Pewarta : Jeky E Saepudin
Koran SINAR PAGI, Sumedang

Pagelaran acara Haul atau memperingati wafatnya Pangeran Sugih ke 135 yang baru kali ini digelar di alun – alun Sumedang, Sabtu, (16/09) mendapat antusiasme dari kalangan masyarakat Sumedang dan sekitarnya.

Acara pembukaan yang rangkaiannya dimulai sejak pukul 10.30 wib, di hadiri oleh Bupati Sumedang Eka Setiawan, Sekda Sumedang Zaenal Alimin, juga turut hadir Euis Mulyati Sukarya salah satu tokoh yang getol bersosialisasi ke warga Sumedang terkait pencalonan dirinya pada Pilkada Sumedang 2018.Selain Euis hadir pula tokoh dan komunitas yang ada di Sumedang seperti komunitas para Asep juga dari paguron silat yang ada di Sumedang.

Acara yang digagas oleh para Nonoman Keraton Sumedang Larang ( NKSL ) bekerja sama dengan Pondok Pesantren Darussalam Tanjungsari pimpinan Ustad Fuad Ghinan Burhanudin ini terbilang sukses.

Di acara pembuka, pentas seni Karinding merupakan acara yang disajikan, dipentasnya paparkan sejarah Pangeran Sugih yang menurut tinta emas sejarah Sumedang dikatakan bahwa beliau yang bernama asli Raden Somanagara bergelar Raden Tumenggung Suria Kusumah Adinata yang memimpin Sumedang selama 46 tahun sejak tahun 1836 hingga wafatnya di tahun 1886, ia merupakan Bupati Sumedang yang telah berhasil membangun Sumedang di berbagai lini diantaranya membangun jalan – jalan, pertanian, peternakan, pengairan dan lainya hingga saat itu Sumedang menjadi kabupaten ternama di seantero jagat.

Selain itu, selain piawai membangun Sumedang ia pun termasuk pangeran yang dermawan pasalnyabanyak sekali mewakafkan hartanya untuk kepentingan umum dan sosial seperti Masjid Agung Sumedang, Pesantren Cipicung Conggeang juga lainya.

Keberhasilan pangeran itu kini diperingati oleh para keturunannya juga masyarakat Sumedang agar prestasi pangeran bisa dijadikan dasar atau contoh oleh para nonoman yang sedang manggung atau yang bakal manggung di Pilkada 2018.

Seperti yang disampaikan oleh Ketua Rukun Wargi Sumedang ( RWS ) cabang Sumedang Rd. Mochamad Zaetun Rangga Kusumah dilokasi mengatakan,”Dengan diperingati wafatnya Pangeran Sugih ini mudah – mudahan ada hikmahnya sebagai pangeling – ngeling bagi para inohong yang sedang melaksanakan jabatanya di pemerintahan maupun di legislasi agar bisa lebih giat lagi berkontribusi untuk membangun Sumedang seperti yang pernah Pangeran Sugih lakukan”, ujar nya.

Selain itu Ketua Panitia acara Rd. Lucky Djohari Soemawilaga disambutanya menyampaikan jika acara ini bukan untuk menunjukan keriaan tapi hanya sebatas pangeling – ngeling untuk warga Sumedang jika Pangeran Sugih di jamanya pernah berbuat yang terbaik untu Sumedang, terang nya.

Dalam sambutanya Bupati Sumedang mengatakan, seperti yang disampaikan oleh wa Ikik ( Raden Ikik Lukman Soemadisurya/ sesepuh Keraton Sumedang Larang) jika Sumedang menjadi SPBS ( Sumedang Puser Budaya Sunda) tidak semata – mata muncul tapi memang ada sejarahnya, dan sampai saat ini SPBS tidak pernah ada yang keberatan dari daerah lain, itu menunjukan memang Sumedang menjadi puser budaya dan itu tentunya diakui juga oleh daerah lain”, ujarnya.

Selanjutnya Eka berharap jika acara ini kedepanya bisa dihadiri oleh para kepala dinas terkait seperti Dinas Perikanan Peternakan, Dinas Pertanian karena Pangeran Sugih berprestasi di bidang itu,”Pak Sekda mestinya kepala dinas hadir di acara ini, seperti Dinas Pertanian atau Perikanan Peternakan, karena ada hubungannya”, ujar Eka Setiawan dipodium.

Di pembukaan itu Eka janji kedepanya acara ini akan didorong agar bisa lebih eksis lagi.