Oleh: Dwi Arifin, Guru Kewirausahaan SMK dan Duta Baca Jawa Barat
Menjadi sebuah kebanggaan bagi warga negara indonesia, ketika generasi penerus bangsa menjadi teladan dinegara lain. Mengharumkan nama bangsa dan meninggikan martabat bangsa. Hal ini didasari oleh Diki Suryaatmadja yang berkuliah di Universitas Waterloo Kanada.
Ada pemandangan istimewa saat proses perkuliahan di Universitas Waterloo, Ontario, Kanada, dimulai pada bulan September 2016 ini. Di antara sekian banyak mahasiswa baru yang masuk ke sana, ada seorang bocah berusia 12 tahun yang menjadi mahasiswa termuda dalam sejarah universitas itu.
Uniknya pula, bocah bernama Diki Suryaatmadja yang mendapat kehormatan mendalami ilmu fisika tersebut berasal dari Indonesia. Diki mengambil jalur akselerasi sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di Indonesia. Diki diterima di Universitas Waterloo sebagai murid kehormatan. Selain mempelajari fisika, Diki pun akan mengambil kelas kimia, matematika, dan ekonomi.
Meskipun baru berusia 12 tahun dan mendarat di Kanada awal minggu ini, Diki mengaku sudah menangkap impresi pertama tentang “rumah barunya”. Diki yang memiliki banyak ide diantaranya adalah menciptakan sumber energi yang lebih murah dan bisa diperbarui. Berpikir merubah dunia dengan dasar ilmu fisika. Dia beripikir “Saya ingin mengubah dunia, Saya masih muda, dan saya masih memiliki waktu yang panjang,” ungkapnya tantang masa depannya. Maka disinilah semua pihak harus bisa mengambil hikmah, inspirasi dan hal baru dari Diki Suryaatmajda.
Sejak kecil, dalam usia 2 tahun diki sudah mengenal dunia baca tulis dan usia 3 tahun sudah pandai berhitung. Dalam proses pendidikan dengan kedisiplinan, kerajinannya dan kecerdasannya yang tumbuh. Memampukan Diki meloncat dari kelas 1 ke kelas 3 saat duduk di sekolah dasar. Dan mengikuti ujian persamaan setingkat sekolah menengah pertama. Dan dengan ijazah persamaannya masuk ke SMA dan lulus di usia 12 tahun.
Kurikulum yang berlaku saat ini, yang sering berubah-ubah. Sudah saatnya harus dirubah dari segi waktu proses pembelajaran. Pendidikan sekolah dasar hingga menegah atas yang harus ditempuh dengan waktu 12 tahun. Dinilai cukup lama dan tidak efesien. Maka dari itu semua pemerhati dunia pendidikan dan pihak pemerintah. Sudah saatnya merubah proses belajar untuk generasi bangsa yang lambat menjadi singkat, yang boros menjadi hemat, dan yang terlalu penuh teoritis menjadi penuh praktis dan penuh karya.