Pewarta : Avenk
Koran SINAR PAGI, Sukabumi
Fungsi atau hakikat utama Bea Meterai adalah pajak dokumen yang dibebankan oleh negara untuk dokumen – dokumen tertentu, lalu apa jadinya nasib dokumen – dokumen yang sebagai syarat sahnya mengharuskan ditempeli materai, jika benda berharga yang dikeluarkan oleh negara tersebut sulit didapatkan ?
Seperti halnya yang terjadi di Palabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi, kelangkaan materai 6.000 terjadi sejak seminggu sebelum Hari Raya Idul Fitri 1438 H yang lalu.
kelangkaan tersebut diduga akibat dibeli borongan oleh orang – orang tertentu untuk menangguk keuntungan besar, dimana materai 6.000 ini dipasaran dijual dengan harga Rp.7.500,-/lembar,”Sejak seminggu sebelum lebaran materai 6.000 sulit didapatkan, bahkan boleh dibilang hilang dari pasaran,” ucap Iwa Kartiwa seorang pengusaha yang selalu membutuhkan materai untuk melengkapi dokumen – dokumen nya.
Dia mengaku sangat terganggu dengan kondisi tersebut,”Hari ini saya sudah keliling Palabuhan Ratu mencari materai, mulai dari Kantor Pos hingga ke pengecer, baru dapat disini, kalau begini terus bisa menghambat usaha saya,” katanya sambil menepuk jidat menandakan kesal.
Seorang pemilik gerai Foto Copy Raisa yang biasa menjual eceran materai mengaku baru hari ini, Rabu (05/07) bisa mendapatkan kembali materai 6.000 dari Kantor Pos cabang Palabuhan Ratu, setelah beberapa hari sulit mendapatkannya.
Kondisi seperti ini tentu menjadi kendala tersendiri bagi kelancaran berbagai urusan penting masyarakat yang mengharuskan penggunaan materai tempel dalam kelengkapan dokumen.
