Desa Simpang Tiga, Simpang Tiga Abadi, Simpang Tiga Sakti, Sungai Pedada, Simpang Tiga Makmur, Rantau Lurus, dan Kuala 12.

Dengan memakan waktu yang cukup lama bahkan sampai berjam-jam sehingga ongkos transportasi pun dibilang cukup mahal.

Saat media ini menyambangi desa-desa di perairan tersebut banyak keluh kesah yang dicurahkan masyarakat setempat.

Mulai dari pemerataan pembangunan yang dinilai tidak merata, sulitnya melakukan aktivitas karena daerah perairan hingga biaya ekonomi yang cukup tinggi, sementara mata pencaharian mereka hanya mengandalkan dari hasil laut.

Walau sebagian ada yang menjadi pengusaha burung walet. Tetapi semua itu hanya bagi masyarakat ekonomi tinggi karena modal untuk menjadi pengusaha walet lumayan besar.

Insfrastruktur jalan penghubung dari dusun satu ke dusun lainnya yakni jembatan titian bertiang berbahan kayu. Hanya sebagian saja yang dicor beton.

Belum adanya penerangan listrik masuk ke desa-desa, saat ini hanya menggunakan jenset.

Jaringan untuk komunikasi pun tidak tersedia sehingga sulit sekali untuk menerima berbagai informasi.

Sarana air bersih juga belum tersedia, untuk keperluan memasak mereka masyarakat terpaksa harus menggunakan air tadah hujan.

Sedangkan untuk kebutuhan mencuci, mandi yakni memanfaatkan air laut atau sungai.

Belum lagi dibidang pendidikan yang kondisinya serba minim bahkan ada gedung sekolah yang sudah tidak layak pakai.

Dan ada diantaranya tidak memiliki mobiler sama sekali. Sehingga anak didik hanya menggelar tikar dalam belajar.

Selanjutnya program satu desa satu PAUD belum juga terealisasi, masih ada desa yang belum memiliki gedung PAUD.

Beberapa masyarakat seperti Sumar, Eni, Helmi, Dori, kepada awak media ini mengatakan, desanya sulit sekali berkembang karena selain faktor di Perairan juga segala bentuk pembangunan yang di gaungkan pemerintah belum bisa dirasakan manfaatnya.

Alhasil perekonomian dan tingkat kesejahteraan masyarakat masih tergolong rendah.

Hal tersebut dibenarkan oleh beberapa Kades masing-masing.

Menurut para Kades, beruntung masih ada DD dan ADD yang dikucurkan pemerintah. Sehingga dana tersebut bisa dibangunkan untuk desanya.

Untuk itu, pemrintah diharapkan lebih memperhatikan keberadaan masyarakat daerah perairan agar berkembang layaknya desa di perkotaan.