Pewarta : adi / fitry
Koran SINAR PAGI, Kayuagung OKI

Isu dugaan tidak adanya ketransfaranan dalam pengelolaan dana PGRI tingkat Kabupaten OKI terus mencuat. Karena para anggota mempertanyakan kemana dana iuran mereka yang selama ini disetor. Sementara kegiatan untuk Kabupaten dianggap nihil.

Seperti di beritakan sebelumnya bahwa dana PGRI OKI dipertanyakan?. Banyak diantara para guru PNS yang tergabung di PGRI mempertanyakan dana iuran PGRI mereka sebagai anggota.

Karena menurut mereka selama ini PGRI Kabupaten tidak ada kegiatan sama sekali atau nihil realisasi kegiatan. Yang ada hanya kegiatan di tingkat Kecamatan-Kecamatan saja.

Menurut sumber yang didapat di lapangan, A dan H ternyata setiap bulan mereka di potong gaji sebesar Rp.10.000 per bulan untuk membayar setoran dana iuran PGRI. Sementara kegiatannya tidak ada.

Memang diakui sumber tadi, sebelumnya iuaran mereka sebesar Rp.5000,- per bulan. Tetapi, sekarang naik menjadi Rp.10.000,- per bulan.

“PGRI itu tidak jauh beda dari jualan Kalender", karena setiap tahun anggota harus membeli kalender, kemudian kartu PGRI dan baju PGRI. Sementara kami tiap bulan harus potong gaji untuk iuran. Jadi, buat apa dana yang kami setor kalo semuanya harus beli? Kemana dana tersebut? Kegiatan juga tidak ada?", ujar sumber tadi serius

Menanggapi hal itu, Ketua PGRI Kabupaten OKI, H. Husin, SPd yang juga merupakan Sekda Kabupaten OKI ini mengatakan, bahwa untuk segala bentuk yang berkaitan dengan keluar masuknya keuangan di PGRI silahkan tanya langsung ke Bendahara PGRI Kabupaten.

Dan dana PGRI itu, lanjut Husin, tidak hanya untuk Kabupaten saja tetapi juga untuk PGRI Provinsi dan juga PGRI Pusat.

“Silahkan kalian tanya langsung ke Bendahara PGRI keluar masuknya uang tersebut karena saya kurang paham”, ujar Husin.

Diakui Husin, untuk tingkat Kabupaten memang tidak ada kegiatan yang sifatnya megah atau mewah tetapi pihaknya hanya melakukan pembinaan. Dan ditiap Kecamatan kegiatan PGRI itu semuanya terlaksana.