Minggu, Desember 15, 2024

Saatnya Pemuda Indonesia Menjadi Pengendali Dan Teladan Dunia

Oleh: Dwi Arifin, (aktif sebagai Guru Kewirausahaan SMK, Redaktur, Khotib Jum’at,  Duta Baca Forum pecinta baca Jawa Barat)

Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda

Dalam sejarah peradaban, orang-orang beriman dan bertakwa (insan islam), selalu menjadi teladan, sehingga menjadi penguasa peradaban. Indonesia memiliki jumlah terbanyak penganut islam. Mampukah umat islam Indonesia menjadi teladan dan penguasa peradaban kembali yang telah dipegang orang islam terdahulu? Negara-negara besar yang sekarang tergolong maju belum tentu akan sama maju pada masa yang akan datang karena pusat daya tarik dunia mulai bergerak dari Atlantik ke Asia Pasifik.

Titik ketertarikan negara-negara barat dan timur untuk berinvestasi ke indonesia sangat dominan. Ini pertanda bahwa negara indonesia dalam perkembangan pembangunan didukung negara lain. Ini menjadi manfaat dan peluang besar bagi indonesia mengendalikan aset investasi yang masuk menjadi kunci merubah negara berkembang menjadi negara maju. Dan menjadi titik pengendali pusat peradaban dunia. Dahulu Madinah dan mekkah adalah penguasa dunia, negara yang berada dititik tengah dunia. Lalu dilanjut dengan Turki menjadi pusat pengendali dunia, negara paling barat didunia. Selanjutnya Indonesia negara paling timur didunia, diprediksi akan mendapatkan giliran menjadi penguasa dunia.

Generasi muda harus optimis dan mempersiapkan karya untuk menjadi pengendali peradaban dimasa yang akan datang. Karena titik ketertarikan negara-negara lain untuk berinvestasi di negara indonesia sangat dominan.

Mari kita persiapkan diri mencetak generasi bangsa dan berupaya menjadi bangsa yang unggul. Ini waktu yang tepat menjunjung tinggi martabat bangsa. Bukan negara ini kekurangan SDA, tapi negara ini kekurangan SDM yang berkualitas untuk mengelola SDAnya. Sehingga negara kita dikelola dan dinikmati warga negara lain.

Masa depan bangsa ada ditangan pribumi, bukan ditangan bangsa lain. Jangan sampai penjajahan terjadi lagi. Jangan biarkan negara lain, mengelola dan menguasai aset bangsa. Generasi muda berperan memegang masa depan bangsa. Saatnya yang tua menjadi teladan, dan yang muda mulai berkarya dan mandiri.

Bagaiaman bisa menjadi bangsa yang unggul dan bermartabat, jika dengan sebangsa dan setanah air. Kita sering berkonflik. Sadarkah kita bahwa negara yang kuat terletak pada jiwa-jiwa persatuan bangsanya.

Bagaimana bisa menjadi bangsa yang unggul dan bermartabat. Jika orang orang yang dianggap teladan, berprilaku pelanggar. Alim ulama membatasi pergaulan tidak hadir menjadi cahaya di gelapnya kebodohan yang dianut rakyat. Jangan sampai orang kaya tumbuh dengan sikap keserakahannya, dan orang miskin menderita karena tidak mendapatkan sikap kedermawannya. “Kita merdeka bersama, maka sudah sewajarnya kita memikirkan nasib saudara kita sebangsa dan setanah air, masa depan bangsa”

Bagaimana mau menjadi negara yang unggul. Kalau kebisaan buruk bangun kesiangan melekat di generasi muda. Disaat warga negara maju sudah bangun pagi dan berkarya dialam nyata, warga negara berkembang masih dialam mimpi menikmati tidurnya. Budaya bangun pagi adalah budayanya para raja, orang-orang yang beriman, orang-orang yang kuat, budayanya warga negara maju. “Kebiasaan baik menjadikan kita menjadi terbaik, Kebiasaan berkarya menjadikan kita kaya. Kebiasaan bekerjasama menjadikan kita kuat. Dan kebiasaan berdo‘a mensempurnakan semuanya“

Khusus bagi generasi muda mari kita teladani para genarasi muda yang sukses membawa paradaban yang lebih baik. Pemuda memainkan peran penting dalam keberhasilan agama maupun negara. Tak salah, jika Rasul saww benar-benar memerhatikan pemuda. Mari kita lihat beberapa contohnya.

