Pewarta : Herlina
Koran SINAR PAGI, Kabupaten Bandung Barat
Komite Sekolah sebagai wadah penyaluran aspirasi wali murid memiliki andil yang tidak sedikit dalam perkembangan pendidikan di sekolah mulai dari tingkat SD.SMP.SMA dan SMK. Kepengurusan Komite Sekolah dilakukan pergantian sekali 4 tahun. Dengan berakhirnya kepengurusan komite periode Periode 2016-2019, Belum lama ini dilakukan pemilihan pengurus komite menggantikan kepengurusan yang dilaksanakan secara estafet, bergantian dibagi beberapa UPT – Pendidikan sebanyak 16 kecamatan yang ada di KBB.
Selasa (14/02) kemarin siang telah dilaksanakan pengukuhan dan pelantikan UPT Cipatat dan Saguling. Hadir pada kesempatan tersebut Bupati Bandung Barat, H.Abubakar beserta Ibu Hj.Elin Suharliah Abubakar, PJS Kepala Dinas Pendidikan Imam Santoso didampingi Kepala Bidang SD dan SMP, Camat, Sekdis Perhubungan KBB dan pejabat yang berkompeten di dunia pendidikan Prof. Daeng.
Kegiatan tersebut dihadiri pula, Kepala sekolah, guru dan wali murid, majelis guru serta pengurus komite sekolah periode sebelumnya, selain itu pengukuhan ini juga disaksikan oleh seluruh tamu undangan yang hadir. Seperti Pejabat Lintas Sektoral, Tokoh masyarakat dan alim ulama.
Maksud dan Tujuan diadakannya Pengukuhan dan Pelantikan Pengurus Komite sekolah ini untuk menyebar tanggung jawab dan kewenangan pengelolaan pendidikan dengan mendorong para tenaga pendidik dan kependidikan agar tetap fokus memajukan pendidikan. Anggota komite sekolah ini terdiri dari unsur orang tua/ wali siswa, komunitas sekolah serta tokoh masyarakat yang peduli terhadap pendidikan.
Bupati Bandung Barat, H. Abubakar, dalam sambutannya mengatakan, Kehadiran unsur masyarakat dalam komite sekolah merupakan kebijakan pemerintah dalam mendorong cita-cita luhur pendidikan untuk lebih mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang lebih baik, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
“Kebersamaan komite sekolah dengan unsur sekolah diharapkan akan berdampak pada peningkatan kualitas dan aksesabilitas pendidikan di Kab. Bandung Barat. Tentu saja sesuai dengan tugas dan kewenangannya masing-masing,” terang Abubakar pada Pelantikan dan Pengukuhan Komite Sekolah tingkat SD, SMP dan SMA se – Kecamatan Cipatat dan Saguling Periode 2016-2019 di SDN.2 Rajamandala Kulon.
Menurutnya, berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang diatur secara teknis melalui Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, tanggung jawab pengeolaan pendidikan telah dibagi.
Terhitung mulai 1 Januari 2017 pengelolaan pendidikan jenjang SMA dan SMK ditangani oleh Pemerintah Provinsi, sehingga Pemda bisa lebih fokus pada pengelolaan Pendidikan Dasar mulai Pendidikan Anak Usia Dini, SD dan SMP.
Meskipun demikian, lanjutnya, bukan berarti Pemda melepas begitu saja pendidikan jenjang SMA dan SMK, karena para siswanya masih tetap menjadi masyarakat Kab. Bandung Barat dan harus tetap mendapatkan perhatian khusus.
“Kami tetap mengalokasikan anggaran khusus pendidikan jenjang SMA dan SMK dalam bentuk beasiswa yang diperuntukan kepada para siswa berprestasi dengan alokasi dana mencapai Rp. 10 Milyar sebagai salah satu ikhtiar Pemda dalam mewujudkan Visi Bandung Barat CERMAT melalui bidang pendidikan,” ungkapnya.
Berkaitan dengan pendidikan, Ketua Pusat Perlindungan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kab. Bandung Barat, Hj. Elin S. Abubakar meminta para orangtua dan seluruh masyarakat untuk meningkatkan pendidikan moral dan karakter terutama kepada generasi muda termasuk didalamnya para pelajar untuk meminimalisir terjadinya kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang kerap terjadi dallam kehidupan sehari-hari.
“Pelajar rentan terhadap kasus KDRT, baik sebagai korban maupun pelaku, dengan menanamkan pendidikan mental dan karakter merupakan salah satu upaya kita untuk meminimalisir kasus serupa,” tuturnya.
Secara kuantitatif, Elin mengatakan, dari tahun ketahun tindak KDRT di Kab. Bandung Barat terus mengalami penurunan. Pada 2013 lalu tercatat telah terjadi 50 kasus KDRT yang dilaporkan ke P2TP2A KBB dan pada 2016 hanya ada 25 laporan kasus saja. “Angka tersebut menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat, terutama kaum pria dalam melindungi kaum perempuan dan anak terus mengalami peningkatan,” ungkapnya.
Tokoh masyarakat Desa Cioray Cipatat, Alex Sutisna yang selalu hadir di setiap kegiatan pengukuhan dan pelantikan Komite Sekolah