Pewarta Eno Moreno
Koran SINAR PAGI, Tasikmalaya
Upaya Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya dalam mendukung pencapaian swasembada beras dengan mencetak sawah baru mendapat apresiasi khusus dari Pemerintah Pusat.
Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian Republik Indonesia, selaku Ketua Upaya Khusus (Upsus) Pertanian Provinsi Jawa Barat Ir.Banun Hartini, M.Sc., menghadiri acaraTanam Perdana Padi di lokasi Cetak Sawah Baru tersebut beberapa waktu lalu di Desa Padawaras Kecamatan Padawaras.
Acara tersebut dihadiri Koordinator Satgas Sergap (Serapan Gabah Petani) Mabes TNI-AD Brigjen TNI Dudung Abdulrahman, Direktur Irigasi Pertanian Dirjen PSP Kementrian Pertanian RI Ir.Tunggul Imam Panuju M.Sc, Danrem 02 Tarumanegara Kolonel Inf Joko Susilo, Asisten Pemerintahan Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jawa Barat Denny Juanda, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya, Dr.Mohammad Zen, M.Pd., Dandim 0612 Tasikmalaya Letkol Inf Kurniawan M.MGT, M.MDS, para tokoh agama dan tokoh masyarakat, para pengurus dan anggota kelompok tani, para pendamping petani dari TNI – AD serta para penyuluh pertanian.
Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian Republik Indonesia membacakan sambutan Menteri Pertanian RI mengatakan, kegiatan cetak sawah sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam peningkatan produksi dan mempertahankan swasembada beras di Indonesia.
Provinsi Jawa Barat menurut Banun merupakan salah satu lumbung padi nasional sehingga Pemerintah melalui Kementerian memberikan perhatian dan dukungan yang besar melalui program Upaya Khusus Padi Jagung Kedelai (UPSUS Pajaledi) Jawa Barat.
“Program ini dilakukan melalui penyempurnaan berbagai kebijakan,peningkatan produktivitashasil baik kegiatan on farmmaupun pasca panen, perbaikan infrastruktur,dan tata niaga komuditas padi, jagung dan kedelai” ujar Banun.
Banun menjelaskan, Meskipun dihadapkan beberapa kendala anatar lain adanya fungsi lahan yang cukup besar, perubahan iklim akibat el nino, kerusakan jaringan irigasi primer yang merupakan salah satu kendala terberat dalam upaya kita mencapai swasembada padi, Pemerintah bersama para petani dan jajaran TNI tidak patah semangat dan terus berupaya dengan segala langkah yang positif.
“Kegiatan cetak sawah ini merupakan kompensasi atas adanya alih fungsi lahan untuk keperluan pemukiman dan industri yang tidak mungkin untuk dipertahankan secara alami, akibat pertambahan penduduk, pemerintah menargetkan cetak sawah secara nasional seluas 1 juta hektar sampai dengan tahun 2019” tarang Banun.
Ada berbagai langkah yang telah dilakukan Kementerian Pertanian antara lain dengan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produktifitas padi antara lain dengan meningkatkan Luas Tambah Tanam (LTT).
Target LTT Jawa Barat untuk tahun 2016 adalah sebesar 2,04 Juta hektar sesuai dengan perencanaan bahwa target LTT Jawa Barat untuk periode Bulan April hinggaBulan September Tahun 2016 adalah sebesar 1,04 juta Hektar dan realisasi LTT Jawa Barat sampai dengan Bulan Agustus 2016 tercapai 850.724 hekter atau sekitar 81.73 %.
Strategi lain yang dipersiapkan pemerintah untuk menyiasati keterbatasan luas lahan yang makin sempit akibat terjadinya alih fungsi lahan, adalah perbaikan jaringan irigasi agar dapat dilakukan peningkatan Indeks Pertanaman (IP) menjadi 3 kali dalam setahun. “Peningkatan IP di Jawa Barat ini antara lain dilakukan dengan mengoptimalkan ketersediaan air waduk jati Gede. Sehingga diharapkan beberapa wilayah di Kabupaten Majalengka, Sumedang, Indramayu, Cirebon, Karawang dan Subang dalam satu tahun dapat dilakukan 3 kali tanam padi” Jelas Banun.
Banun menambahkan, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa tahun ini Indonesia mengalami musim kemarau basah, sehingga kondisi ini sangat mendukung tercapainya target produksi padi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, pemanfaatan ketersediaan air dengan melakukan percepatan tanam untuk terget April hingga September 2016 yang tinggal Satu Bulan lagi. “Mari kita kejar LTT pada setiap Kabupaten yang ada di Jawa Barat,sehingga tidak ada kata-kata impor beras yang bakal kita dengar” ajak Banun.
Banun secara khusus mengapresiasi cetak sawah di Kabupaten Tasikmalayayang dapat dimanfaatkan secara langsung untuk meningkatkan LTT dan produksi Tanaman Pangan khususnya padi.“Komitmen untuk pemanfaatan lahan sawah baru yang telah dicetak perlu dioptimalisai pemanfaatannya agar tidak menyemak kembali,tidak ada alih fungsi dan diharapkan produktifitas padi semakin membaik” Pungkas Banun
Pada saat yang sama Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya Dr.Mohammad Zen, M.Pd., saat membacakan sambutan Bupati Tasikmalaya mengatakan, aspek lahan merupakan komponen yang paling utamadalam upaya pencapaian swasembada pangan berkelanjutan yang tidak tergantikan. Hal ini sangat beralasan karena penduduk kabupaten Tasikmalaya sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani yang bermukim di desa.Masyarakat petani menurut Zen memiliki ciri-ciri pemilikan lahan sempit dengan rata-rata 0.25 hektar, pemanfaatan tenaga kerja keluarga, akses terhadap pasar yang masih lemah, dan akses terhadap modal yang terbatas.
Zen menambahkan, Pertanian merupakan sektor penting pada perekonomian di Kabupaten Tasikmalaya dan mempunyai sumbangan yang signifikan terhadap produk domestik bruto, peningkatan devisa, dan peningkatan pendapatan petani.
Program cetak sawah di kabupaten Tasikmalaya merupakan alih fungsilahan yang tidak bisa dihindari sejalan dengan berjalannya pembangunan.“Berdasarkan survey Yang telah dilaksanakan di Kabupaten Tasikmalaya potensi cetak sawah sebesar 1263 hektar, yang baruterealisasi hanya 100 Hektar” jelas Zen.