  1. Mush’ab bin Umair, Duta Pertama Nabi saww

Seperti yang dicatat sejarah, Nabi mengutus Mush’ab bin Umair untuk menyebarkan Islam di Yastrib (Madinah) atas permintaan As’ad bin Zurarah, pemuka Yastrib.

Mush’ab adalah pemuda yang berwibawa, cerdas, serta tampan. Lewat kepandaiannya, Sa’ad bin Muadz dan Usaid bin Huzair, pemuda Bani Abd Al-asyhal, memeluk Islam. Yang kemudian diikuti oleh seluruh anggota Bani Abd Al-asyhal. Bahkan, Mush’ab menjadi imam salat jum’at pertama di Yastrib.

Yang harus diperhatikan disini ialah kepercayaan penuh Nabi saww terhadap Mush’ab bin Umair. Karena ini adalah perwakilan pertama Nabi, maka ‘sudah sepantasnya, bila untuk tugas yang sangat penting ini dipilih oleh seseorang yang memiliki kecakapan dan kelayakan yang diperlukan.’ Kita bisa memandang hal ini sebagai bentuk perhatian penuh Nabi SAW terhadap kaum muda.

  1. Uttab bin Usaid, Gubernur Pertama Mekkah

Dalam pengangkatan Attab bin Usaid sebagai gubernur, Rasulullah saww menulis surat kepadanya, ‘Rasulullah mengangkat Uttab bin Usaid yang berusia 21 tahun untuk menjadi walikota Mekkah. Beliau menyuruhnya agar mengimami salat orang-orang. Dia adalah pemimpin pertama yang mengimami salat berjamaah setelah penaklukan Mekkah’ Sekali lagi, Nabi merasa bahwa usia muda bukanlah penghambat untuk mendapat tanggung jawab besar.

  1. Usamah bin Zaid, Komandan Perang Melawan Romawi

Umurnya masih 18 tahun, ketika Nabi mengangkatnya sebagai komandan pasukan Islam. Pengangkatan ini, sebagaimana yang tercatat dalam sejarah, mendapat kritikan dan penolakan dari sebagian sahabat. Mendengar penolakan ini, Nabi saww, yang saat itu tengah sakit, keluar dari rumah dan naik ke mimbar. Setelah memuji Allah, beliau bersabda, “Wahai manusia! Saya sangat sedih karena penundaan keberangkatan tentara itu. Nampaknya, kepemimpinan Usamah tidak disukai oleh sebagian dari Anda. Dan Anda pun mengajukan kebaratan. Namun, keberatan dan pembangkangan Anda ini bukanlah pertama kali. Sebelum ini, Anda juga mengkritik kepemimpinan Zaid, ayah Usamah. Saya bersumpah demi Allah bahwa ia pantas untuk jabatan ini, begitu pula putranya. Saya menyayanginya. Wahai manusia! berlaku baiklah kepadanya. Ia salah seorang yang baik di antara Anda sekalian.”

Menurut Ayatullah Ja’far Subhani, dalam bukunya Ar-risalah, menjelaskan setidaknya ada dua alasan penunjukan Usamah sebagai komandan perang. Pertama, beliau hendak mengimbali Usamah karena musibah yang menimpanya dengan gugurnya ayahnya di medan perang Mu’tah, sekaligus mengangkat kepribadian dan kemampuannya. Kedua, beliau hendak menghidupkan pembagian kerja dan jabatan atas dasar kepribadian dan kemampuan, dan hendak menjelaskan bahwa jabatan dan kedudukan umum hanya menuntut kemampuan dan kecakapan, dan tidak ada kaitannya dengan usia, sehingga orang-orang muda dapat mempersiapkan diri untuk tugas umum yang penting.

4.Rafael,  Siswa SMA berwirausaha alat olahraga omset 150 juta/bulan.

