Pewarta : Agus Lukman
Koran SINAR PAGI, Kabupaten Garut,- Bercermin dari Kemenangan Anis-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu, dimana tiga partai (PKS, Gerindra dan PAN) berkoalisi secara permanen. Koalisi tersebut kini terbentuk untuk Pilkada di 5 (lima) propinsi termasuk Jawa Barat, namun sayang untuk Pilkada Kabupaten Garut Jawa Barat belum dilakukan koalisi permanen oleh tiga partai tersebut.
Sekretaris Alumni 212 Kabupaten Garut, Ivan Rivanora mengatakan, koalisi 3 (tiga) partai tersebut bagi Alumni 212 merupakan alat perjuangan Ummat Islam dalam rangka menangkis berbagai pengaruh di era globalisasi.
“Koalisi tiga partai ternyata ampuh memenangkan pilkada DKI Jakarta dan tiga partai itu juga yang menolak penistaan agama dan perpu Ormas,” ujarnya, Rabu (03/01/18).
Justru kata Ivan, di Kabupaten Garut sendiri, PKS, Gerindra dan PAN belum terlihat ada rencana berkoalisi, bahkan, terlebih dahulu sudah menjalin koalisi dengan Partai Nasdem, sehingga alumni 212 mendesak agar ketiga partai tersebut segera berkoalisi.
“Jika tidak terjadi koalisi Gerindra, PKS dan PAN, maka kami akan mencabut dukungan kepada ketiga partai itu,” ungkap Ivan.
Lanjut Ivan, pihaknya membantah jika alumni 212 telah ikut dalam praktek politik praktis, pihaknya hanya ingin koalisi tiga partai di Garut mengikuti jejak keberhasilan DKI Jakarta.
“Kalau sudah berkoalisi, ya silahkan saja mau pilih untuk kepala daerah, kami hanya ingin perjuangan ini dilanjutkan, ” imbuhnya.
Sementara terjadinya koalisi tiga partai, yakni Gerindra, PKS dan Nasdem di Kabupaten Garut, mendapat sorotan sangat tajam bagi Nasdem sendiri. Yang mana Nasdem dituding telah menghianati koalisi KIH, yang secara politik mendukung pemerintahan Joko Widodo.
Bahkan lanjutnya, dalam slogan yang terpampang dalam baligo, Jokowi Presidenku dan Nasdem Partaiku, sangat tidak selaras dengan koalisi yang saat ini terjadi di Garut.