Oleh : Dudung Nurullah Koswara
(Ketua PGRI Kota Sukabumi)
Bila ada sosok guru luar biasa dan dianggap guru legenda yang hidup, layak diberikan kepada Prof.,Dr.,H. Moh.Surya. Mengapa beliau pantas mendapatkan julukan sebagai guru legenda? Ya, tiada lain karena beliau adalah sosok yang melegenda dalam dunia guru Indonesia.
Sahabat guru dimanapun berada kita berutang pada sosok Moh. Surya. Mengapa kita berutang? Karena beliaulah sosok pahlawan pencerah dan pensejahtera. Beliau memperjuangkan dan mendorong terlahirnya guru-guru kompeten dan guru sejahtera, mengubah Oemar Bakri menjadi H.Umar Bakri,M.Pd. Artinya mengubah kehidupan guru yang sebelumnya penuh derita finansial menjadi guru yang sejahtera dan kompeten.
Ratusan ribu guru bisa melanjutkan pendidikan jenjang S-1 dan S-2 dan berangkat ke tanah suci karena lahirnya TPG. Kesejahteraan guru berubah lebih baik karena saat Beliau menjabat sebagai Ketua Umum PB PGRI dengan sangat gigih “menagih” pemerintah untuk memperhatikan nasib para guru dan melaksanakan amanah undang-undang keluarnya anggaran 20 persen pendidikan.
Moh.Surya menjadi legenda dikalangan para guru karena Beliau adalah Sang Pembebas. Pembebas dari derita finansial para guru dan pembebas dari kejumudan mindset. Sosok Moh.Surya hadir menebarkan pengetahuan luar bisa yang dapat dikonsumsi publik guru Indonesia. Melalui buku, majalah, jurnal, artikel media masa, seminar dan beragam kegiatan pengembangan kompetensi guru secara langsung dihadapan para guru melalui organisasi PGRI.
Moh.Surya telah berhasil “menyengat” para guru agar tumbuh dan berkembang menjadi guru profesional dan dedikatif, plus meningkatkan kesejahteraan dengan dikabulkannya program TPG. Ini sebuah lompatan luar biasa yang berdampak sangat posistif terhadap kesejahteraan guru dan marwah kolektif guru Indonesia.
Jujur saya sebagai penulis dapat melanjutkan S-2 dan S-3 karena adanya TPG yang telah diperjuangkan Moh.Surya melalui PGRI. Sungguh sangat terasa manfaat buah perjuangan Beliau dalam “menyelamatkan” guru Indonesia dari segi kompetensi dan finansial. Setidaknya guru akan mendapatkan marwahnya karena dua hal, pertama karena kompetensinya dapat dipertanggung jawabkan dan yang kedua karena guru tidak miskin seperti Oemar Bakri.
Hal yang lebih inspiratif lagi adalah keteladanan mental pembelajarnya. Moh.Surya adalah sosok pembelajar sejati. Beliau memulai karir sebagai guru SD dari pinggiran dengan segala derita yang luar biasa hingga akhirnya menjadi gurunya para guru besar. Ia menjadi guru besar yang mencetak para doktor dan profesor. Ini sebuah realitas sosok inspiratif yang melegenda dalam dunia guru.
Moh.Surya adalah pembebas keterbatasan kompetensi profesional dan pembebas derita finansial para guru. Ia layak mendapatkan gelar sebagai Sang Pembebas. Bahkan bila harus ada pahlawan TPG, Beliaulah orangnya. Sungguh indah bila dunia pendidikan kita banyak didominasi oleh sosok-sosok hebat sebagai Sang Pembebas bukan sebaliknya didominasi oleh sosok-sosok pemalas yang hanya menikmati TPG namun abai pada tugas utamanya sebagai pendidik yang harus menjadi “pembebas” bagi peserta didiknya.
Bila kita belum mampu berjuang dan berperan seperti Moh.Surya setidaknya kita harus bersyukur atas nikmat TPG dengan melayani peserta didik secara maksimal dan merawat organisasi PGRI dengan baik. Sepeninggalan kepemimpinan Moh.Surya yang melegenda, kita rawat nama baik guru dan PGRI. Bisakah ? Harus bisa dan pasti bisa.