Berawal dari hobi olahraga, Rafael Rizki Adventus (Rizki) mulai membangun usahanya. Anak muda kelahiran Jakarta, 4 September 1994 ini melihat peluang bisnis dari pembuatan kostum basket dan futsal yang digandrungi anak-anak seusianya.

“ABG yang memiliki hobi olah raga, basket dan futsal. Berangkat  dengan latar belakang keluarga yang kurang mampu, di mana teman-teman saya orang yang berkecukupan. Dia berpikir untuk sukses semuda-mudnya, harus bisa berhasil dan membahagiakan kedua orang tuanya

Di awal usahanya, Rizki mengaku tidak memiliki modal besar untuk memulai usaha. Yang dia punya hanyalah niat dan keberanian. Kemudian Rizki menjalin kerja sama dengan rumah-rumah produksi yang membuat jersey, jaket, kaos basket dan kaos futsal.

Dengan bendera atau label ‘Motion’ Rizki dengan sabar dan ulet menjajakan barang dagangannya. Siswa kelas 3 SMA Sang Timur Jakarta ini kini sudah bisa tersenyum menikmati kerja kerasnya. “Omzet ya Rp 100 juta hingga Rp 150 juta per bulan dengan keuntungan 20-30 persen,”

5.Diki Suryaatmadja, Remaja Menjadi Mahasiwa Diluar Negeri

Menjadi sebuah kebanggaan bagi warga negara indonesia, ketika generasi penerus bangsa menjadi teladan dinegara lain. Mengharumkan nama bangsa dan meninggikan martabat bangsa. Hal ini didasari oleh Diki Suryaatmadja yang berkuliah di Universitas Waterloo Kanada.

Ada pemandangan istimewa saat proses perkuliahan di Universitas Waterloo, Ontario, Kanada, dimulai pada bulan September 2016 ini. Di antara sekian banyak mahasiswa baru yang masuk ke sana, ada seorang bocah berusia 12 tahun yang menjadi mahasiswa termuda dalam sejarah universitas itu.

Uniknya pula, bocah bernama Diki Suryaatmadja yang mendapat kehormatan mendalami ilmu fisika tersebut berasal dari Indonesia. Diki mengambil jalur akselerasi sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di Indonesia. Diki diterima di Universitas Waterloo sebagai murid kehormatan. Selain mempelajari fisika, Diki pun akan mengambil kelas kimia, matematika, dan ekonomi.

Meskipun baru berusia 12 tahun dan mendarat di Kanada awal minggu ini, Diki mengaku sudah menangkap impresi pertama tentang “rumah barunya”. Diki yang memiliki banyak ide diantaranya adalah menciptakan sumber energi yang lebih murah dan bisa diperbarui. Berpikir merubah dunia dengan dasar ilmu fisika. Dia beripikir “Saya ingin mengubah dunia, Saya masih muda, dan saya masih memiliki waktu yang panjang,” ungkapnya tantang masa depannya. Maka disinilah semua pihak harus bisa mengambil hikmah, inspirasi dan hal baru dari Diki Suryaatmajda.

Sejak kecil, dalam usia 2 tahun diki sudah mengenal dunia baca tulis dan usia 3 tahun sudah pandai berhitung. Dalam proses pendidikan dengan kedisiplinan, kerajinannya dan kecerdasannya yang tumbuh. Memampukan Diki meloncat dari kelas 1 ke kelas 3 saat duduk di sekolah dasar. Dan mengikuti ujian persamaan setingkat sekolah menengah pertama. Dan dengan ijazah persamaannya masuk ke SMA dan lulus di usia 12 tahun.

Dari para pemuda ini, dapat ditarik hikmah bahwa kaum muda pantas mendapatkan tanggung jawab dan tugas dalam menyebarkan dan menjaga Islam. Menjaga dan menujung tinggi martabat, reputasi dan kekuatan negaranya. Sebagaimana yang telah dilakukan Rasul SAW sendiri. Beliau tak segan-segan menunjuk para pemuda untuk memikul tanggung jawab yang berat seperti duta ke Yastrib, gubernur Mekkah dan komandan perang

Mari kita renungi bersama makna sumpah pemuda:

Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Media Sosial

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine

Berita Terbaru