Pewarta : Fitri/Agus
Koran SINAR PAGI, Kabupaten Garut,- Tembok Penahan Tanah (TPT) Proyek Bendungan Copong, jaringan sekunder yang berlokasi di Kampung Karyasari RW 04, Desa Karyamukti, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, ambruk setelah diguyur hujan yang sangat lebat, Rabu (22/11) malam. Hal ini diduga akibat saat pengerjaan awal kedalaman pondasi tidak seimbang dengan ketingian TPT.
TPT yang ambruk, ujar Agus (50), Ketua LSM Laskar Indonesia Kecamatan Cibatu, dengan panjang kurang lebih 55 meter dan ketinggian 8 meter. Kondisi bangunan TPT tersebut sejak awal sudah terlihat tidak akan kuat menahan beban tanah terlebih saat di guyur hujan, pasalnya kondisi tanah tersebut sangat labil dan rentan kembali terjadi bencana longsor.
“Warga sangat kaget saat mendengar bangunan TPT Proyek Bendungan Copong ambruk lantaran diguyur hujan, soalnya, biaya yang dihabiskan dalam membuat TPT tersebut sangatlah besar,” ujarnya, Minggu (26/11) saat ditemui dilokasi.
Beruntung ambruknya TPT Bendungan Copong tersebut tidak mengakibatkan korban jiwa, namun demikian, warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi sampai saat ini masih dihantui ketakutan terjadi bencana susulan.
“Warga yang rumahnya berada tepat dibawah proyek Bendungan Copong jaringan sekunder masih dihantui ketakutan terjadi ambruk kembali TPT tersebut,” ucapnya.
Camat Cibatu Sardiman Tanjung menerangkan, robohnya TPT proyek Copong diduga akibat derasnya hujan yang seharian mengguyut wilayah Kabupaten Garut, Rabu (22/11) kemarin, dan TPT tak mampu menahan beban air, ungkapnya kepada Koran Sinar Pagi, saat dihubungi via telepon selulernya.
Dia menduga kejadian itu akibat pengerjaan pembangunan TPT lokasi Kp.Karyasari kurang maksimal,”Pengeraan pemasangan TPT di Kp.Karyasari Desa Karyamukti terlihat tidak ada pemasangan cakar ayam dan pondasi galian bawah pun kurang dalam, “ papar Sardiman.
Lanjut Camat, dengan kejadian robohnya bangunan TPT tersebut, pihaknya dan Kepala Desa Karyamukti tengah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, agar dapat dilanjutkan kembali pengerjaannya, mengingat proyek tersebut dalam tahapan masih pelaksanaan lanjutan,
Tanjung menambahkan, proyek itu merupakan salah satu pekerjaan rekanan yang terdulu,”Proyek pembangunan TPT yang kini jebol itu pelaksananya bukan PT Fatimah melainkan perusahaan sebelumnya yang mengerjakan,” pungkasnya.
Ambrolnya TPT Bendungan Copong juga sempat terjadi di beberapa titik lokasi, sebelumnya hal serupa juga terjadi di wilayah Kampung Rema, Desa Mekar Raya, Kecamatan Kersamanah, bahkan, sampai saat ini belum terlihat akan dilakukan perbaikan kembali.
Dari pantauan Koran SINAR PAGI, selain telah mengakibatkan beberapa bangunan rusak, hujan yang terjadi pada Rabu lalu itu telah pula mengakibatkan terjadi bencana alam dibeberapa wilayah lainnya seperti banjir bandang dan bencana tanah longsor di Kecamatan Malangbong, termasuk 8 titik longsor yang menutupi jalur perlintasan Kereta Api (KA).