Pewarta :Avenk/Ida
Koran SINAR PAGI, Kota Sukabumi,- Dengan mengusung tema “Saya Berani, Saya Sehat” KPA (Komisi Penanggulangan Aids) Kota Sukabumi menggelar puncak acara peringatan Hari Aids Sedunia di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sukabumi, Selasa (19/12) yang turut dihadiri Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PPP, Reni Marlinawati, Wakil Walikota Sukabumi, Ahmad Fahmi, Muspida serta seluruh stakeholder KPA Kota Sukabumi.
Kemeriahan acara sempat berubah sendu saat tiba sesi testimoni dari salah satu orangtua anak pengidap HIV-Aids positif, menurut sang ibu, untuk bisa bertahan hidup, dirinya bersama sang buah hati harus mengkonsumsi obat ARV (antiretroviral) setiap hari sejak awal 2016 lalu, “Berkat kepedulian semua pihak, sekarang kami berangsur membaik, yang penting bagi ODHA jangan putus asa dan tetap semangat menjalani hidup, karena dengan semangat tinggi kualitas hidup akan jauh lebih baik” ucapnya.
Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PPP, Reni Marlinawati, memberi apresiasi tinggi terhadap upaya keras Pemerintah Kota Sukabumi dalam penanganan HIV-Aids, menurut Reni, Kota Sukabumi adalah kota yang sangat agresif dalam penanggulangan dan penanganan HIV-Aids, bahkan kata dia, Kota Sukabumi sudah menyediakan fasilitas dan penanganan yang baik terhadap anak – anak pengidap HIV-Aids yang menjadi korban akibat ulah orangtuanya,“Bagi penderita HIV, bukan berakhir segalanya, ada obat yang bernama ARV yang bisa menahan pertumbuhan virus penyakit ini,” ucap Reni.
Dikatakan Reni, Lapas merupakan satu tempat yang sangat rentan terhadap tumbuhnya HIV dengan berbagai alasan,”HIV harus menjadi perhatian bersama, karena seiring perubahan zaman, maka berubah juga perilaku atau gaya hidup masyarakat, sehingga hal ini menjadi salah satu faktor bertambahnya jumlah penderita HIV-Aids di dunia,” tegas Reni kepada awak media usai melakukan peninjauan ruang tahanan yang ada di Lapas Kelas II B Kota Suabumi.
Sementara Kalapas Kelas II B Sukabumi, Risman Somantri mengungkapkan, diantara sekian ratus Warga Binaan Pemasyarakatan Kelas II B Sukabumi ada 10 orang ODHA dan sudah mendapatkan penanganan sesuai standar melalui pemberian ARV, untuk menjaga agar CD 4 nya tidak menurun,”Sesuai peraturan perundangan – undangan yang tidak memperbolehkan adanya diskriminasi terhadap ODHA, maka penahanan 10 orang WBP ini tidak dipisahkan dengan WBP lainnya, karena memang mereka tidak sakit, hanya mengidap HIV, namun demikian kita terus dorong dan pastikan mereka mengkonsumsi ARV,” ujarnya.
Menurutnya, orang dengan HIV-Aids ini seperti fenomena gunung es, yang memiliki siklus panjang, sehingga harus bisa terdeteksi sejak awal, namun lanjutnya, pihaknya tidak bisa memaksa sekalipun kepada narapidana untuk melakukan test,”Kami tetap menghimbau kepada seluruh WBP agar secara sukarela mau memeriksakan diri,” kata Riswan.
Dengan dilaksanakannya Peringatan Hari Aids sedunia di Lapas yang dipimpinnya tersebut, dia berharap bisa membangun kembali kepercayaan diri WBP yang sudah hilang, bahwa ternyata banyak orang bahkan negara pun peduli terhadap penderitaannya,”Mudah – mudahan ini bisa membangkitkan kembali harapan mereka yang tadinya sudah sampai pada titik nadir”, pungkas Risman.